Pengungsi Rohingya Hadapi Krisis Setelah Kekerasan di Myanmar

Reporter

Editor

Budi Riza

Sabtu, 2 September 2017 11:09 WIB

Kelopok stnis Rohingya menempati sebuah tempat penampungan usai kembali terjadinya serangan pada pemukiman merekan, di Kamp Pengungsi Terdaftar Kutupalang, di Cox Bazar, Bangladesh, 30 Agustus 2017. Serangan dan kekerasan pada etnis Rohingya kembali terjadi, hingga kini jumlah korban tewas sudah mencapai 1.000 orang. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar 120.000 orang terutama warga muslim Rohingya terlantar karena tidak menerima suplai bahan makanan atau perawatan kesehatan di negara bagian Rakhine di Myanmar. Ini terjadi setelah PBB dan kelompok-kelompok kemanusiaan menghentikan bantuan terkait konflik yang merebak antara pemerintah Myanmar dan kelompok pemberontak.


Setidaknya hampir 400 orang tewas dalam pertempuran yang terjadi setelah militan Rohingya menyerang pos polisi dan pangkalan militer sepekan yang lalu.


Baca: Militer Myanmar Bunuh Kaum Rohingnya Termasuk Bayi



Dampak dari konflik ini menyebar ke ibu kota negara bagian Sittwe. Sekitar 90.000 orang Rohingya tinggal di penampungan sejak terjadinya kekerasan pada 2012 lalu dan menewaskan hampir 200 orang. Sementara sebagian dari etnis Buddha Rakhine yang kehilangan tempat tinggal dalam kekerasan ini juga tinggal di penampungan terpisah.


Advertising
Advertising

Baca: Sudah 70 Orang Tewas Akibat Serangan Pemberontak Rohingya



"Akibat dari gangguan di Rakhine, banyak yang tidak menerima makanan dan kesehatan mereka memburuk," ucap Pierre Peron, juru bicara Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan.


Staf bantuan internasional yang mengelola sejumlah klinik di penampungan tidak berani untuk bekerja karena konflik yang terjadi dan ini mengakibatkan tutupnya fasilitas kesehatan ini.


"Para pekerja menolak bekerja untuk World Food Programme," ujar Tin Maung Swe, Sekertaris Pemerintah negara bagian Rakhine.


Zeid Ra'ad al-Hussein, pejabat tinggi Hak Asasi Manusia PBB, mengkritik Aung San Suu Kyi, yang dinilai sebagai pemimpin de facto Myanmar, karena dinilai "tidak bertanggung jawab" kepada badan-badan bantuan yang bekerja untuk komunitas Rohingya. Saat ini Aung San menempati posisi sebagai State Counselor atau penasehat negara.


REUTERS | KARTIKA ANGGRAENI

Berita terkait

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

2 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

4 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

5 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

7 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

7 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

8 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

10 hari lalu

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.

Baca Selengkapnya

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

11 hari lalu

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.

Baca Selengkapnya

Menlu Thailand Kunjungi Perbatasan dengan Myanmar, Pantau Evakuasi

16 hari lalu

Menlu Thailand Kunjungi Perbatasan dengan Myanmar, Pantau Evakuasi

Menlu Thailand Parnpree Bahiddha-Nukara tiba di perbatasan dengan Myanmar untuk meninjau penanganan orang-orang yang melarikan diri dari pertempuran.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

16 hari lalu

Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

Thailand membuka menyatakan bisa menampung maksimal 100.000 orang warga Myanmar yang mengungsi.

Baca Selengkapnya