Korea Utara telah mengoperasionalkan rudal balistik No Dong. Rudal ini termasuk Medium Range Ballistic Missiles (MRBM) yang mampu mencapai target sejauh 1.200-1.500 km. Seperti rudal balistik Korea Utara lainnya, No Dong dapat membawa hulu ledak konvensional atau nuklir. koreatimesus.com
TEMPO.CO, Kiev -Badan Luar Angkasa Ukraina mengakui mesin roket yang digunakan dalam rudal balistik Korea Utara buatan pabrik negara itu. Namun mesin-mesin roket buatan Yuzhmash, Ukraina itu hanya dipasok untuk Rusia.
"Mesin itu dibuat tahun 2001 oleh Yuzhmash, Ukraina," kata Yuriy Radchenko, penjabat badan luar angksa Ukraina seperti dikutip dari Channel News Asia, 16 Agustus 2017.
Menurut Radchenko, mesin RD-250 digunakan roket Cyclone-2 dan Cyclone-3 untuk dipakai Rusia."Kedua mesin dan roket induk itu dibuat di Yuzhmash untuk kepentingan Rusia," kata Radchenko.
Ukraina menjelaskan hal ini untuk menanggapi laporan International Institute Strategic Studies pada hari Senin, 14 Agustus 2017, yang melaporkan rudal-rudal balistik milik Korea Utara menggunakan mesin roket buatan Ukraina. Korea Utara lalu memperbaharui mesin-mesin roket itu.
International Institute Strategic Studies menduga mesin-mesin roket itu diselundupkan oleh para pekerja di bidang persenjataan di Rusia dan Ukraina untuk dikirim ke Korea Utara.
Ukraina membenarkan tentang mesin roket yang dipakai Korea Utara buatan negaranya, tapi Ukraina membantah telah menjualnya ke Korea Utara.
Menurut badan ruang angkasa Ukraina, Rusia saat ini memiliki antara 7 hingga 20 roket Cyclone. Rusia dapat melakukan apa saja dengan mesin roket itu dan blueprintnya.
"Mereka memiliki mesin-mesin itu, mereka memiliki dokumennya. Mereka dapat memasok mesin-mesin ini dari roket yang sudah jadi kepada siapaun yang mereka inginkan," ujar Radchenko.
Menurut Radchenko, Rusia dan Cina merupakan dua negara yang memiliki pembuangan bahan bakar mesin roket sejenis ini.
"Agar dapat menggunakan mesin ini dan rudal ini secara tepat, anda membutuhkan akses ke teknologi memproduksi bahan bakar roket. Korea Utara tidak memiliki teknologi seperti itu dan sebetulnya hanya ada dua negara yang memilikinya, yakni Rusia dan Cina," tegas Radchenko.
Namun Rusia menepis dugaan Radchenko. Deputi Perdana Menteri Rusia Dmitry Rogozin mengatakan, tidak mungkin Korea Utara meniru mesin itu tanpa bantuan ahli-ahli dari Ukraina dengan menyelundupkan mesi atau blueprintnya.
"Agar bisa meniru, anda butuh mesin yang asli atau blueprint yang rinci," kata Rogozin menulisnya di akun Facebooknya.
Rogozin tidak merespons Ukraina tentang hanya Rusia dan Cina yang memiliki tekonologi pembuatan bahan bakar roket yang kini digunakan rudal Korea Utara.