TEMPO.CO, Islamabad — Bekas Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif menyerukan kepada rakyat Pakistan agar melakukan revolusi untuk memperbaiki kondisi negara. Hal itu disampaikan Sharif saat mengakhiri unjuk rasa empat hari dari Islamabad menuju Kota Lahore.
Berbicara di depan puluhan ribu pendukungnya di Islamabad, kawasan yang dikuasai oleh partainya, Sabtu, 12 Agustus 2017, Sharif mengkritik keputusan Mahkamah Agung yang menganulir kedudukannya sebagai Perdana Menteri.
“Saya tidak akan duduk berdiam diri dan akan berjuang mengubah nasib negara,” kata dia seperti dikutip Al Jazeera.
Pembatalan kemenangannya sebagai Perdana Menteri oleh Mahkamah Agung bulan lalu karena Sharif dianggap telah menyembunyikan kekayaannya. Akibat dari keputusan tersebut, negeri pemilik nuklir itu dihantam krisis politik.
Baca: Didiskualifikasi MA, PM Pakistan Nawaz Sharif Mundur
Sejak Rabu lalu, Sharif melakukan aksi jalanan sejauh 370 kilometer dari Islamabad ke Lahore dengan kendaraan lapis baja. Aksi ini mendapatkan dukungan ribuan pendukungnya.
Ketika berbicara di Data Darbar, kawasan yang dikenal sebagai tempat berkumpulnya kaum Sufi, Sharif mengklaim rakyat tidak bisa menerima keputusan Mahkamah Agung yang membatalkan kemenangannya.
Selanjutnya, dia meminta kepada para pendukungnya untuk bersabar hingga dia memerintahkan bergerak.
Mahkamah Agung Pakistan mendiskualifikasi Perdana Menteri Nawaz Sharif, bulan lalu, karena tersandung kasus korupsi terkait dengan skandal Panama Papers. Akibat keputusan ini, Sharif, 67 tahun, terpaksa mundur dari jabatannya sebagai Perdana Menteri.
MA Pakistan juga mendiskualifikasi Ishaq Dar, Menteri Keuangan yang juga bekas akuntan Sharif. Dar adalah pihak yang menyerahkan dokumen kepada MA tentang bagaimana keluarga Sharif memperoleh kekayaan mereka.
Nawaz Sharif telah tiga kali terpilih sebagai perdana menteri di Pakistan, tapi tidak pernah menyelesaikan masa jabatannya. Beberapa hari setelah dimakzulkan, Partai Liga Muslim Nawaz (PML-N) menominasikan Shahid Khaqan Abbasi, bekas Menteri Energi Pakistan, sebagai Perdana Menteri.
AL JAZEERA | TELEGRAPH | CHOIRUL AMINUDDIN
Berita terkait
Setahun Menjabat PM Skotlandia Humza Yousaf Mengundurkan Diri, Ini Alasannya
1 hari lalu
PM Skotlandia Humza Yousaf dilantik saat usianya masih 37 tahun, setahun lalu. Tak sampai setahun ia mengundurkan diri. Apa alasannya?
Baca SelengkapnyaDiserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini
11 hari lalu
Presiden Iran Ebrahim Raisi akan melakukan kunjungan resmi ke Pakistan mulai pekan ini, meski negara itu baru saja diserang Israel pada Jumat lalu
Baca Selengkapnya10 Negara dengan Biaya Hidup Termurah di Dunia, Indonesia Masuk?
17 hari lalu
Negara dengan biaya hidup termurah di dunia pada 2024, Pakistan berada di urutan pertama
Baca SelengkapnyaProfil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah
18 hari lalu
Warga Australia berduka atas kematian lima perempuan dan seorang pria penjaga keamanan pengungsi asal Pakistan.
Baca SelengkapnyaPersidangan Panama Papers Dimulai Delapan Tahun setelah Skandal Pajak Terungkap
25 hari lalu
Sekitar 27 orang akan diadili pada Senin 8 April 2024 atas tuduhan pencucian uang sehubungan dengan skandal penghindaran pajak Panama Papers.
Baca SelengkapnyaJerman Disebut Minta NATO Blokir Embargo Senjata PBB terhadap Israel
27 hari lalu
Menlu Jerman Annalena Baerbock disebut mendesak NATO untuk memblokir rancangan resolusi PBB yang menyerukan penghentian ekspor senjata ke Israel.
Baca SelengkapnyaRisiko Genosida di Gaza, Dewan HAM PBB Rancang Resolusi Embargo Senjata Israel
29 hari lalu
Dewan HAM PBB akan mempertimbangkan rancangan resolusi pada Jumat 5 April 2024 yang menyerukan embargo senjata terhadap Israel.
Baca SelengkapnyaAsif Ali Zardari Terpilih sebagai Presiden Pakistan, Mengenali Perjalanan Politiknya
52 hari lalu
Asif Ali Zardari mantan suami Benazir Bhutto yang dua kali menjabat perdana menteri Pakistan
Baca SelengkapnyaPutusan Pengadilan Pakistan: Hukuman Gantung Zulfikar Ali Bhutto Sewenang-wenang
57 hari lalu
44 tahun lalu, Zulfikar Ali Bhutto, ayah Benazir Bhutto, dihukum gantung dengang sewenang-wenang di bawah rezim militer Pakistan Jenderal Zia-ul-Haq.
Baca SelengkapnyaPartai Sekutu Imran Khan Tak Penuhi Syarat Masuk Parlemen Pakistan
59 hari lalu
Kandidat independen dari Dewan Sunni Ittehad (SIC) yang didukung partai Imran Khan, yakni Pakistan Tehreek-e-Insaf tak memenuhi syarat masuk parlemen.
Baca Selengkapnya