TEMPO.CO, Quetta--Sebuah ledakan bom menghantam pasar di Kota Quetta, Provinsi Balochistan, Pakistan. Serangan ini menewaskan sedikitnya 15 orang dan melukai 32 lainnya.
Militer Pakistan dalam pernyataannya yang diterima media massa mengatakan, ledakan yang terjadi pada Sabtu lalu itu menyasar sebuah truk tentara menyebabkan delapan serdadu dan tujuh warga sipil tewas.
Ledakan dahsyat tersebut terjadi saat patroli paskan militer melewati lokasi kejadian. Pejabat lokal Sarfaz Bugti menduga pasukan patroli tersebut sudah menjadi target. Bugti menyebut pihaknya sudah menetapkan kota dalam kondisi darurat dan seluruh rumah sakit sudah siaga.
"Korban tewas mencapai 15 orang akibat ledakan tersebut. Sedikitnya 32 orang luka-luka," kata Sarfraz Bugti, Menteri Urusan Balochistan. Keterangan tersebut dibenarkan oleh juru bicara pemerintahan Balochistan, Anwar ul Haq Kakar.
Kepala penjinak bom Quetta Aslam Tareen mengatakan dalam informasi awal bahwa penyerang menggunakan sepeda motor saat menabrak kendaraan militer.
Menurut militer Pakistan, serangan itu menggunakan bahan mudah terbakar sehingga sambaran api yang dilepas penyerang menghanguskan sejumlah kendaraan yang diparkir.
"Kami bertekad tidak akan menyerah pada tantangan apapun," kata Presiden Pakistan Mammoon Hussain yang mengutuk aksi mematikan itu, seperti dikutip Al Jazeera, Ahad 13 Agustus 2017.
Insiden itu berlangsung beberapa hari menjelang peringatan 70 tahun kemerdekaan Pakistan yang akan digelar di Stadion Nasional, Jumat depan.
Basis ISIS di Timur Tengah seperti dilansir Reuters mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu dan menambahkan jika bom bunuh diri dengan sepeda motor telah menewaskan 17 tentara.
Quetta, ibu kota Provinsi Balochistan, kerap mendapatkan serangan dengan sasaran gedung pemerintah dan pasukan keamanan. Pada Juni 2016, setidaknya 12 orang tewas dan 14 korban lainnya luka-luka akibat bom bunuh diri di dekat markas kepolisian Pakistan di Quetta.