Pemilu Kenya Memanas, 11 Warga Dilaporkan Tewas

Reporter

Minggu, 13 Agustus 2017 11:42 WIB

Polisi anti huru hara melepaskan gas air mata ke arah pendemo yang mendukung pemimpin oposisi Raila Odinga, di Mathare, di Nairobi, Kenya, 12 Agustus 2017. Tindakan Kepolisian Kenya telah membuat setidaknya 11 orang meninggal dalam sebuah demonstrasi karena Pendemo marah atas kemenangan Presiden Uhuru Kenyatta dalam pemilihan umum ulang. REUTERS

TEMPO.CO, Nairobi— Setidaknya 11 orang tewas akibat kekerasan polisi ketika sebuah demonstrasi menentang kemenangan Presiden Kenya Uhuru Kenyatta dalam pemilihan umum ulang yang meletus di kota Kisumu dan daerah kumuh di sekitar ibu kota.

Seperti dilansir Reuters, Ahad 13 Agustus 2017, koalisi oposisi, National Super Alliance of Kenya (NASA), yang dipimpin oleh calon presiden Raila Odinga, menyatakan korban tewas lebih dari 100, termasuk 10 anak, namun tidak memberikan bukti.

Reuters mengkonfirmasi 11 kematian, termasuk seorang gadis, dalam waktu 24 jam. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Kenya mengatakan 24 orang telah ditembak mati oleh polisi sejak Selasa, hari pemilihan.

Odinga telah menolak hasil pemilu yang memenangkan Kenyatta dan menyebutnya sebagai penipuan besar-besaran.


Baca: Wanita Tertua di Kenya Berikan Hak Suaranya dalam Pemilihan Presiden

Letusan kekerasan telah mengingatkan kenangan sekitar satu dekade yang lalu, ketika Odinga, yang sekarang berusia 72 tahun, kalah di sebuah pemilihan dalam keadaan kontroversial, yang memicu gelombang kerusuhan politik dan etnis di mana 1.200 orang terbunuh dan 600 ribu orang mengungsi.

Kofi Annan, mantan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang melakukan mediasi selama krisis tersebut, mengeluarkan sebuah pernyataan yang memperingatkan para pemimpin Kenya untuk "berhati-hati dengan retorika dan tindakan" mereka dalam suasana tegang ini.

Letnan Odinga Johnson Muthama mengatakan bahwa polisi telah membawa mayat ke dalam kantong jenazah dan membuangnya. Pernyataan itu kemungkinan memperburuk ketegangan yang disusul pengumuman resmi Jumat malam bahwa Kenyatta telah menang, dengan 54,3 persen suara.

Mwenda Njeka, juru bicara Kementerian Dalam Negeri, mengatakan bahwa klaim oposisi tersebut "omong kosong".

Penjabat Menteri Dalam Negeri Kenya Fred Matiang'i sebelumnya mengatakan bahwa masalah itu dilokalisasi dan menyulutnya kepada "elemen kriminal" daripada protes politik yang sah. Dia juga membantah tuduhan brutalitas polisi.

REUTERS | SITA PLANASARI AQUADINI



Advertising
Advertising

Berita terkait

Tragis, Murid Tewas Dipukuli Guru karena Tak Bisa Membaca

1 Februari 2017

Tragis, Murid Tewas Dipukuli Guru karena Tak Bisa Membaca

Joy Wangari, murid kelas III Sekolah Dasar Mukandamia Solio, Kenya, tewas setelah dipukuli guru dan teman sekelas karena tak bisa membaca.

Baca Selengkapnya

Al-Shabab Klaim membunuh Puluhan Serdadu Kenya

28 Januari 2017

Al-Shabab Klaim membunuh Puluhan Serdadu Kenya

Keterangan al-Shabab kepada Reuters tersebut dibantah angkatan bersenjata Kenya.



Baca Selengkapnya

Serang Polisi, Pria Kenya Ditembak Mati di Depan Kedubes AS  

28 Oktober 2016

Serang Polisi, Pria Kenya Ditembak Mati di Depan Kedubes AS  

Motif penyerangan Kedutaan Besar Amerika Serikat itu belum diketahui.

Baca Selengkapnya

Malala Rayakan Ulang Tahun Ke-19 Bersama Pengungsi Kenya  

13 Juli 2016

Malala Rayakan Ulang Tahun Ke-19 Bersama Pengungsi Kenya  

Selama di pengungsian, Malala mengingatkan para remaja perempuan agar menempuh pendidikan 12 tahun.

Baca Selengkapnya

Kepala Intelijen Al-Shabab Tewas Terbunuh di Kenya  

19 Februari 2016

Kepala Intelijen Al-Shabab Tewas Terbunuh di Kenya  

Kepala intelijen Al-Shahab Mahad Mohammed Karatey, berstatus sebagai seorang teroris, tewas terbunuh dalam sebuah serangan udara oleh militer Kenya.

Baca Selengkapnya

Bus Diserang, Pria Ini Tewas Demi Lindungi Penumpang Kristen

21 Januari 2016

Bus Diserang, Pria Ini Tewas Demi Lindungi Penumpang Kristen

Salah Farah, seorang muslim warga Kenya, menolak permintaan milisi al Shabaab memisahkan diri dari penumpang bus beragama Kristen. Ia pun tewas.

Baca Selengkapnya

Serangan Bus di Kenya, Muslim Lindungi Umat Kristen  

22 Desember 2015

Serangan Bus di Kenya, Muslim Lindungi Umat Kristen  

Kaum muslim berdiri bersama umat Kristen dan menantang penyerang membunuh mereka semua atau pergi meninggalkan mereka.

Baca Selengkapnya

50 Prajurit Uni Afrika Tewas dalam Serangan Militan Al-Sheba

3 September 2015

50 Prajurit Uni Afrika Tewas dalam Serangan Militan Al-Sheba

Serangan adalah upaya balas dendam kematian tujuh orang sipil oleh militer Uganda dalam upacara pernikahan di Kota Merka.

Baca Selengkapnya

Ingin Damai, Bintang Maraton Kenya Lari Ratusan Kilometer

17 Juli 2015

Ingin Damai, Bintang Maraton Kenya Lari Ratusan Kilometer

Kampanye mereka bertajuk "22 Hari Jalan Perdamaian".

Baca Selengkapnya

Serangan Mematikan di Kenya, Al-Shabab Bertanggung Jawab

7 Juli 2015

Serangan Mematikan di Kenya, Al-Shabab Bertanggung Jawab

Seluruh korban pekerja tambang.

Baca Selengkapnya