Jadi Target Korea Utara, Warga Guam Ketar-Ketir

Reporter

Kamis, 10 Agustus 2017 10:16 WIB

TEMPO.CO, Hagatna—Warga Guam ketar-ketir mendengar ancaman Korea Utara yang mengarahkan rudal balistik ke arah mereka sebagai balasan atas pernyataan keras Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Bahkan hari ini, Kamis 10 Agustus 2017, Pyongyang mengumumkan rencana serangan ke Guam dijadwalkan akan berlangsung pertengahan Agustus mendatang.

"Kami bisa hancur berkeping-keping," kata mantan guru bernama Eileen Benavente-Blas dalam komentarnya di laman komunitas Facebook, seperti dikutip laman News.com.au pada Rabu lalu.

"Jangan-jangan, Trump tidak tahu di mana Guam berada sementara dia berkicau dalam Twitter bahwa pulau kami berada dalam ancaman nuklir Korea Utara.”

Milan Strong InFaith, penduudk Guan lain, menulis dengan kekhawatiran sama.


Baca: Tanggapi Trump, Korea Utara Ancam Pangkalan Guam dengan Rudal

"Bilang pada dunia, Guam adalah pion dari perang. Ancaman kerusakan beruntun di depan mata, seperti korban yang akan berjatuhan gara-gara dua pemimpin manja dan busuk Trump dan Kim," tulisnya.

"Kim ingin membunuh kami dengan ICBM (rudal antar benua) miliknya karena kami merupakan bagian dari AS. Sementara Washingtin ingin menghancurkan kehidupan kami semua dengan cara militerisasi untuk memporak-porandakan ekosistem kami," tulis akun Milan.

"Para pribumi Chamorro, tak memiliki suara terhadap para tiran. Benarkah ini kebebasan kami? Bahkan saya tidak pernah memilih presiden AS yang menjadikan rumah kami sebagai tameng dengan menjadi target di kawasan Asia-Pasifik. Di mana suara kami?”

Komentar pedas Trump kepada uji coba rudal Korut dinilai banyak ahli justru menjerumuskan AS. Sebelumnya ia menegaskan bahwa Korea Utara akan menghadapi api dan amarah jika berani menyerang territorial Amerika Serikat.

"Mengancam Korea Utara sama saja meminta doa lewat Paus , yang berarti akan segera didoakan. Dengan kata lain, Korut akan melayani ancaman itu," kata John Delury dari Yonsei University di Seoul.

Sementara itu komentator keamanan Ankit Panda mengatakan, pernyataan Trump adalah 'berbahaya dan tak biasa'.

Adapun anggota Kongres, Eliot Engel dari Partai Demokrat di Urusan Luar Negeri, mengkritik Trump yang membuat Kim Jong-un tersinggung.

"Korea Utara itu ancaman nyata, tapi Presiden bereaksi luar biasa. AS tidak perlu merespons omongan tidak penting Korea Utara," kata Engel.

Gubernur Guam, Eddie Calvo, yang berasal dari Partai Republik memberikan dukungan bagi Trump. Namun, ia menegaskan sebisa mungkin menghindari serangan Korea Utara dalam wawancara dengan CBS News.


Baca: Korea Utara Akan Serang Guam Pertengahan Agustus

Dengan jumlah populasi 160.000 orang, Guam adalah rumah bagi 6.000 tentara AS di Naval Base Guam dan Andersen Air Force Base. Pulau itu memiliki cuaca tropis yang populer di kalangan turis.

Salah satu pulau Mikronesia itu terletak kurang dari 3.000 km utara Australia dan hanya sekitar 3.400 km dari tenggara Pyongyang, merupakan teritori AS paling barat. Kawasan itu dikuasai AS dari Spanyol pada 1898 saat perang Amerika-Spanyol.

Ancaman Pyongyang kepada Guam datang dua hari setelah Dewan Keamanan PBB menyetujui sanksi baru bagi Korea Utara.

Ini bukan kali pertama Korea Utara mengancam Guam.

Pada bulan lalu, Pyongyang sukses menguji coba dua ICBM. Uji coba pertama disebut Kim sebagai hadiah bagi 'si brengsek AS' -- memperlihatkan senjata itu mampu mencapai Alaska.

Uji coba kedua bahkan mencapai jarak lebih jauh lagi. Beberapa ahli mengatakan Australia berada dalam jangkauannya.

Delegasi Guam di Kongres Amerika Serikat, Madeleine Bordallo mengatakan ancaman itu merepotkan namun, dia 'percaya diri bahwa Guam akan aman dan terlindungi'.

Jika benar Korea Utara menyerang AS, Washington DC akan menyiagakan kekuatan penuh. Dilaporkan Pyongyang memiliki 60 hulu ledak nuklir.

CBS NEWS | FOX NEWS | NEWS.COM.AU | SITA PLANASARI AQUADINI




Advertising
Advertising


Berita terkait

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

40 menit lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 jam lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

2 jam lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

3 jam lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

4 jam lalu

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

Kementerian Luar Negeri Belgia mengatakan pihaknya "mengutuk segala ancaman dan tindakan intimidasi" terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)

Baca Selengkapnya

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

4 jam lalu

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

Para pejabat Hamas dan CIA dijadwalkan bertemu dengan mediator Mesir di Kairo untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

5 jam lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

9 jam lalu

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 3 Mei 2024 diawali oleh Turki menghentikan semua ekspor impor dari dan ke Israel.

Baca Selengkapnya

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

10 jam lalu

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

Gelombang protes pro-Palestina di kampus-kampus Amerika Serikat telah menyebar ke berbagai universitas di Australia.

Baca Selengkapnya

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

18 jam lalu

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

Kelompok Houthi di Yaman menawarkan tempat melanjutkan studi bagi para mahasiswa AS yang diskors karena melakukan protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya