Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan ibu negara Melania Trump keluar dari pesawat kepresidenan Air Force One usai tiba di Riyadh, Arab Saudi, 20 Mei 2017. AP Photo
TEMPO.CO, Washington -Angkatan Udara Amerika Serikat berencana membeli Pesawat Boeing 747 milik perusahaan penerbangan Rusia yang bangkrut untuk dimodifikasi menjadi pesawat kepresidenan Amerika Serikat, Air Force One.
Juru bicara Angkatan Udara Ann Stefanek mengatakan, pembelian pesawat milik Rusia itu dapat menghemat miliaran dolar setelah Presiden Donald Trump menganggap biaya proyek menggantikan pesawat itu terlalu mahal.
"Kami sedang mengerjakan tahap akhir koordinasi untuk membeli dua pesawat komersial 747-8 dan berharap bisa segera membuat kontrak," kata juru Stefanek, seperti yang dilansir CNN pada 2 Agustus 2017.
Pesawat itu awalnya dipesan pada 2013 untuk dijual ke Transaero, maskapai penerbangan Rusia yang kemudian bangkrut pada 2015. Setelah bangkrut Boeing kemudian menwarkan kedua pesawat tersebut kepada The Air Force dengan diskon khusus yang tidak diungkapkan secara substansial atas harga masing-masing pesawat.
"Usaha masih dilakukan untuk menandatangani perjanjian untuk membeli dua pesawat Boeing itu," kata seorang sumber.
Menurut Angkatan Udara Amerika Serikat, memodifikasi pesawat lebih murah daripada harus membuat yang baru.
Proses modifikasi 747-8 jumbo jet untuk menjadi pesawat yang lengkap dengan berbagai teknologi terbaru dikatakan mencapai US$ 3,2 miliar atau setara Rp 42,6 triliun.
Air Force One beroperasi dengan dua pesawat, yaitu sebuah untuk melayani presiden, sementara satu lagi sebagai cadangan.
Presiden Donald Trump sangat kritis terhadap biaya program Air Force One yang baru. Pesawat kepresidenan yang baru akan menggantikan pesawat VC-25 yang saat ini beroperasi dan pertama kali digunakan pada tahun 1990.
Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir
38 hari lalu
Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.