Blokir Followers, Donald Trump Digugat 7 Netizen  

Reporter

Kamis, 13 Juli 2017 17:30 WIB

Presiden Donald Trump memblokir beberapa orang dari mengikuti akun twitter miliknya. Kredit: Arstechnica

TEMPO.CO, Washington— Tujuh pengguna Twitter yang diblokir oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengajukan gugatan.

Seperti dilansir Independent, Kamis 13 Juli 2017, mereka menuduh sang presiden telah melanggar hak kebebasan bersuara dan berpendapat, seperti yang diatur dalam Amandemen Pertama Konstitusi AS.

Para penggugat mengklaim, akun Twitter mereka diblokir setelah mengunggah kicauan kritik kepada Trump. Kini, ketujuh pengguna Twitter itu tak bisa mengakses dan melihat unggahan Trump dalam Twitternya.

"Akun Twitter Presiden Trump, @realDonaldTrump, telah menjadi sumber berita dan informasi mengenai pemerintahan serta menjadi forum pendapat seputar pemerintahan sang presiden. Dan sang tergugat (Trump) telah memblokir para pengguna Twitter itu karena mengkritik dirinya atau kebijakannya," kicau Knight First Amendment Institute di Columbia University, New York, yang mewakili 7 pemilik akun Twitter penggugat Presiden Trump.


Baca: Pernikahan Song Joong-ki Song Hye-kyo Ditunda?

“Tindakan (pemblokiran) itu tidak selaras dengan konstitusi, maka tuntutan ini ditujukan untuk mengakhiri hal tersebut," tambah gugatan tertulis itu.

Penggugat juga menyeret Sekretaris Pers Gedung Putih Sean Spicer dan direktur Sosial Media Gedung Putih Daniel Scavino dalam gugatannya. Mereka menganggap bahwa kedua juru komunikasi Trump itu memiliki wewenang untuk mengelola akun @realDonaldTrump.



Baca: Diblokir Akun Presiden Trump, 2 Pengguna Twitter Siap Menggugat

Pada 6 Juni lalu, ke-7 pemilik akun Twitter tersebut sempat, mengirim surat kepada Presiden Trump agar pemblokiran itu dihentikan.

Namun, Donald Trump maupun Gedung Putih tidak mengindahkan permohonan tersebut. Maka muncullah gugatan hukum yang diwakili oleh Knight First Amendment Institute di Columbia University. Hingga kini, Washington, DC belum merespons terkait gugatan hukum tersebut.

Insiden Juni lalu itu, ditandai dengan salah seorang netizen Twitter yang mengomentari kicauan Trump tentang 'fake news dan media AS'.

Netizen itu menanggapi kicauan Trump dengan menulis, "Jujur, kamu tidak memenangkan sendiri Gedung Putih, Rusia yang memenangkannya untukmu," tulis Rebecca Buckwalter melalui akun Twitter-nya, @rpbp.

Kicauan @rpbp menerima 9.033 like dan 3.371 re-Tweet. Tak lama, akun Buckwalter diblokir oleh @realDonaldTrump.

Hal ini memunculkan perdebatan lantaran Trump hanya memblokir para pengikutnya itu dari Twitter pribadi, bukan akun resmi kenegaraan, @POTUS, sehingga dianggap tidak melanggar hukum.

Namun, para penggugat mengatakan, Twitter pribadi Trump, @realDonaldTrump, harus bisa diakses oleh setiap orang karena ia kerap menggunakan akun itu untuk masalah negara dan informasi pemerintahan.

INDEPENDENT | CNN | SITA PLANASARI AQUADINI



Advertising
Advertising







Berita terkait

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

14 jam lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

1 hari lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

1 hari lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

1 hari lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

1 hari lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

1 hari lalu

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

Kementerian Luar Negeri Belgia mengatakan pihaknya "mengutuk segala ancaman dan tindakan intimidasi" terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)

Baca Selengkapnya

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

1 hari lalu

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

Para pejabat Hamas dan CIA dijadwalkan bertemu dengan mediator Mesir di Kairo untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

1 hari lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya