Pengadilan Inggris Sahkan Penjualan Senjata ke Arab Saudi

Reporter

Selasa, 11 Juli 2017 13:20 WIB

Ilustrasi senjata api. outsidethebeltway.com

TEMPO.CO, London - Pengadilan Tinggi Inggris memutuskan untuk menolak tuntutan aktivis kemanusiaan agar melarang penjualan senjata bernilai miliaran pound sterling ke Arab Saudi.

Hakim mengatakan "materi tertutup" yang tidak dibeberkan ke publik karena alasan keamanan, "menyediakan informasi tambahan yang penting untuk menyimpulkan bahwa keputusan menteri luar negeri untuk membatalkan atau menunda penjualan senjata ke Arab Saudi masuk akal".

Pengadilan menggugurkan argumen para aktivis yang bersikukuh bahwa pemerintah Inggris melanggar hukum kemanusiaan internasional karena menjual senjata ke Arab Saudi yang kemudian digunakan dalam perang di Yaman. Penjualan senjata Inggris, sebagaimana diungkap oleh PBB, menyebabkan ribuan penduduk sipil tewas di Yaman.

"Klaim penggugat untuk uji materi ditolak," kata Pengadilan Tinggi, seperti dilansir The Star, Senin 10 Juli 2017.


Baca: Jenderal Arab Saudi Dilempar Telur, Inggris Resmi Meminta Maaf

Pengadilan tersebut mengatakan bahwa telah ada keterlibatan politik dan militer yang luas dengan Arab Saudi terkait pelaksanaan operasi di Yaman dan Saudi telah secara positif tidak memiliki masalah tentang Hukum Humaniter Internasional.

"Arab Saudi telah, dan tetap, benar-benar berkomitmen untuk mematuhi Hukum Humaniter Internasional, dan tidak ada 'risiko nyata' bahwa mungkin ada 'pelanggaran serius' terhadap Hukum Humaniter Internasional (dalam berbagai manifestasinya) sehingga penjualan armada Inggris ke Arab Saudi harus diskors atau dibatalkan, "kata pengadilan Inggris tersebut.

Grup Kampanye Melawan Perdagangan Senjata (CAAT) telah meminta perintah untuk memblokir izin ekspor bagi bom buatan Inggris, jet tempur dan amunisi lainnya karena menilai koalisi Arab yang dipimpin Arab Saudi melakukan kejahatan kemanusiaan di Yaman dalam kampanye melawan kelompok Syiah Houthi dalam perang sipil.


Baca: Arab Saudi, Pendukung Utama Ekstremisme di Inggris

Sebuah laporan tahunan oleh para ahli PBB yang memantau sanksi dan konflik di Yaman, mengatakan bahwa koalisi pimpinan Arab Saudi yang mendukung pemerintah Yaman, telah melakukan serangan yang "kejahatan perang.” Namun tuduhan itu dibantah Riyadh.

CAAT mengatakan akan mengajukan banding atas keputusan tersebut. "Ini adalah keputusan yang sangat mengecewakan," kata Andrew Smith dari CAAT dalam sebuah pernyataan.

CAAT telah mengajukan judicial review atas keputusan pemerintah untuk mengizinkan ekspor senjata ke Arab Saudi, pelanggan utama perusahaan pertahanan Inggris dan sekutu penting Inggris dalam melawan terorisme.

REUTERS |THE STAR | BBC | YON DEMA | SITA




Advertising
Advertising


Berita terkait

Menengok Silsilah Keluarga Kate Middleton

9 Januari 2024

Menengok Silsilah Keluarga Kate Middleton

Kate Middleton atau Catherine, Putri Wales lahir pada 9 Januari 1982 dan tepat hari ini usianya menginjak 42 tahun. Silsilahnya?

Baca Selengkapnya

Kate Middleton Menapaki 42 Tahun, Putri Wales yang Pernah Jalani Masa Kecil di Yordania

9 Januari 2024

Kate Middleton Menapaki 42 Tahun, Putri Wales yang Pernah Jalani Masa Kecil di Yordania

Kate Middleton genap 42 tahun. Bagaimanakah perjalanan hidupnya sejak kecil lalu menjadi istri Pangeran William, Putra Mahkota, Kerajaan Inggris Raya

Baca Selengkapnya

British Council Dukung Pendidikan Indonesia Lewat Dua Program untuk Guru

9 November 2023

British Council Dukung Pendidikan Indonesia Lewat Dua Program untuk Guru

British Council Indonesia memaparkan hasil kerja sama Inggris Raya dengan Indonesia dalam sektor pendidikan dan Bahasa Inggris.

Baca Selengkapnya

Goodwood Festival of Speed Hari Ini Ditiadakan karena Cuaca Buruk

15 Juli 2023

Goodwood Festival of Speed Hari Ini Ditiadakan karena Cuaca Buruk

Penyelenggaraan Goodwood Festival of Speed 2023 pada hari ini, Sabtu, 15 Juli 2023, harus ditiadakan karena cuaca buruk.

Baca Selengkapnya

Inggris Raya dan Irlandia Bidik Tuan Rumah Bersama Euro 2028, Italia Melamar untuk Euro 2032

12 April 2023

Inggris Raya dan Irlandia Bidik Tuan Rumah Bersama Euro 2028, Italia Melamar untuk Euro 2032

UEFA akan mengevaluasi setiap tawaran tuan rumah Euro dalam beberapa bulan mendatang.

Baca Selengkapnya

Humza Yousaf: Pemimpin Muslim Pertama Skotlandia, Bertekad Merdeka dari Inggris

28 Maret 2023

Humza Yousaf: Pemimpin Muslim Pertama Skotlandia, Bertekad Merdeka dari Inggris

Humza Yousaf, Muslim keturunan Pakistan, terpilih menjadi pemimpin Skotlandia, yang berjanji berjuang untuk merdeka dari Kerajaan Inggris.

Baca Selengkapnya

Logo Penobatan Raja Charles Dekat dengan Alam, Ini Maknanya

12 Februari 2023

Logo Penobatan Raja Charles Dekat dengan Alam, Ini Maknanya

Lambang resmi yang akan digunakan dalam penobatan Raja Charles pada bulan Mei mendatang menggambarkan perhatian raja pada kampanye lingkungan.

Baca Selengkapnya

Hari Halloween 31 Oktober: Menengok Sejarah Halloween

31 Oktober 2022

Hari Halloween 31 Oktober: Menengok Sejarah Halloween

Halloween berasal dari festival yang dilakukan oleh bangsa Celtic kuno bernama Samhain.

Baca Selengkapnya

Bertemu Gus Muhaimin, Ketua DPR Inggris Raya Kagum Kebhinekaan RI

6 Oktober 2022

Bertemu Gus Muhaimin, Ketua DPR Inggris Raya Kagum Kebhinekaan RI

Indonesia disebut sebagai negara yang kaya dan memiliki harmoni dalam kehidupan berbangsa.

Baca Selengkapnya

Kisah Raja Charles II Membalas Dendam Kematian Ayahnya: Tragedi Dua Raja Charles di Inggris

13 September 2022

Kisah Raja Charles II Membalas Dendam Kematian Ayahnya: Tragedi Dua Raja Charles di Inggris

Raja baru Inggris Raya memilih nama Raja Charles III dan tak mengubahnya. Padahal, sejarah mencatat dua Raja Charles sebelumnya punya reputasi kelam.

Baca Selengkapnya