Krisis Venezuela, Begini Serangan Brutal Pendukung Maduro

Reporter

Kamis, 6 Juli 2017 22:02 WIB

Pengunjuk rasa terlibat bentrok dengan pasukan keamanan anti huru hara di Caracas, Venezuela, 19 Juni 2017. Aksi unjuk rasa di Venezuela telah berlangsung sekitar dua bulan dan menewaskan lebih dari 70 orang. REUTERS

TEMPO.CO, Caracas- Krisis Venezuela kembali memakan korban dengan 7 anggota parlemen terluka parah saat pendukung presiden Nicolas Maduro melakukan serangan brutal ke gedung parlemen tepat pada hari Kemerdekaan Venezuela ke 206. Sebanyak 7 anggota parlemen yang terluka itu kemudian dilarikan ke rumah sakit.

Mereka terluka parah gara-gara dipukuli dengan benda tumpul termasuk tongkat kayu, dan pipa besi.

Kebrutalan itu bermula ketika pada Rabu pagi, 5 Juli 2017, ratusan orang berpakaian merah melakukan aksi di depan gedung Parlemen Nasional Venezuela. Aksi itu dilakukan saat anggota parlemen tengah membahas tekanan terhadap Presiden Maduro agar melakukan referendum tentang amandemen konstitusi.

Baca: Presiden Maduro Dukung Serangan ke Gedung Parlemen Venezuela

Tiba-tiba puluhan orang sambil mengacungkan tongkat pemukul dan meneriakan Hidup Revolusi menerobos gerbang depan gedung parlemen dan menyalakan kembang api di area taman di dalam gedung.

Aparat keamanan pun tak kuasa menahan laju pelaku serangan yang membawa tongkat kayu, pipa besi, dan batu. Mereka membabi buta melampiaskan aksinya sebelum lolos ke dalam gedung parlemen. Bahkan ada yang terlihat membawa senjata api.

Para pendukung presiden Maduro kemudian dengan mudah mencapai koridor gedung parlemen dan mulai menyerang dan melukai sedikitntya 7 politisi dan beberapa staf.

Baca: Siapa Maduro, Presiden Venezuela Seteru Amerika

Para penyerang juga memerintahkan wartawan untuk berhenti merekam dan mengambil foto dan diusir untuk meninggalkan tempat itu selama serangan brutal itu.

Kebrutalan itu baru berakhir pada senja hari setelah pasukan penjaga nasional datang dan membentuk barisan untuk mengamankan lokasi kejadian. Begitu lokasi keberutalan pendukung Maduro itu berhasil diamankan.

Seperti yang dilansir Al Jazeera pada 6 Juli 2017, 2 politisi terluka parah dan sangat pendarahan akibat luka di kepala.

Anggota parlemen oposisi Americo De Grazia mengalami cedera paling parah dan sempat tak sadarkan diri. Awalnya dia dikatakan berada dalam kondisi kritis, namun keluarganya kemudian melaporkan bahwa kesehatannya telah membaik.

Baca: Krisis Venezuela, Helikopter Lempar 4 Granat ke Mahkamah Agung

Selama serangan yang berlangsung selama 9 jam tersebut, sekitar 350 orang terjebak dalam Majelis Nasional. Beberapa saksi menyebutkan bahwa sering melihat aksi protes di Caracas, tapi belum pernah melihat yang sebrutal ini.

"Protes oleh pendukung pemerintah di parlemen adalah hal yang normal, namun kami belum pernah melihat kekerasan semacam ini sebelumnya," kata saksi.

Dalam siaran media sosial yang beredar, tampak sejumlah orang bermasker menendang dan memukuli anggota parlemen di luar gedung parlemen Palacio Federal Legislativo di Caracas.

Sebelum kebrutalan itu terjadi pada Rabu, Wakil presiden Venezuela, Tareck El Aissami pada Selasa, 4 Juli 2017, melakukan sidak mendadak ke gedung parlemen bersama dengan Kepala angkatan bersenjata, Vladimir Padrino Lopez.

Krisis Venezuela membuat Aissami berusaha memastikan pendukung presiden Nicolas Maduro yang melakukan serangan berdarah ke anggota parlemen benar-benar memberikan dukungannya ke pemerintah.

SKY NEWS|AL JAZEERA|YON DEMA

Berita terkait

AS Bebaskan Sekutu Presiden Venezuela dengan Imbalan Pembebasan Tahanan Warga Amerika

21 Desember 2023

AS Bebaskan Sekutu Presiden Venezuela dengan Imbalan Pembebasan Tahanan Warga Amerika

Venezuela dan Amerika Serikat melakukan pertukaran tahanan seiring menurunnya ketegangan kedua negara.

Baca Selengkapnya

Venezuela Akan Kirim Astronot ke Bulan Mengikuti Misi Cina

20 September 2023

Venezuela Akan Kirim Astronot ke Bulan Mengikuti Misi Cina

Maduro mengatakan bahwa astronot Venezuela akan segera berlatih di Cina dan kemudian pergi ke bulan.

Baca Selengkapnya

Iran-Venezuela Sepakat Tingkatkan Perdagangan Hingga Rp297 Triliun

13 Juni 2023

Iran-Venezuela Sepakat Tingkatkan Perdagangan Hingga Rp297 Triliun

Iran dan Venezuela sepakat untuk meningkatkan perdagangan bilateral menjadi US$20 miliar atau sekitar Rp297 triliun

Baca Selengkapnya

AS Akan Janjikan Bantuan Lebih dari US$171 Juta untuk Venezuela

18 Maret 2023

AS Akan Janjikan Bantuan Lebih dari US$171 Juta untuk Venezuela

Washington mendukung oposisi Venezuela, mengakui legislatif paralelnya dan mengutuk kediktatoran Presiden Nicolas Maduro.

Baca Selengkapnya

Venezuela Batalkan Pertemuan Lula da Silva dengan Nicolas Maduro

24 Januari 2023

Venezuela Batalkan Pertemuan Lula da Silva dengan Nicolas Maduro

Biro pers Presiden Lula da Silva menyebut pihak Venezuela telah membatalkan pertemuan.

Baca Selengkapnya

Kolombia dan Venezuela Membuka Seluruh Perbatasan Kedua Negara

1 Januari 2023

Kolombia dan Venezuela Membuka Seluruh Perbatasan Kedua Negara

Kesepakatan ini terjadi setelah hubungan Kolombia dan Venezuela yang memburuk selama delapan tahun akhirnya membaik

Baca Selengkapnya

Tak Diundang di KTT Amerika, Presiden Venezuela Kunjungi Turki

8 Juni 2022

Tak Diundang di KTT Amerika, Presiden Venezuela Kunjungi Turki

Presiden Venezuela Nicolas Maduro tiba di Turki untuk kunjungan resmi, di saat negara Amerika Latin lain berkumpul di KTT Amerika

Baca Selengkapnya

Puji Meksiko Boikot KTT Amerika, Presiden Venezuela: Pemberani dan Tegas

7 Juni 2022

Puji Meksiko Boikot KTT Amerika, Presiden Venezuela: Pemberani dan Tegas

Presiden Venezuela Nicolas Maduro memuji keberanian Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador karena memboikot KTT Amerika

Baca Selengkapnya

Venezuela Buka Perbatasan dengan Kolombia

5 Oktober 2021

Venezuela Buka Perbatasan dengan Kolombia

Venezuela memutuskan membuka pintu perbatasan dengan Kolombia demi perekonomian dan kebaikan masyarakat.

Baca Selengkapnya

Krisis Ekonomi Venezuela Membuat Geng-geng Kuasai Permukiman Ibu Kota

19 Juli 2021

Krisis Ekonomi Venezuela Membuat Geng-geng Kuasai Permukiman Ibu Kota

Krisis Venezuela membuat pemerintahan Presiden Nicolas Maduro kehilangan kontrol di daerah-daerah ibu kota ketika geng-geng bermunculan.

Baca Selengkapnya