Obama Mendesak Dunia Lawan Intoleransi

Reporter

Minggu, 2 Juli 2017 06:25 WIB

Mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama memberi sambutan dalam Kongres Diaspora Indonesia ke-4 di Jakarta, 1 Juli 2017. Dalam sambutannya, Obama berbicara tentang sejumlah hal, antara lain demokrasi, kepemimpinan, persamaan hak, dan toleransi. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Jakarta-Mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama menyinggung masalah intoleransi yang dihadapi dunia saat ini. Menurut dia, kemajuan yang telah dicapai akan sia-sia tanpa membela toleransi dan moderasi.

"Jika kita tidak membela toleransi dan moderasi dan rasa hormat terhadap orang lain, jika kita mulai meragukan diri sendiri dan semua yang telah kita capai, maka sebagian besar kemajuan yang kita buat tidak akan berlanjut," kata Obama seperti dikutip dari Independent, Ahad 2 Juli 2017.

Pernyataan itu ia sampaikaan saat pidato di Kongres Diaspora Indonesia yang diselenggarakan di Hall Mall Kasablanka Jakarta Sabtu waktu setempat.

Bagi Obama, akan ada banyak orang yang ingin membatasi kebebasan pers jika ada banyak orang yang melawan demokrasi. "Dan kita akan lebih banyak melihat intoleransi, perpecahan suku, perpecahan etnis, dan perbedaan agama, kemudian lebih banyak lagi kekerasan," ujar dia.

Dia meyakini, segala tindakan intoleran akan menimbulkan perpecahan di masyarakat. Karena itu, ia mendesak dunia agar melawan intoleransi dan melawan nasionalisme yang agresif.

Pidato Obama itu didengar sekitar 9 ribu peserta dari sekitar 55 negara di dunia. Pidato itu diduga sebagai bentuk kekecewaannya terhadap langkah Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menarik diri dari Perjanjian Iklim Paris.

"Di Paris, kami berkumpul dalam kesepakatan yang paling ambisius dalam sejarah tentang perubahan iklim," tutur dia. "Sebuah kesepakatan bahwa meski dengan tidak adanya kepemimpinan Amerika Serikat, nantinya akan tetap dapat memberi anak-anak kesempatan berjuang."

Perjanjian Paris adalah hasil kesepakatan dalam Konferensi Perubahan Iklim COP ke-21 di Paris (COP 21 Paris) pada 2015.

Kesepakatan diinisiasi menggantikan Protokol Kyoto, memuat perjanjian pembatasan kenaikan suhu global berada di bawah 2 derajat Celcius serta berupaya membatasi kenaikan hingga 1,5 derajat Celcius.

Upaya yang diambil Obama semasa menjadi presiden dengan menyepakati Perjanjian Paris dihancurkan oleh Trump yang memutuskan menarik Amerika Serikat dari kesepakatan tersebut.

INDEPENDENT | AVIT HIDAYAT



Berita terkait

Pemerintah Merasa Toleransi dan Kebebasan Beragama di Indonesia Berjalan Baik

14 hari lalu

Pemerintah Merasa Toleransi dan Kebebasan Beragama di Indonesia Berjalan Baik

Kemenkumham mengklaim Indonesia telah menerapkan toleransi dan kebebasan beragama dengan baik.

Baca Selengkapnya

Miniatur Toleransi dari Tapanuli Utara

47 hari lalu

Miniatur Toleransi dari Tapanuli Utara

Bupati Nikson Nababan berhasil membangun kerukunan dan persatuan antarumat beragama. Menjadi percontohan toleransi.

Baca Selengkapnya

Indonesia Angkat Isu Literasi Keagamaan Lintas Budaya di Sidang Dewan HAM PBB

16 Maret 2024

Indonesia Angkat Isu Literasi Keagamaan Lintas Budaya di Sidang Dewan HAM PBB

Isu tersebut dinggap penting diangkat di sidang Dewan HAM PBB untuk mengatasi segala bentuk intoleransi dan prasangka beragama di dunia.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Hari Toleransi Internasional yang Diperingati 16 November

16 November 2023

Asal-usul Hari Toleransi Internasional yang Diperingati 16 November

Setiap 16 November diperingati sebagai Hari Toleransi Internasional.

Baca Selengkapnya

Terkini Metro: Pangdam Jaya Ajak Remaja Masjid Jaga Toleransi, BMKG Minta Warga Depok Waspada Kekeringan

18 Juni 2023

Terkini Metro: Pangdam Jaya Ajak Remaja Masjid Jaga Toleransi, BMKG Minta Warga Depok Waspada Kekeringan

Kepada remaja masjid, Pangdam Jaya mengatakan pluralisme sebagai modal kuat dalam bekerja sama untuk menjaga persaudaraan dan kedamaian di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Mas Dhito Puji Toleransi Umat Beragama Desa Kalipang

24 Mei 2023

Mas Dhito Puji Toleransi Umat Beragama Desa Kalipang

Berbudaya itu, bagaimana budaya toleransi beragama, menghargai umat beragama lain, budaya tolong menolong.

Baca Selengkapnya

Ngabuburit di Tepi Danau Jakabaring Sambil Lihat Simbol Toleransi Beragama

1 April 2023

Ngabuburit di Tepi Danau Jakabaring Sambil Lihat Simbol Toleransi Beragama

Di akhir pekan atau hari libur nasional, Jakabaring Sport City menjadi pilihan destinasi liburan dalam kota yang seru.

Baca Selengkapnya

Ketua MPR Ajak Junjung Tinggi Nilai Toleransi Agama

16 Februari 2023

Ketua MPR Ajak Junjung Tinggi Nilai Toleransi Agama

Indeks perdamaian global terus memburuk dan mengalami penurunan hingga 3,2 persen selama kurun waktu 14 tahun terakhir.

Baca Selengkapnya

Bamsoet: MPR dan MUI Siap Gelar Sosialisi Empat Pilar MPR

2 Februari 2023

Bamsoet: MPR dan MUI Siap Gelar Sosialisi Empat Pilar MPR

Sosialisasi itu akan mengangkat tema seputar peran organisasi keagamaan dalam menjaga kerukunan dan kondusivitas bangsa.

Baca Selengkapnya

Wakil Kepala BPIP Dorong Pemkab Klaten dan FKUB Raih Penghargaan

16 November 2022

Wakil Kepala BPIP Dorong Pemkab Klaten dan FKUB Raih Penghargaan

Klaten disebut sebagai miniaturnya Indonesia. Di tengah keberagaman agama tetap memiliki keharmonisan, persatuan dan kesatuan.

Baca Selengkapnya