Toleransi di UEA, Nama Masjid Ini Diubah Jadi Maria Ibu Yesus

Reporter

Sabtu, 17 Juni 2017 12:15 WIB

Masjid Sheikh Zayed di Abu Dhabi, United Arab Emirates. AP

TEMPO.CO, Abu Dhabi-Pangeran mahkota Mohammed bin Zayed bin Sultan Al-Nahyan memerintahkan pergantian nama masjid Sheikh Mohammad Bin Zayed menjadi Mariam Umm Eisa yang artinya Maria Ibu Yesus sebagai wujud toleransi di UEA.

Pergantian nama masjid besar itu, mengutip Al Arabiya.net, 15 Juni 2017, untuk mempromosikan penghormatan terhadap keberagaman dan toleransi di UEA.

"Murni kemanusiaan dan menggambarkan foto yang cerah tentang toleransi yang nyata dan koeksistensi di UEA," kata Menteri Negara bidang toleransi Uni Emirat Arab, Sheikha Lubna al-Qasimi.

Baca: Mahkamah Agung UEA Hukum 11 Teroris Seumur Hidup

Qasimi menjelaskan, masjid yang berlokasi di Abu Dhabi, ibu kota UEA, sebagai cerminan nilai-nilai toleransi dan koeksistensi karena di kawasan itu banyak tempat-tempat ibadah.

Kepala Keuskupan Gereja Katolik di bagian selatan Arab, Paul Hinder menyambut pergantian nama masjid dengan nama baru masjid Maria Ibu Yesus.

"Dia (Maria) merupakan sosok terkemuka yang ada di Alkitab begitu juga di Al-Quran, dan merupakan jalinan penting antara Kristen dan Muslim," kata Uskup Hinder yang kantornya hanya berjarak beberapa meter dari masjid Maria Ibu Yesus.

Rohaniawan senior Canon Thompson dari gereja Anglican St. Andrews menyatakan kebahagiaannya dengan pergantian nama masjid itu.

"Kami senang dan merayakan sesuatu yang kita miliki bersama tentang dua keyakinan kita," kata Thompson seperti dikutip dari Gulf News.

Baca: Berkalung 'Happy', Roumi Resmi Jadi Menteri Kebahagiaan UEA

Pada Februari lalu, kata pemimpin kota Dubai, Sheikh Mohammed bin Rashid al-Maktoum, UEA membuka kantor Kementerian Toleransi untuk mempromosikan toleransi sebagai nilai-nilai mendasar dari masyarakat UEA.

Selain mengganti nama masjid, pihak gereja UEA juga untuk pertama kali membuat gebrakan dengan membuka pintu gereja Al Ain untuk umat Muslim menjalankan ibadah magrib pekan ini.

Pihak gereja menggelar karpet di lantai kayu gereja bagi sekitar 200 pekerja Muslim warga Asia untuk bersembahyang.

Kabinet UEA pada Juni lalu menyetujui Program Toleransi Nasional berdasarkan enam pilar, yakni Islam, Konstitusi, warisan dan etika Zayed UEA, konvensi internasional, arkeologi dan sejarah, serta nilai-nilai kemanusiaan dan nilai-nilai umum. Toleransi di UEA menjadi agenda penting pemerintah UEA seiring semakin meningkatnya paham radikalisme, ekstrimisme, dan terorisme global.

AL ARABIYA.NET | GULF NEWS | MARIA RITA

Berita terkait

Berita terkait tidak ada