Diremehkan Trump, Korea Utara Ancam Serang New York dengan Rudal

Reporter

Rabu, 14 Juni 2017 21:05 WIB

Rudal balistik meluncur saat diuji coba melalui sistem kontrol jarak jauh di Korea Utara, 30 Mei 2017. KCNA/via REUTERS

TEMPO.CO,Pyongyang - Korea Utara telah mengisyaratkan akan menguji rudal balistik antar-benua yang mampu menyerang kota besar Amerika Serikat, New York.

Ancaman itu dikeluarkan beberapa bulan setelah presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengeluarkan pernyataan yang meremehkan kemampuan rudal balistik negara pimpinan Kim Jong-un tersebut.

Dalam sebuah artikel yang dimuat pekan lalu di media resmi negara, Rodong Sinmun, Pyongyang menuduh Donald Trump meremehkan kemampuannya. Mereka mengklaim Korea Utara mendekati pengembangan rudal balistik antar-benua (ICBM).


Baca: Satelit Korea Utara Berhasil Temukan Lokasi THAAD Amerika Serikat

"Trump mengatakan bahwa senjata nuklir Korea Utara tidak akan pernah mencapai daratan AS," tulis Rodong Sinmun.

"AS merasa tidak nyaman karena ini terbukti dalam praktik. Uji senjata strategis yang dilakukan oleh Korea Utara dengan jelas membuktikan. Korea Utara berjarak sekitar 10.400 km dari New York, jarak yang dapat dicapai jika rudal dilepaskan hari ini."

Pada awal Januari 2017, Trump menuliskan di Twitter bahwa Korea Utara mungkin akan menguji ICBM, tetapi tidak akan bisa mencapai wilayah Amerika Serikat.

"Korea Utara baru saja menyatakan bahwa pada tahap akhir mengembangkan senjata nuklir yang mampu mencapai bagian-bagian A.S," kicau Trump melalui akun @realDonaldTrump. "Itu tidak akan terjadi!"

Pernyataan Trump berbeda dengan salah satu petinggi militernya sekitar satu bulan lalu. Pada awal Mei, Letnan Jenderal Vincent Stewart, kepala Badan Intelijen Amerika Serikat, mengatakan bahwa senjata nuklir yang diluncurkan dari Korea Utara memiliki kemampuan yang dapat menjangkau daratan Amerika Serikat.


Baca: Amerika Serikat-Korea Utara Siap Berunding Soal Senjata Nuklir

Pada akhir bulan lalu, Korea Utara merilis foto rudal tipe Scud yang diluncurkan dan jatuh ke air di lepas pantai barat Jepang, pertunjukan ketiga dalam waktu tiga minggu.

Dalam beberapa pekan terakhir, Amerika Serikat telah mengirim armada kapal perang ke perairan Korea Utara, dan membawa beberapa peluncur baru untuk sistem pertahanan rudal ke Korea Selatan guna mengatasi ancaman militer dari perbatasan.

Korea Utara berpendapat bahwa pengejaran senjata nuklirnya semata-mata merupakan alat untuk mempertahankan diri dari kekuatan asing seperti Amerika Serikat.

INDEPENDENT|YON DEMA




Advertising
Advertising


Berita terkait

12 Senator AS Ancam Sanksi Pejabat ICC dan Anggota Keluarga Jika Perintahkan Tangkap Netanyahu

22 menit lalu

12 Senator AS Ancam Sanksi Pejabat ICC dan Anggota Keluarga Jika Perintahkan Tangkap Netanyahu

12 senator AS mengancam akan menjatuhkan sanksi terhadap ICC jika menerbitkan perintah penangkapan terhadap perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Jika Lolos Olimpiade Paris 2024, Timnas Indonesia Satu Grup dengan Prancis, AS, dan Selandia Baru

1 jam lalu

Jika Lolos Olimpiade Paris 2024, Timnas Indonesia Satu Grup dengan Prancis, AS, dan Selandia Baru

Timnas Indonesia akan satu grup dengan tuan rumah Prancis, Amerika Serikat, dan Selandia Baru bila lolos Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Militer Israel Ambil Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir

1 jam lalu

Militer Israel Ambil Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir

Militer Israel mengambil kendali atas perbatasan Rafah antara Gaza dan Mesir

Baca Selengkapnya

Belgia akan Dukung Resolusi Pengakuan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

2 jam lalu

Belgia akan Dukung Resolusi Pengakuan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Menlu Belgia Hadja Lahbib mengatakan negaranya akan mendukung resolusi yang mengakui Palestina sebagai anggota penuh PBB

Baca Selengkapnya

Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

2 jam lalu

Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

Tiga belas orang hakim federal konservatif di AS memboikot lulusan Universitas Columbia karena protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

Tentara AS Ditahan di Rusia, Dituduh Mencuri Uang Kekasihnya

2 jam lalu

Tentara AS Ditahan di Rusia, Dituduh Mencuri Uang Kekasihnya

Rusia menuduh tentara AS terlibat pencurian dengan mengambil uang kekasihnya.

Baca Selengkapnya

4 Fakta Project Nimbus, Layanan Teknologi untuk Israel yang Didemo Pekerja Google dan Amazon

4 jam lalu

4 Fakta Project Nimbus, Layanan Teknologi untuk Israel yang Didemo Pekerja Google dan Amazon

Project Nimbus merupakan kontrak yang menyediakan bantuan teknologi kepada Israel.

Baca Selengkapnya

Acara Wisuda di Columbia University Dibatalkan Karena Protes Pro-Palestina

7 jam lalu

Acara Wisuda di Columbia University Dibatalkan Karena Protes Pro-Palestina

Universitas Columbia membatalkan upacara wisuda setelah unjuk rasa pro-Palestina mengguncang kampus tersebut selama hampir dua pekan.

Baca Selengkapnya

AS Tinjau Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas, Tolak Invasi ke Rafah

8 jam lalu

AS Tinjau Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas, Tolak Invasi ke Rafah

Proposal senjata yang disetujui Hamas sedang ditinjau oleh Amerika Serikat. Dalam pernyataannya kemarin, AS juga menentang invasi ke Rafah.

Baca Selengkapnya

Senjata AS Digunakan dalam Serangan Israel ke Lebanon, Diduga Langgar Hukum Internasional

10 jam lalu

Senjata AS Digunakan dalam Serangan Israel ke Lebanon, Diduga Langgar Hukum Internasional

Sejak 7 Oktober, 16 pekerja medis tewas akibat serangan udara Israel di Lebanon, dan 380 orang lainnya tewas termasuk 72 warga sipil.

Baca Selengkapnya