TEMPO.CO, Washington - Amerika Serikat menyatakan siap berunding dengan Korea Utara jika negeri itu menghentikan seluruh uji coba nuklir dan rudal balistiknya.
"Kami bersedia melakukan pembicaraan dengan Korea Utara tetapi kami harus melihat seluruh uji coba nuklir negeri itu dihentikan," kata Nikki Hayden, Duta besar AS di PBB kepada wartawan, Selasa, 16 Mei 2017.
Hayden menambahkan, Washington dan Beijing, sekutu politik dan militer Korea Utara-, sedang berunding menyiapkan resolusi baru untuk Korea Utara.
"Itulah yang sedang kami lakukan," katanya. "Tentu saja kami akan memberikan sanksi, namun kami akan melihat perkembangan selanjutnya."
Pada Ahad, 14 Mei 2017, Korea Utara sukses meluncurkan rudal jarak jauh sehingga menimbulkan kegemparan dunia. Pyongyang mengatakan, rudal Hwasong-12 yang diluncurkan itu sanggup membawa hulu ledak nuklir.
Sesuai dengan bunyi sanksi PBB, Korea Utara dilarang mengembangkan nuklir dan teknologi rudal. Bahkan Dewan Keamanan PBB berkali-kali memperingatkan bahwa uji coba nuklir Pyongyang adalah provokasi dan mengancam perdamaian dunia.
Rudal yang diluncurkan Korea Utara itu, terbang di ketinggian lebih dari 2.000 kilometer dan menempuh jarak 787 kilometer sebelum mendarat di Laut Jepang.
"Rudal ini sanggup terbang dengan jarak tempuh 4.500 kilometer bila diterbangkan secara maksimal," kata para pengamat pertahanan.
Menurut Menteri Pertahanan Korea Selatan, Han Min-koo, program senjata nuklir Korea Utara berkembang lebih cepat dari yang diharapkan. Amerika Serikat gusar dengan kemajuan Korea Utara.
AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN