Polisi dan tentara Filipina merusak pintu saat menggeledah sebuah rumah dalam operasi pembersihan militan Maute di kota Marawi, Filipina, 7 Juni 2017. REUTERS/Stringer
TEMPO.CO,Manila – Angkatan Bersenjata Filipina mengatakan milisi Maute yang meneror Kota Marawi mendapat dukungan dari beberapa politikus lokal. Informasi keterlibatan politikus itu diperoleh dari seorang pejabat di Marawi yang ditangkap aparat militer.
Kepala staf militer Fili[ina, Jenderal Eduardo Ano, mengatakan pihak berwenang sedang memburu beberapa politikus lain yang mendukung kelompok Maute di Marawi, kota yang dihuni mayoritas muslim.
”Ini kombinasi antara nama politikus, warga negara, dan anggota Maute,” kata Ano, seperti dikutip dari Asia Correspondent pada 9 Juni 2017.
Ano mengatakan pihak berwenang telah mencatat nama 200 orang yang dicari karena membantu orang-orang bersenjata yang terlibat dalam bentrokan dengan pasukan keamanan pemerintah Filpina. Bentrokan di Marawi ini mengakibatkan hampir 200 orang meninggal.
Namun tidak dijelaskan apakah ada politikus nasional yang terlibat dengan kelompok teror Maute di Marawi.
Pertempuran di Marawi antara Maute dan tentara Filipina telah berkecamuk selama dua minggu. Pertempuran dimulai pada 23 Mei 2017 ketika pasukan Filipina melakukan serangan untuk menangkap Isnilon Hapilon, seorang pemimpin jaringan teror Abu Sayyaf.