Lelucon Kontraversial Duterte, Izinkan Tentara Perkosa 3 Wanita

Reporter

Editor

Elik Susanto

Minggu, 28 Mei 2017 05:31 WIB

Presiden Filipina Rodrigo Duterte (kiri), dan Pasangannya Honeylet Avancena mengobrol saat mereka menunggu kedatangan para pemimpin Asia Tenggara untuk upacara pembukaan KTT ASEAN Leader ke-30 di Manila, Filipina, 29 April 2017. Pasangan ini terlihat mesra saat menyambut tamu negara. AP/Bullit Marquez

TEMPO.CO, Manila - Presiden Filipina, Rodrigo Duterte pada Jumat, 26 Mei 2017, kembali mencetuskan pernyataan kontraversial melalui leluconnya. Presiden Duterte dengan nada bercanda, membuat lelucon bahwa anggota militer dapat memperkosa sampai 3 wanita. Duterte mengaku akan bertanggung jawab di bawah hukum militer yang baru dilaksanakan.

Duterte membuat pernyataan itu saat berbicara di sebuah kamp militer negaranya. "Untuk hukum militer ini dan akibat pelaksanaannya, saya seorang yang akan bertanggung jawab. Lakukan tugas Anda, saya akan uruskan yang lain."

Baca juga: Teror ISIS, Presiden Duterte Tetapkan Darurat Militer di Mindanao

Duterte melanjutkan, "Saya rela dipenjara karena Anda. Jika Anda memperkosa tiga wanita, saya akan mengaku bahwa saya yang buat, " katanya, seperti yang dilansir Reuters pada 27 Mei 2017.

Duterte menerapkan hukum militer, Selasa lalu di seluruh selatan Mindanao sebagai reaksi terhadap serangan dilancarkan militan di kota itu. Dia mengatakan bahwa militan berencana membangun pemerintahan khalifah di seluruh Mindanao, yang dihuni 20 juta penduduk. Hukum militer satu-satunya cara menghilangkan pemberontak tersebut.

Baca juga: Presiden Duterte akan Diadukan ke Pengadilan Pidana Internasional

Hukum militer yang diterapkan DUterte lantas memicu kritik dari berbagai pihak. Ia selalu mengatakan siap bertanggung jawab dan kemudian melontarkan candaan kontroversial itu.
Duterte, 72 tahun, yang memenangkan pemilihan presiden tahun lalu sering menggunakan bahasa kasar.

Rodrigo Duterte juga pernah memicu kontroversi ketika mengatakan ingin memperkosa seorang misionaris warga Australia yang terjebak dalam kerusuhan penjara pada 1989 di Filipina dan dibunuh oleh penghuni lain.

REUTERS|GUARDIAN|YON DEMA

Berita terkait

Sosok Ferdinand Marcos Jr yang Terancam Dimakzulkan Duterte

1 Februari 2024

Sosok Ferdinand Marcos Jr yang Terancam Dimakzulkan Duterte

Menanggapi tuduhan keras Duterte, Marcos hanya tertawa. Dia menyatakan bahwa ia tidak akan memberikan tanggapan serius terhadap pertanyaan tersebut.

Baca Selengkapnya

Begini Konflik Antara Duterte dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr

31 Januari 2024

Begini Konflik Antara Duterte dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr

Marcos bekerja sama dengan putri Duterte, Sara, untuk menjadikannya wakil presiden dalam kemenangan Pemilu 2022. Namun, keretakan dalam aliansi keluarga tersebut muncul ketika petahana telah menyimpang dari kebijakan anti-narkoba dan kebijakan luar negeri pendahulunya.

Baca Selengkapnya

Peraih Nobel Perdamaian, Maria Ressa, Dibebaskan dari Kasus Pajak Filipina

12 September 2023

Peraih Nobel Perdamaian, Maria Ressa, Dibebaskan dari Kasus Pajak Filipina

Maria Ressa, peraih Nobel Perdamaian 2021 bersama jurnalis Rusia, mendapatkan reputasi karena pengawasan terhadap mantan Presiden Rodrigo Duterte.

Baca Selengkapnya

Kembalinya Keluarga Marcos Berkuasa di Filipina Disambut Protes Mahasiswa

10 Mei 2022

Kembalinya Keluarga Marcos Berkuasa di Filipina Disambut Protes Mahasiswa

Sekitar 400 mahasiswa melakukan protes di luar gedung Komisi Pemilihan Filipina menentang kemenangan Ferdinand Marcos Jr dalam pemilihan presiden

Baca Selengkapnya

Pilpres Filipina: Profil Ferdinand Marcos Jr, Si Bongbong Penerus Dinasti Marcos

9 Mei 2022

Pilpres Filipina: Profil Ferdinand Marcos Jr, Si Bongbong Penerus Dinasti Marcos

Calon-calon yang bertarung dalam pilpres Filipina ada 10 kandidat dan terdapat 3 nama yang digadang-gadang menggantikan Presden Duterte.

Baca Selengkapnya

Putra Eks Diktator Filipina Marcos Berpeluang Besar Menjadi Presiden

7 Februari 2022

Putra Eks Diktator Filipina Marcos Berpeluang Besar Menjadi Presiden

Putra mantan diktator Filipina Ferdinand Marcos menjadi kandidat yang paling berpeluang menggantikan Presiden Rodrigo Duterte

Baca Selengkapnya

KPU Filipina Tolak Petisi untuk Melarang Anak Marcos Jadi Capres

17 Januari 2022

KPU Filipina Tolak Petisi untuk Melarang Anak Marcos Jadi Capres

Komisi pemilihan umum (KPU) Filipina menolak petisi yang berusaha untuk melarang putra mendiang diktator Ferdinand Marcos menjadi capres

Baca Selengkapnya

Filipina Larang Warga Belum Vaksin COVID-19 Naik Transportasi Publik di Manila

14 Januari 2022

Filipina Larang Warga Belum Vaksin COVID-19 Naik Transportasi Publik di Manila

Aturan pemerintah Filipina ini menuai kecaman karena dianggap mendiskriminasi warga miskin yang belum memperoleh akses vaksin COVID-19

Baca Selengkapnya

Warga Filipina yang Belum Imunisasi Vaksin Covid-19 Bisa Ditahan, Jika ...

7 Januari 2022

Warga Filipina yang Belum Imunisasi Vaksin Covid-19 Bisa Ditahan, Jika ...

Warga Filipina yang belum imunisasi vaksin Covid-19 agar tidak keluar rumah jika tidak mendesak. Mereka bakal ditahan jika tak patuh.

Baca Selengkapnya

Duterte Menolak Minta Maaf atas Pelanggaran HAM selama Perang Melawan Narkoba

5 Januari 2022

Duterte Menolak Minta Maaf atas Pelanggaran HAM selama Perang Melawan Narkoba

Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan dia tidak akan pernah meminta maaf atas kematian tersangka narkoba yang dibunuh di luar hukum.

Baca Selengkapnya