Pasukan militer Filipina tengah terlibat baku tembak dengan militan Maute yang telah menguasai sebagian kota Marawi di Filipina Selatan, 25 Mei 2017. REUTERS
TEMPO.CO, Manila - Uskup Filipina, Martin Jumoad, mendukung Presiden Rodrigo Duterte menerapkan darurat militer di kawasan selatan sepanjang demi melindungi hak asasi manusia dan menghadapi ISIS.
Uskup Jumoad mengatakan, pemerintah perlu mengambil langkah untuk memulihkan perdamaian dan merebut kembali Marawi dari militan yang berafiliasi kepada ISIS.
"Kelompok militan ini telah membakar bangunan, mengerek bendera Negara Islam, menahan 14 sandera Katolik dan memenggal kepala anggota polisi," katanya.
Uskup memperingatkan warga Marawi agar berhati-hati dan bekerjasama dengan militer. "Jika warga tidak bekerjasama dengan militer, bakal terjadi peristiwa lebih rumit," kata Jumoad.
Juru bicara militer Filipina, Kolonel Adgard Arevalo, mengatakan, 13 militan tewas di Marawi sedangkan di pihak pemerintah lima tentara tewas dan 31 lainnya luka-luka.
Menurut pejabat keamanan Filipina yang tak bersedia disebutkan namanya, darurat militer melawan ISIS ini harus dilakun menyusul insiden penyaderaan, pemenggalan kepala duaapetugas keamanan dan seorang polisi.