Sejumlah anak-anak yang terinfeksi kolera berada di lorong rumah sakit di Sanaa, Yaman, 7 Mei 2017. REUTERS/Khaled Abdullah
TEMPO.CO, Paris - Prancis menyumbang 2 juta euro atau sekitar Rp 29,2 miliar untuk membantu mengatasi wabah kolera yang telah menewaskan lebih dari 180 penduduk Yaman.
Seperti dilansir Middle East Monitor, Selasa, 16 Mei 2017, juru bicara Kementerian Luar Negeri Prancis, Romain Nadal, menyatakan pemerintah negaranya sangat prihatin karena wabah tersebut menyebar dengan cepat ke seluruh Yaman dalam waktu singkat.
“Kondisi kesehatan warga di Yaman semakin memburuk. Wabah ini harus dihentikan sesegera mungkin,” ujarnya.
Nadal menambahkan, donasi yang diberikan Prancis akan dialokasikan untuk membantu penanganan darurat bagi penduduk yang membutuhkan.
Pada Ahad lalu, pemerintah Houthi, yang berkuasa di Yaman, mengumumkan kondisi darurat akibat wabah kolera yang telah menewaskan sedikitnya 184 warga dalam beberapa pekan terakhir.
Dominik Stillhart dari Palang Merah Internasional pada Senin lalu mengumumkan lebih dari 180 orang tewas akibat wabah kolera dan 11 ribu kasus lain telah dilaporkan dari seluruh negeri.
Data WHO menunjukkan Sanaa adalah lokasi terparah yang terjangkit wabah tersebut, diikuti Provinsi Amanat al-Semah. Kasus juga telah dilaporkan di kota-kota besar lain, termasuk Hodeidah, Taiz, dan Aden.
Sebanyak 115 kasus kematian akibat kolera terjadi di Sanaa. Sanaa kini dikuasai kelompok pemberontak Houthi. WHO mengatakan 7,6 juta orang tinggal di wilayah yang berisiko tinggi tertular kolera.
Yaman terjebak dalam konflik antara pemberontak Houthi, selaras dengan Iran, dan sebuah koalisi yang didukung Barat, yang dipimpin Arab Saudi. Lebih dari 10 ribu orang terbunuh, yang kebanyakan diakibatkan serangan udara, yang hampir setiap hari terjadi sejak pertempuran dimulai.
MIDDLE EAST MONITOR | KUWAIT NEWS AGENCY | SITA PLANASARI AQUADINI