Dua Pemimpin Kristen Ikut Aksi Mogok Makan Tahanan Palestina

Reporter

Selasa, 16 Mei 2017 08:45 WIB

Mantan Melkite Patriarch Gregory III dan Uskup Agung Ortodoks Yunani Atallah Hanna. arabamerica.com

TEMPO.CO, Yerusalem - Dua pemimpin terkemuka Kristen Palestina, Gregory Lahham III dan Atallah Hanna, bergabung dalam aksi mogok makan pada awal pekan lalu sebagai tanda solidaritas terhadap tahanan Palestina yang menghuni penjara Israel.


Lahham, 83 tahun, mengundurkan diri sebagai kepala gereja di wilayah Yerusalem dan Iskandariah setelah mengirim surat kepada Paus Fransiskus pada Sabtu lalu untuk memprotes penindasan rakyat Palestina.


"Saya ingin tahanan Palestina sadar bahwa kami bersama mereka dalam perjuangan untuk tahanan Palestina," katanya seperti dikutip laporan portal Arab America.


Baca: Lebih dari Seribu Tahanan Palestina di Israel Mogok Makan


Sementara itu, Attalah yang merupakan kepala Gereja Ortodoks Yunani di Yerusalem, mengeluarkan pernyataan yang menyatakan dukungan terhadap klaim tahanan Palestina yang ingin perlakuan manusiawi.


Advertising
Advertising

"Kita memiliki tanah ini dan menjadi milik penduduk Palestina yang berjuang untuk mendapatkan kebebasan.


"Kami selalu mendukung perjuangan rakyat Palestina," katanya.


Ini bukan kali pertama kedua pemimpin Kristen itu membela warga Palestina dan agama Islam.


Pada Desember 2010, Lahham mengatakan, serangan terhadap warga Kristen Levantine merupakan konspirasi Zionis untuk memperburuk Islam.


Baca: Olok-olok Tahanan Palestina Mogok Makan, Pizza Hut Minta Maaf


"Segala tindakan tersebut tidak ada hubungannya dengan Islam tetapi merupakan konspirasi pengikut paham Zionisme dan penganut Kristen yang terperangaruh dengan ideologi Zionis.


"Tujuannya adalah untuk memberi gambaran bahwa Islam agama yang buruk," katanya, "katanya.


Atallah juga dikenal dalam gerakan aktivis politik di Yerusalem demi menyatukan penduduk Islam dan Kristen di wilayah bergolak itu.


Sejauh ini aksi mogok makan oleh tahanan Palestina telah menyisakan penderitaan mendalam. Para tahanan dilaporkan mengalami situasi kesehatan yang semakin serius.


Aksi tersebut bermula ketika sekitar 1.500 tahanan Palestina melancarkan mogok makan sejak 17 April 2017, yang bertepatan dengan Hari Tahanan Palestina.


Baca: Tahanan Palestina yang Mogok Makan Mulai Derita Sakit


Para tahanan menyuarakan serangkaian tuntutan, termasuk diakhirinya penolakan kunjungan keluarga, hak untuk melanjutkan pendidikan tinggi, perawatan medis dan pengobatan yang tepat serta mengakhiri kurungan isolasi dan penahanan administratif, pemenjaraan tanpa tuntutan atau persidangan.


Namun aksi itu mendapat tanggapan dari Israel dengan penindasan, termasuk penggerebekan malam yang sering dilakukan oleh pasukan represif, pemindahan paksa dari penjara ke penjara, kurungan isolasi, penolakan kunjungan dan penyitaan barang-barang pribadi, kadang-kadang termasuk garam.


Garam dan air adalah pengganti makanan oleh tahanan Palestina untuk tetap bertahan hidup selama aksi mogok makan.


INDEPENDENT ONLINE | ARAB AMERICA | YON DEMA

Berita terkait

Joe Biden Dukung Solusi Dua Negara untuk Perdamaian Palestina-Israel

27 Januari 2021

Joe Biden Dukung Solusi Dua Negara untuk Perdamaian Palestina-Israel

Pemerintahan Joe Biden juga akan membuka dua kantor perwakilan diplomatik Palestina di Washington dan Yerusalem setelah ditutup Donald Trump.

Baca Selengkapnya

Gara-gara Yerusalem, Palestina Tarik Dubesnya dari Amerika

1 Januari 2018

Gara-gara Yerusalem, Palestina Tarik Dubesnya dari Amerika

Palestina menarik Husam Zomlot, dubes untuk Amerika Serikat menyusul keputusan kontroversial Washington soal Yerusalem sebagai ibu kota Israel

Baca Selengkapnya

Mesir Sambut Rekonsiliasi Hamas-Fatah di Palestina

18 September 2017

Mesir Sambut Rekonsiliasi Hamas-Fatah di Palestina

Mesir sambut rekonsiliasi Hamas dan Fatah untuk membangun persatuan Palestina.

Baca Selengkapnya

Hamas - Fatah Berdamai, Palestina Menuju Satu Pemerintahan  

18 September 2017

Hamas - Fatah Berdamai, Palestina Menuju Satu Pemerintahan  

Hamas menerima persyaratan damai yang ditawarkan kepala gerakan Fatah sekaligus Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, untuk mengakhiri dua pemerintahan di Palestina.

Baca Selengkapnya

Israel Tembak Mati Pemuda Palestina di Tepi Barat

4 September 2017

Israel Tembak Mati Pemuda Palestina di Tepi Barat

Warga lainnya di kamp pengungsi, Aziz Arafeh, juga mengalami luka tembak di bagian lengan.

Baca Selengkapnya

Israel Bangun Pemukiman di Palestina, PBB: Hambat Solusi 2 Negara

30 Agustus 2017

Israel Bangun Pemukiman di Palestina, PBB: Hambat Solusi 2 Negara

PBB mengatakan Israel bangun pemukiman di Palestina menjadi hambatan utama mencapai solusi dua negara dan proses perdamaian dengan Palestina.

Baca Selengkapnya

Forum OKI, Menlu: Umat Islam Harus Bersatu Bantu Palestina  

2 Agustus 2017

Forum OKI, Menlu: Umat Islam Harus Bersatu Bantu Palestina  

mengusulan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) memberikan perlindungan internasional terhadap Masjid Al-Aqsa sebagai kompleks suci tiga agama.

Baca Selengkapnya

Masjid Al Aqsa, PKB Gelar Halaqoh Cari Solusi Konflik Palestina  

29 Juli 2017

Masjid Al Aqsa, PKB Gelar Halaqoh Cari Solusi Konflik Palestina  

DPP PKB menggelar halaqoh ulama rakyat di Ponpes Al-Mizan Majalengka Jawa Barat mencari solusi konflik di Masjid Al Aqsa antara Palestina-Israel.

Baca Selengkapnya

Din Berharap RI Dorong Sidang Darurat untuk Palestina  

28 Juli 2017

Din Berharap RI Dorong Sidang Darurat untuk Palestina  

Din menilai pemerintah mampu mengerahkan negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam dengan mengusulkan sidang darurat.

Baca Selengkapnya

Presiden Palestina Mahmoud Abbas Bekukan Hubungan dengan Israel

22 Juli 2017

Presiden Palestina Mahmoud Abbas Bekukan Hubungan dengan Israel

Presiden Palestina Mahmoud Abbas membekukan sementara hubungan dengan Israel sebagai protes atas peraturan keamanan Masjid Al-Aqsa yang baru.

Baca Selengkapnya