Shadow Brokers Lakukan Serangan Cyber di 99 Negara, Ini Dampaknya

Reporter

Sabtu, 13 Mei 2017 14:57 WIB

Ilustrasi Cyber Crime. moubamba.com

TEMPO.CO, London -Sejumlah rumah sakit di Inggris lumpuh setelah diserang para penjahat cyber yang menuntut uang tebusan US$ 300 atau setara Rp 3,9 juta untuk setiap komputer yang terinfeksi virus ransomware. Serangan cyber yang masif ini ternyata menyerang sekitar 99 negara termasuk Amerika Serikat, Cina, Rusia, Spanyol, dan Italia di hari yang sama.

Sejumlah pakar mengatakan serangan cyber terjadi dengan menggunakan kode yang dicuri dari Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat oleh satu kelompok misterius yang menamai dirinya Shadow Brokers. Kode yang dicuri itu diberi nama Eternal Blue dan kemudian dirilis bulan lalu berikut passwordnya. Sehingga berakibat fatal kemarin malam di berbagai negara.

Perusahaan keamanan Cyber Avast mengatakan ada 75 ribu kasus virus ransomware yang diberi nama WannaCry dan sejumlah nama varian lainnya di seluruh dunia.

"Ini sangat besar," kata Jakub Kroustek dari Avast seperti dikutip dari BBC, 13 Februari 2017.

Serangan masif para penjahat cyber terberat dialami Pelayanan Kesehatan Nasional atau NHS di Inggris dan Skotlandia. Sejumlah rumah sakit dan para dokter terpaksa menghentikan operasi maupun pengobatan.

Di Rusia, jumlah komputer yang terinfeksi virus akibat serangan cyber para peretas diduga lebih banyak dibandingkan negara lainnya. Namun, Kementerian Dalam Negeri Rusia mengatakan, pihaknya telah melokalisasi virus yang menyerang komputer pribadi yang menggunakan Windows sebagai sistem operasinya.

Di Spanyol, perusahaan raksasa telekomunikasi Telefonica, perusahaan tenaga listrik Iberdrola dan penyedia layanan Gas Natural menjadi sasaran serangan cyber. Seluruh staf perusahaan-perusahaan itu telah diperintahkan untuk tidak mengaktifkan komputer mereka.

Perusahaan di Portugal juga mengaku terkena dampaknya. Portugal Telecom, FedEx, otoritas Swedia dan Megafon, perusahaan nomor dua terbesar jaringan telepon seluler di Rusia, mengaku telah menjadi korban serangan cyber.

Gara-gara serangan cyber, para petugas rumah sakit terpaksa mematikan komputer NHS, dan mesin MRI dan telepon.

Para petugas paramedis termasuk dokter menggunakan pulpen dan kertas saat berkonsultasi dengan pasien yang sakit dan mau dioperasi.

Menurut sejumlah ahli, serangan cyber secara masif ini sebenarnya sudah diperingatkan beberapa bulan lalu. Namun, sepertinya diabaikan.

Para peretas melakukan serangan cyber ini diduga sebagai protes terhadap Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

BBC NEWS | DAILY MAIL | MARIA RITA

Berita terkait

Waspada, Ini 6 Jenis Cyber Crime yang Paling Sering Terjadi

14 Desember 2023

Waspada, Ini 6 Jenis Cyber Crime yang Paling Sering Terjadi

Cyber crime semakin meningkat seiring perkembangan teknologi digital. Meskipun memberikan kemudahan, kemajuan teknologi juga membawa risiko besar.

Baca Selengkapnya

Bahas Perkembangan Teknologi, Menkominfo: Kejahatan Dulu Curanmor, Sekarang Cyber Crime

21 Agustus 2023

Bahas Perkembangan Teknologi, Menkominfo: Kejahatan Dulu Curanmor, Sekarang Cyber Crime

Menkominfo Budi Arie Setiadi mengatakan semua pihak harus menyesuaikan diri seiring terjadinya perkembangan teknologi.

Baca Selengkapnya

Kominfo Punya Pelatihan Khusus Cyber Security untuk Keamanan Infrastruktur Digital

31 Januari 2023

Kominfo Punya Pelatihan Khusus Cyber Security untuk Keamanan Infrastruktur Digital

Kominfo memiliki pelatihan khusus mengenai cyber security. Pelatihan itu digelar untuk meningkatkan keamanan infrastruktur digital.

Baca Selengkapnya

1,3 Miliar Data SIM Dibobol, Kominfo: Seolah yang Membocorkan Pahlawan

6 September 2022

1,3 Miliar Data SIM Dibobol, Kominfo: Seolah yang Membocorkan Pahlawan

Kominfo menyayangkan beberapa pihak menganggap hacker pembocor data adalah pahlawan.

Baca Selengkapnya

6 Cara Mencegah dan Melaporkan Penipuan Online

27 Agustus 2022

6 Cara Mencegah dan Melaporkan Penipuan Online

Pada umumnya, tujuan para pelaku penipuan online adalah membobol dan mencuri data-data pribadi. Begini cara mencegah dan melaporkannya.

Baca Selengkapnya

Pengamat: Polri Punya Tim Cyber Crime, Mudah Saja Menggulung Judi Online

24 Agustus 2022

Pengamat: Polri Punya Tim Cyber Crime, Mudah Saja Menggulung Judi Online

Peneliti ISeSS menyebut Polri cukup mengandalkan tim cyber crime untuk menggulung judi online. Hanya menangkap pengecer dan pemain kelas bawah.

Baca Selengkapnya

Tutup Tahun 2021, Kapolda Metro Jaya Klaim Selesaikan Semua Laporan Masyarakat

30 Desember 2021

Tutup Tahun 2021, Kapolda Metro Jaya Klaim Selesaikan Semua Laporan Masyarakat

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran mengatakan crime clearance sepanjang 2021 adalah 30.870 kasus atau 102 persen.

Baca Selengkapnya

Kasus Ilegal Akses, Richard Lee: Saya Optimistis karena Tidak Bersalah

8 September 2021

Kasus Ilegal Akses, Richard Lee: Saya Optimistis karena Tidak Bersalah

Dokter Richard Lee menjelaskan bahwa ia sangat optimis dalam kasus ini karena merasa tidak melakukan tindakan kriminal.

Baca Selengkapnya

Begini Kesiapan TNI Hadapi Perang Siber

28 Mei 2021

Begini Kesiapan TNI Hadapi Perang Siber

Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengatakan perang siber telah menjadi medan perang baru yang dapat memicu ketegangan antarnegara

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Ringkus Buron Federal Bureau of Investigation

16 Juni 2020

Polda Metro Jaya Ringkus Buron Federal Bureau of Investigation

Kepolisian Daerah Metro Jaya meringkus seorang buronan Federal Bureau of Investigation (FBI). Pelaku dikabarkan ditangkap di kawasan Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya