Terima Honor Pidato Miliaran, Pensiun Obama Terancam Dipotong

Reporter

Sabtu, 6 Mei 2017 10:06 WIB

Gaya mantan Presiden AS, Barack Obama saat menjadi moderator dalam sebuah acara diskusi di University Chicago, AS, 24 April 2017. AP Photo

TEMPO.CO, Washington—Gara-gara akan menerima honor pidato sebesar US$400.000 atau sekitar Rp 5 miliar, uang pensiun mantan Presiden Barack Obama terancam dipotong oleh Kongres Amerika Serikat.


Seperti dilansir The Telegraph, Sabtu 6 Mei 2017, kubu Republik di Kongres kembali mengusung undang-undang yang pernah diveto oleh Obama, yakni membatasi uang pensiun para mantan presiden.


Baca: Barack Obama Tampil di Publik Amerika Pertama Kali


Pembatasan uang pensiun itu diusulkan karena para mantan presiden itu biasanya memiliki penghasilan yang lebih besar usai meninggalkan Gedung Putih.


RUU ini menjadi prioritas kubu Republik karena Obama masuk kriteria tersebut. Mereka berharap Presiden Donald Trump akan segera mengesahkannya menjadi undang-undang.


Advertising
Advertising

"Kemunafikan Barack Obama dalam masalah ini terungkap," kata Jason Chaffetz, politisi Partai Republik yang mengetuai komisi reformasi dan pengawasan pemerintah Kongres.


"Veto yang dilakukan adalah untuk kepentingannya sendiri," ujar Chaffetz yang juga menjadi pengusul pembatasan uang pensiun para bekas presiden itu.


Chafetz dan Jodi Erntz, senator Partai Republik dari Iowa, telah mengumumkan mereka akan mendorong kembali RUU Modernisasi Pensiun Presiden bulan ini.


Baca: Obama Beli Kopi di Starbucks, Warga AS Histeris


RUU itu memuat mantan presiden akan mendapatkan uang pensiun 200.000 dolar AS ditambah ongkos lain-lain dengan jumlah yang sama tiap tahun.


Namun, jumlah pensiun itu akan dikurangi jika para mantan itu mendapatkan penghasilan lain yang melampaui 400.000 dolar per tahun.


Saat rencana ini diumumkan tahun lalu, Barack Obama melakukan veto dengan alasan jika undang-undang itu disahkan maka para mantan presiden harus memberhentikan para staf pendukung mereka.


Biaya operasional kantor dan gaji staf saat ini memang cukup mahal. Harian USA Today menulis mantan presiden Jimmy Carter harus membiayai staff dan kantor hingga 430.000 dolar AS setahun.


Sementara mantan presiden George W Bush harus merogoh koceknya hingga 1,1 juta dolar setahun untuk keperluan yang sama.


RUU Modernisasi Pensiun Presiden yang sudah disahkan Kongres pekan ini akan mendanai seluruh mantan presiden dengan anggaran sebesar US$3,9 juta hingga 30 September mendatang.


Seperti telah banyak diberitakan, Barack Obama dijadwalkan memberikan pidato di hadapan pare eksekutif Wall Street dengan honor 400.000 dolar AS atau sekitar Rp 5 miliar.


USA TODAY | THE TELEGRAPH | SITA PLANASARI AQUADINI

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya