AS-Korsel Dituding Rencanakan Pembunuhan Kim Jong-un
Editor
Sita Planasari A
Sabtu, 6 Mei 2017 09:38 WIB
TEMPO.CO,Pyongyang – Korea Utara menuduh Amerika Serikat dan Korea Selatan berkonspirasi untuk membunuh Kim Jong-un di tengah ketegangan uji coba nuklir yang dilakukan Pyongyang.
Laporan yang dikeluarkan Korean Central News Agency (KCNA) menyebutkan bahwa badan intelijen AS, CIA dan Korsel menyuap warga Korea Utara untuk melukai pemimpin tertinggi mereka dengan senjata biokimia.
Penggunaan zat biokimia termasuk zat radioaktif dan zat beracun lainnya yang akan menimbulkan efek setelah enam atau dua belas bulan.
Baca: Setelah Liga Primer, Kim Jong-un Kini Fans Berat Liga Italia?
Kementerian Keamanan Korut melalui KCNA mengaku telah mengantongi beberapa skenario pembunuhan yang telah disiapkan.
Kementerian tersebut menuduh bahwa salah satu pejabat Korea Utara yang hanya diidentifikasi dengan Kim telah disuap oleh dinas intelijen Korea Selatan saat bekerja di Rusia.
KCNA mencantumkan beberapa dugaan pembayaran yang dilakukan kepada Kim, yang jumlahnya hampir mencapai US$ 300 ribu. KCNA menyebut saat Kim kembali ke Pyongyang, dia diinstruksikan untuk memberikan informasi terperinci tentang situasi untuk menilai kemungkinan metode serangan.
Menanggapi dugaan rencana serangan itu, Kementerian Keamanan mengatakan bahwa Korea Utara akan menemukan dan menghancurkan para teroris tanpa ampun.
Baca: Disebut Gendut oleh Senator Amerika, Kim Jong-un Murka
"Serangan anti-teroris ala Korea akan dimulai dari saat ini untuk menyingkirkan organisasi pengembang intelijen dan plot-pemuliaan imperialis AS dan kelompok boneka," kata pernyataan tersebut.
Klaim itu muncul setelah Presiden AS Donald Trump meningkatkan tekanan kepada rezim Kim Jong-un untuk menyerahkan senjata nuklir mereka. Dia mengatakan siap mengadakan pertemuan dengan pemimpin tertinggi Korut itu jika situasinya memungkinkan.
Adapun Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson mengatakan Gedung Putih tak pernah bermaksud menghilangkan kekuasaan Kim Jong Un. Pihaknya mengaku tak bertujuan untuk mengganti rezim yang ada saat ini.
Baca: Korea Utara untuk Pertama Kali Surati ASEAN, Begini Isi Suratnya
“Kami tidak ingin mengancam rakyat Korut maupun menggangu kestabilan keamanan di kawasan Asia Pasifik,” ujar Tillerson pada Jumat lalu.
Perang kata-kata antara Barat dan Pyongyang telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir, setelah Korea Utara mengancam untuk melakukan uji coba nuklir keenam.
Amerika Serikat telah mengirim sebuah kapal perang ke wilayah tersebut dan memasang sistem pertahanan anti-rudal kontroversial di Korea Selatan karena provokasi Korea Utara di bawah kepemimpinan Kim Jong-un.
BBC | REUTERS | YON DEMA