Terulang Lagi, Satu Keluarga Diusir Paksa Delta Airlines  

Reporter

Jumat, 5 Mei 2017 10:45 WIB

Seorang pria diancam akan dipenjara saat menolak memberikan kursi pada penumpang lain. washingtonpost.com

TEMPO.CO, Los Angeles - Insiden menurunkan paksa penumpang kembali dilakukan maskapai Amerika Serikat, Delta Airlines. Kali ini, korbannya adalah satu keluarga yang terdiri atas ayah, ibu, dan dua anak yang masih balita.

Seperti dilansir AFP, Jumat, 5 Mei 2017, peristiwa nahas ini menimpa keluarga Schear dari Huntington Beach yang akan pulang berlibur dari Hawaii ke Los Angeles pada akhir pekan lalu.

Dalam sebuah video konfrontasi antara sang ayah dan pramugari Delta pada 23 April 2017 yang diunggah ke YouTube, tampak awak kabin mendesak agar kursi yang diduduki anak pasangan Schear yang baru berusia 2 tahun diserahkan kepada pihak maskapai.

Baca: Karena ke Toilet, Penumpang Delta Airlines Diusir dari Pesawat

Sang ayah, Brian Schear, semula menolak menyerahkan kursi yang sudah dibayarnya itu. Namun, ketika bersedia, Brian bersama istri dan dua anaknya tetap diusir dari pesawat.

“Ini adalah pelanggaran federal. Anda dan istri Anda bisa dipenjara, sementara anak Anda akan masuk ke panti asuhan,” kata awak kabin Delta Airlines kepada Brian dengan nada mengancam saat Brian pertama kali menolak.

"Kami tak pernah mengira mereka benar-benar mengusir kami dari pesawat,” ujar Brian kepada CBS pada Kamis, 4 Mei 2017.

"Saat kami turun dari pesawat, sudah ada empat atau lima penumpang yang menunggu untuk menggantikan kami. Intinya, mereka menjual tiket melebihi kursi."

Akibat diusir, keluarga Schear terpaksa menyewa hotel dan membeli tiket tambahan sebesar US$ 2.000 atau sekitar Rp 26,6 juta keesokan harinya menggunakan maskapai United Airlines.

Brian mengatakan kursi yang diperebutkan sejatinya milik putranya, Mason, 18 tahun. Karena Mason pulang lebih dulu, kursi itu kemudian digunakan adiknya.

“Tuan, Mason tidak ada di sini, Mason-lah pemilik kursi ini,” ucap awak kabin dalam video.

Baca: Sistem Delta Airlines Bermasalah, Ratusan Penerbangan Kacau

Kru itu kemudian menuturkan anak 2 tahun seharusnya dipangku orang dewasa.

Brian membantah hal ini karena, menurut peraturan penerbangan Amerika Serikat, anak yang boleh dipangku adalah yang berusia di bawah 2 tahun.

Perseteruan pasangan dari California ini kembali mengingatkan insiden pengusiran paksa penumpang dari maskapai Amerika Serikat.

Yang paling menggemparkan adalah pengusiran paksa seorang dokter dari pesawat United Airlines hingga yang bersangkutan mengalami gegar otak dan patah hidung serta kehilangan dua giginya.

Beberapa hari kemudian, penumpang Delta Airlines diusir paksa karena ke toilet saat hendak lepas landas.

AFP | YAHOO NEWS | CBS | SITA PLANASARI AQUADINI






Advertising
Advertising



Berita terkait

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

8 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

Pejabat senior Hamas, kelompok pejuang Palestina yang menguasai Gaza, mengatakan perintah evakuasi Israel bagi warga Rafah adalah "eskalasi berbahaya

Baca Selengkapnya

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

8 jam lalu

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

Sebuah mobil menabrak pagar Gedung Putih pada Sabtu malam. Sopir langsung tewas di tempat kejadian.

Baca Selengkapnya

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

9 jam lalu

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

Amerika Serikat sempat menunda pengiriman amunisi senjata ke Israel pekan lalu hingga membuat para pejabat Israel khawatir

Baca Selengkapnya

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

9 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

Tentara Israel pada Senin 6 Mei 2024 mengusir ratusan ribu warga Palestina di Kota Rafah, selatan Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

11 jam lalu

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

Ditundanya pengiriman senjata dari Amerika Serikat membuat pemerintah Israel kebingungan.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

12 jam lalu

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

Aksi ini terinspirasi dari gerakan demonstrasi masif dan berskala besar yang dilakukan para mahasiswa di AS, Eropa, dan sejumlah negara lain.

Baca Selengkapnya

Tips Menghindari Kursi Pesawat Tanpa Jendela Menurut Pakar Penerbangan

16 jam lalu

Tips Menghindari Kursi Pesawat Tanpa Jendela Menurut Pakar Penerbangan

Ada cara untuk menghindari kursi pesawat tanpa jendela, namun tidak mudah.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

1 hari lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

2 hari lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

2 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya