Begini Akibatnya jika Perang Nuklir Korea Utara dan AS Terjadi

Reporter

Jumat, 5 Mei 2017 10:10 WIB

Korea Utara mengumumkan keberhasilannya meluncurkan rudal balistik Mususdan, pada Juni 2016. Rudal ini mencapai ketinggian 1.000 km. Keberhasilan ini terjadi pada uji coba ke enam. Musudan termasuk kelas intermediate range ballistic missile (IRBM), yang mampu mencapai target sejauh 2.500-4.000 km. popularmechanics.com

TEMPO.CO, Pyongyang - Banyak pihak kini khawatir dengan meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea akibat memanasnya hubungan antara Korea Utara dan Amerika Serikat.

Kekhawatiran itu terutama dipicu oleh ancaman kedua negara yang akan menggunakan senjata nuklir jika perseteruan mereka meledak. Penyebab utama memanasnya hubungan kedua negara karena Presiden Amerika Serikat yang baru, Donald Trump, tak sabar menghadapi provokasi Pyongyang yang terus menggelar uji coba rudal balistik meski dilarang Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Baca: Amerika Diyakini Tak Akan Serang Korea Utara demi Sekutu Terdekat

Bahkan sejumlah cenayang meramalkan Perang Dunia III dan akhir dunia akan segera meletus dari Semenanjung Korea. Seperti apa dampaknya jika perang senjata nuklir antara Korea Utara dan Amerika benar-benar terjadi?

Seperti dikutip Newsweek, Kamis, 4 Mei 2017, untuk menilai dampak perang mendatang, masyarakat dunia harus melihat fakta Perang Korea yang berlangsung pada 1950-1953.

Selama perang itu, sedikitnya 2,7 juta orang Korea tewas bersama dengan 33 ribu orang Amerika dan 800 ribu rakyat Cina.

Baca: Di PBB, Korea Utara Tegaskan Siap Perang Melawan Amerika Serikat

“Selama Perang Korea, bom Amerika Serikat menewaskan sedikitnya 20 persen penduduk Korea Utara dan semua target yang bergerak,” kata bekas Kepala Angkatan Udara Amerika Serikat, Jenderal Curtis LeMay, dalam sebuah wawancara pada 1984. LeMay memimpin komando serangan udara selama Perang Korea.

Jika konflik Amerika dan Korea Utara terus berlanjut di masa sekarang, diperkirakan jumlah orang yang tewas akibat perang nuklir akan meningkat. Sebab, ini tak hanya melibatkan kedua negara, tapi juga negara lain di sekitarnya.

Bekas Duta Besar Amerika Serikat untuk Cina, Max Baucus, kepada The Independent mengingatkan perang terbuka antara Amerika dan Korea Utara benar-benar terjadi, konsekuensinya akan sangat mengerikan.

Baca: Cina Minta Amerika Serikat Menahan Diri Hadapi Korea Utara

"Setelah serangan ke Suriah, seharusnya Presiden Donald Trump memiliki pertimbangan yang lebih matang. Satu saja serangan rudal Amerika ke Korea Utara, akan menimbulkan bencana yang sangat besar," ujar dubes yang menjabat pada masa pemerintahan Presiden Barack Obama itu, pada akhir April lalu.

Meski begitu, Baucus yakin Kementerian Pertahanan Amerika atau Pentagon dan semua penasihat Trump telah menjelaskan sebuah serangan rudal Amerika ke Korea Utara saat ini akan benar-benar menimbulkan bencana dan konsekuensi buruk bagi dunia. Baucus menilai Trump cukup bijak tidak menginginkan itu terjadi bagi Amerika Serikat dan Korea Utara.

NEWSWEEK | THE INDEPENDENT | SITA PLANASARI AQUADINI

Berita terkait

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

12 menit lalu

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

Kementerian Luar Negeri Belgia mengatakan pihaknya "mengutuk segala ancaman dan tindakan intimidasi" terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)

Baca Selengkapnya

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

42 menit lalu

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

Para pejabat Hamas dan CIA dijadwalkan bertemu dengan mediator Mesir di Kairo untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

1 jam lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

5 jam lalu

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 3 Mei 2024 diawali oleh Turki menghentikan semua ekspor impor dari dan ke Israel.

Baca Selengkapnya

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

6 jam lalu

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

Gelombang protes pro-Palestina di kampus-kampus Amerika Serikat telah menyebar ke berbagai universitas di Australia.

Baca Selengkapnya

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

14 jam lalu

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

Kelompok Houthi di Yaman menawarkan tempat melanjutkan studi bagi para mahasiswa AS yang diskors karena melakukan protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

Band Metal As I Lay Dying Siap Gebrak Panggung Hammersonic 2024

15 jam lalu

Band Metal As I Lay Dying Siap Gebrak Panggung Hammersonic 2024

Band rock asal California, As I Lay Dying akan turut mengguncang panggung Hammersonic 2024 pada Ahad, 5 Mei 2024. Berikut profil band metal itu.

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

17 jam lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

22 jam lalu

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

Presiden AS Joe Biden mengkritik gelombang unjuk rasa pro-Palestina yang berlangsung di berbagai kampus di seluruh negeri.

Baca Selengkapnya

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

1 hari lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya