Sedikitnya 20 orang ditemukan di ruang kecil dan gelap yang tersembunyi di belakang rak buku di satu kantor polisi di ibu kota Filipina, Manila. ABS-CBN
TEMPO.CO, Manila -Komisi Hak Asasi Manusia atau HAM Filipina menemukan satu ruang tahanan rahasia dan gelap di balik rak buku di kantor polisi Raxabago di Tondo. Sebanyak 12 tahanan dikurung dalam ruangan, beberapa di antaranya wanita.
Direktur Komisi HAM Metro Manila, Gilbert Boisner mengatakan sedikitnya empat dari 12 orang yang ditahan di ruang tahanan rahasiai itu mengaku sebagai tersangka kasus narkoba. Mereka sama sekali belum menjalani pemeriksaan oleh polisi.
Mereka ditahan di ruang seluas 1 meter kali 5 meter tanpa lampu penerang sekitar sepekan lamanya. Mereka baru dibebaskan jika sudah membayar tebusan uang.
"Mereka telah diambil dan mereka harus membayar supaya dibebaskan. Itu sangkaannya. Saya sangat marah. Anda lihat itu kan? Ini mengerikan. Ya Tuhan!" kata Boisner seperti dikutip dari Inquirer.net, 28 April 2017.
Setiap tahanan akan dibebaskan setelah membayar uang berkisar US$800 hingga US$ 800 hingga US$3990 atau antara Rp 10,1 juta hingga Rp 53,1 juta kepada polisi. Ini adalah bentuk pemerasan oleh polisi kepada tahanan tersebut.
Komandan polisi Raxabagi, Robert Dominggo awalnya membantah adanya ruang tersembunyi di dalam kantornya. Namun, Boisner yang mendapatkan informasi dari seorang informan kemudian melakukan pemeriksaan ke kantor polisi yang di ruang itu terdapat rak buku warna coklat. Ia lalu menggedor dinding kayu di balik rak buku itu dan mendengar suara perempuan dari dalam.
"Kami di sini," ujar perempuan dari balik dinding.
Boisner lalu mencari cara untuk membuka rak buku itu dan melepaskan kunci besi berbentuk L. Dan ternyata ada jalan menuju ruang gelap, sempit dan tanpa jendela.
Menanggapi temuan itu, Dominggo mengatakan sebanyak 12 tahanan itu akan dikeluarkan dari ruang tersembunyi itu dan mereka segera diperiksa. Presiden Rodrigo Duterte sejak awal pemerintahannya bersumpah akan memberangus kejahatan narkoba.
Ruang rahasia di kantor polisi Filipina itu dulunya tempat pembuangan sampah. Kondisi ruangan sangat memprihatinkan, tanpa ventilasi, dan tak layak huni bagi manusia, namun 12 tahanan narkoba ditemukan di sana. Dominggo berdalih dirinya siap menghadapi resiko dari temuan Komisi HAM Metro Manila itu.
Begini Konflik Antara Duterte dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr
31 Januari 2024
Begini Konflik Antara Duterte dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr
Marcos bekerja sama dengan putri Duterte, Sara, untuk menjadikannya wakil presiden dalam kemenangan Pemilu 2022. Namun, keretakan dalam aliansi keluarga tersebut muncul ketika petahana telah menyimpang dari kebijakan anti-narkoba dan kebijakan luar negeri pendahulunya.