Anak Politikus Rusia Dibui 27 Tahun Penjara di Amerika

Reporter

Sabtu, 22 April 2017 21:40 WIB

Ilustrasi. mid-day.com

TEMPO.CO, Jakarta -Pengadilan Amerika Serikat menghukum Roman Seleznev selama 27 tahun penjara. Ia terbukti bersalah telah meretas lebih dari 500 sistem pembayaran pebisnis Amerika dan mencuri jutaan nomor kartu kredit untuk dijual di website khusus.

Selain hukuman 27 tahun penjara, putra politikus Rusia Valery Seleznev itu juga harus membayar denda sebesar US$ 170 juta untuk dikembalikan kepada pebisnis dan bank yang menjadi korbannya. Hukuman ini merupakan pidana terlama yang pernah dijatuhkan pengadilan Amerika dalam kasus kejahatan cyber.

Awalnya Seleznev dituduh melakukan 29 kejahatan pada 2011 dan ditangkap pada 2014. Intelijen Amerika dengan bantuan polisi setempat, menangkap Seleznev di Maladewa saat dia dan pacarnya tiba di sebuah bandara dalam perjalanan mereka kembali ke Rusia.

Para intelijen membawa Seleznev ke Guam untuk diadili. Ia lalu dibawa ke Seattle dan dijebloskan di tahanan federal. Pemerintah Rusia mengecam penangkapan Seleznev sebagai penculikan ilegal.

Pada Oktober 2014, dakwaan terhadap Seleznev meningkat jadi 40 tuduhan. Ia dinyatakan bersalah atas 38 tuduhan termasuk 9 tuduhan peretasan dan 10 kasus penipuan. "Ini benar-benar penuntutan yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata jaksa Norman Barbosa sebelum hakim membacakan putusan.

Selama 15 tahun, Seleznev masuk ke dalam sistem pembayaran ratusan bisnis. Dia memiliki lebih dari 2,9 juta nomor kartu kredit unit saat ia ditangkap. Ia pun menyebabkan para pebisnis merugi US$ 170 juta.

"Itu adalah jumlah yang mengejutkan," kata Barbosa. "Ini melebihi jumlah kerugian yang pernah dilihat di pengadilan ini."

Menurut Barbosa, Seleznev selama ini hidup seperti bos mafia. Ia menghabiskan uang untuk membeli mobil, kapal mahal, dan perjalanan mewah ke seluruh dunia. Jaksa pun menuntut hakim untuk menghukum Seleznev selama 30 tahun penjara.

Sebelum divonis, Roman Seleznev sempat meminta keringanan hukuman kepada hakim Richard Jones. Ia juga meminta maaf kepada para korban dan menyesali kejahatannya.

Seleznev juga meminta hakim untuk mempertimbangkan masalah kesehatannya akibat cedera dalam ledakan di Maroko pada 2011 sebelum memutuskan masa hukumannya. "Saya meminta, berdoa, dan memohon belas kasihanmu," ujarnya.

Jones mengatakan bahwa bom yang membuatnya cedera seharusnya menjadi peringatan bagi Seleznev untuk memperbaiki hidupnya. Namun yang terjadi justru sebaliknya. Seleznev malah mengumpulkan banyak uang dengan mengorbankan ratusan usaha kecil. "Anda didorong oleh satu tujuan: keserakahan," katanya.

Setelah pembacaan putusan, pengacara Seleznev, Igor Litvak, membacakan pernyataan tertulis dari kliennya yang menyatakan bahwa hukuman panjang itu adalah akibat dari tuntutan politik saat hubungan AS-Rusia tegang.

"Keputusan ini dibuat oleh pemerintah Amerika Serikat, sangat jelas bahwa saya adalah tahanan politik," kata Seleznev seperti yang dibacakan Litvak.

Pengacara Amerika Serikat Annette Hayes membantah bahwa Seleznev diperlakukan sebagai tahanan politik. "Dia diperlakukan dengan proses yang sama seperti warga negara AS lainnya," katanya.
AlJAZEERA | MAYA AYU

Berita terkait

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

13 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

Pejabat senior Hamas, kelompok pejuang Palestina yang menguasai Gaza, mengatakan perintah evakuasi Israel bagi warga Rafah adalah "eskalasi berbahaya

Baca Selengkapnya

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

14 jam lalu

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

Sebuah mobil menabrak pagar Gedung Putih pada Sabtu malam. Sopir langsung tewas di tempat kejadian.

Baca Selengkapnya

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

14 jam lalu

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

Amerika Serikat sempat menunda pengiriman amunisi senjata ke Israel pekan lalu hingga membuat para pejabat Israel khawatir

Baca Selengkapnya

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

14 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

Tentara Israel pada Senin 6 Mei 2024 mengusir ratusan ribu warga Palestina di Kota Rafah, selatan Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

17 jam lalu

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

Ditundanya pengiriman senjata dari Amerika Serikat membuat pemerintah Israel kebingungan.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

17 jam lalu

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

Aksi ini terinspirasi dari gerakan demonstrasi masif dan berskala besar yang dilakukan para mahasiswa di AS, Eropa, dan sejumlah negara lain.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

1 hari lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

2 hari lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

2 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

2 hari lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya