Pasukan AS Terus Buru 'Chemical Ali'

Reporter

Editor

Kamis, 7 Agustus 2003 15:57 WIB

TEMPO Interaktif, As Saliyah:Pasukan Amerika Serikat dan Inggris, Minggu (6/4), mengklaim telah menggempur kediaman Ali Hassan al-Majid, sepupu dan juga salah satu tangan kanan Presiden Irak, Saddam Hussein yang populer disebut 'Chemical" Ali di Basra. Namun mereka belum berhasil membuktikan bahwa serangan itu telah menewaskan Ali. Hingga hari ini, pasukan Amerika hanya berhasil menemukan mayat seorang pengawal pribadi Majid di reruntuhan rumahnya di Basra, Irak Selatan. Perwira Pusat Komando AS, Mayor Jenderal Victor Renualt, mengatakan Minggu (6/4) bahwa mayat bodyguard itu telah diidentifikasi di antara reruntuhan kediaman Majid yang menjadi sasaran serangan udara Sabtu lalu. Para investigator telah menggali diantara puing-puing namun mayat Majid belum juga diketemukan. Serangan udara yang dilancarkan bersama antara jet-jet tempur AS dan Inggris itu sendiri dilakukan dengan menggunakan peluru-peluru kendali yang dituntun oleh laser. Serangan itu adalah bagian dari upaya yang masih berjalan untuk mengakhiri rezim Saddam Hussein. Majid adalah anggota lingkaran dalam Saddam Hussein, bunyi pernyataan Pusat Komando AS. Marinir AS telah memburu Majid di seluruh kawasan selatan Irak. Pada Senin lalu, mereka bahkan telah melakukan gempuran gencar pada dini hari terhadap Shatra setelah menerima informasi intelijen bahwa Majid berada di sana dengan tokoh-tokoh senior Partai Baath. Mereka dikabarkan tengah mengkoordinasikan pasukan paramiliter. Renualt mengatakan bahwa pihaknya juga pernah meyakini Majid berada di rumah sakit di Nasiriyah. Rumah sakit yang sama dengan tempat dibebaskannya Prajurit Satu Jessica Lynch oleh pasukan khusus AS minggu lalu. Kami kira dia berada di sana, dia telah menggunakan lokasi itu namun pada sore hari ketika dilakukan serangan dia sudah tidak berada di sana, kata Renuart. Dia menambahkan bahwa upaya pencarian akan terus dilakukan. Sebutan Chemical Ali ditujukan bagi suku Kurdi di Irak. Hal itu karena Majid sangat dikenang atas perintahnya melakukan serangan gas beracun pada 1987 lalu. Serangan itu ditujukan terhadap Desa Halabja dengan tujuan menekan suku Kurdi yang didukung oleh lawan perangnya selama delapan tahun, Iran. Sekitar lima ribu orang tewas akibat serangan itu yang kebanyakan wanita dan anak-anak. Badan pemantau HAM yang berbasis di New York dalam laporannya di awal tahun ini bahkan telah menyerukan penahanan dan penerapan proses hukum bagi Majid. Mereka menyatakan Majid bertanggungjawab untuk pelenyapan sekitar 100 ribu warga Kurdi ketika mereka telah meletakkan senjatanya. Sebagai seorang tangan kanan Saddam Hussein, Majid bertanggung jawab memimpin operasi mempertahankan kawasan sebelah selatan Irak dari serangan pasukan koalisi. Selain berpengaruh dalam lingkungan keluarga, Majid juga diberi peranan dalam Partai Baath. Majid mulai berkuasa di wilayah-wilayah Kurdi di Irak pada akhir masa perang dengan Iran. Dia kemudian memainkan peran kunci dalam invasi ke Kuwait pada 1990-1991 dan penekanan yang dilakukan terhadap Muslim Syiah pasca perang Teluk. (afp/reuters/bbc/wuragil tempo news room)

Berita terkait

IU Makin Melokal Menjelang Konser Hari Kedua, Juluki Fans Indonesia Naga

5 menit lalu

IU Makin Melokal Menjelang Konser Hari Kedua, Juluki Fans Indonesia Naga

Menjelang konser hari kedua di ICE BSD sore nanti, IU menuliskan pesan untuk para penggemarnya dengan Bahasa Indonesia.

Baca Selengkapnya

Indonesia vs Uzbekistan di Piala Asia U-23, Tim Serigala Putih Waspada dan Mulai Analisis Taktik Skuad Garuda

14 menit lalu

Indonesia vs Uzbekistan di Piala Asia U-23, Tim Serigala Putih Waspada dan Mulai Analisis Taktik Skuad Garuda

Timnas U-23 Uzbekistan mengambil langkah besar menuju gelar keduanya pada Piala Asia U-23 2024. Pelatih dan pemain mulai menyiapkan strategi.

Baca Selengkapnya

PHE Menjamin Kesempatan yang Setara bagi Perempuan

16 menit lalu

PHE Menjamin Kesempatan yang Setara bagi Perempuan

Nicke Widyawati, perempuan Tangguh yang menjadikan Pertamina sebuah perusahaan energi nasional yang mendunia, adalah contoh konkret peranan penting perempuan di industri energi.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Gugat ke PTUN, Dewas KPK Tetap Gelar Sidang Etik dan Anggap Kasusnya Tidak Kedaluwarsa

17 menit lalu

Nurul Ghufron Gugat ke PTUN, Dewas KPK Tetap Gelar Sidang Etik dan Anggap Kasusnya Tidak Kedaluwarsa

Dewas KPK tetap akan menggelar sidang etik terhadap Wakil Ketua Nurul Ghufron, kendati ada gugatan ke PTUN.

Baca Selengkapnya

Profil Erastus Radjimin, CEO dan Pendiri Artotel Group yang Mengakuisisi Hotel Atlet Century Senayan

17 menit lalu

Profil Erastus Radjimin, CEO dan Pendiri Artotel Group yang Mengakuisisi Hotel Atlet Century Senayan

Artotel Group resmi mengakuisisi Hotel Atlet Century Senayan. Berikut profil Erastus Radjimin CEO Artotel Group.

Baca Selengkapnya

Soal Gugatan PDIP ke PTUN, KPU Bilang Harusnya Ada Putusan Bawaslu Dulu

21 menit lalu

Soal Gugatan PDIP ke PTUN, KPU Bilang Harusnya Ada Putusan Bawaslu Dulu

PDIP menggugat KPU ke Pengadilan Tata Usaha Negara atau PTUN Cakung, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

23 menit lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Perjalanan Sakti Sheila On 7, Keluar Band, Hijrah hingga Rilis Album Religi

32 menit lalu

Perjalanan Sakti Sheila On 7, Keluar Band, Hijrah hingga Rilis Album Religi

Sakti atau Salman Al-Jugjawy adalah mantan personel Sheila on 7 yang kini hijrah dan lebih mendalami Agama Islam.

Baca Selengkapnya

Parto Patrio Operasi Batu Ginjal, Kenali Gejala dan Penyebab Batu Ginjal

33 menit lalu

Parto Patrio Operasi Batu Ginjal, Kenali Gejala dan Penyebab Batu Ginjal

Komedian Parto Patrio sedang menjalani pemulihan usai operasi batu ginjal. Lantas, apa yang menyebabkan dan tanda-tanda dari penyakit ini?

Baca Selengkapnya

Dewas KPK Mulai Gelar Sidang Etik Nurul Ghufron 2 Mei Mendatang

39 menit lalu

Dewas KPK Mulai Gelar Sidang Etik Nurul Ghufron 2 Mei Mendatang

Dewas KPK telah mengundang Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron dalam agenda sidang etik dugaan penyalahgunaan wewenang.

Baca Selengkapnya