TEMPO Interaktif, As Saliyah:Pasukan Amerika Serikat dan Inggris, Minggu (6/4), mengklaim telah menggempur kediaman Ali Hassan al-Majid, sepupu dan juga salah satu tangan kanan Presiden Irak, Saddam Hussein yang populer disebut 'Chemical" Ali di Basra. Namun mereka belum berhasil membuktikan bahwa serangan itu telah menewaskan Ali. Hingga hari ini, pasukan Amerika hanya berhasil menemukan mayat seorang pengawal pribadi Majid di reruntuhan rumahnya di Basra, Irak Selatan. Perwira Pusat Komando AS, Mayor Jenderal Victor Renualt, mengatakan Minggu (6/4) bahwa mayat bodyguard itu telah diidentifikasi di antara reruntuhan kediaman Majid yang menjadi sasaran serangan udara Sabtu lalu. Para investigator telah menggali diantara puing-puing namun mayat Majid belum juga diketemukan. Serangan udara yang dilancarkan bersama antara jet-jet tempur AS dan Inggris itu sendiri dilakukan dengan menggunakan peluru-peluru kendali yang dituntun oleh laser. Serangan itu adalah bagian dari upaya yang masih berjalan untuk mengakhiri rezim Saddam Hussein. Majid adalah anggota lingkaran dalam Saddam Hussein, bunyi pernyataan Pusat Komando AS. Marinir AS telah memburu Majid di seluruh kawasan selatan Irak. Pada Senin lalu, mereka bahkan telah melakukan gempuran gencar pada dini hari terhadap Shatra setelah menerima informasi intelijen bahwa Majid berada di sana dengan tokoh-tokoh senior Partai Baath. Mereka dikabarkan tengah mengkoordinasikan pasukan paramiliter. Renualt mengatakan bahwa pihaknya juga pernah meyakini Majid berada di rumah sakit di Nasiriyah. Rumah sakit yang sama dengan tempat dibebaskannya Prajurit Satu Jessica Lynch oleh pasukan khusus AS minggu lalu. Kami kira dia berada di sana, dia telah menggunakan lokasi itu namun pada sore hari ketika dilakukan serangan dia sudah tidak berada di sana, kata Renuart. Dia menambahkan bahwa upaya pencarian akan terus dilakukan. Sebutan Chemical Ali ditujukan bagi suku Kurdi di Irak. Hal itu karena Majid sangat dikenang atas perintahnya melakukan serangan gas beracun pada 1987 lalu. Serangan itu ditujukan terhadap Desa Halabja dengan tujuan menekan suku Kurdi yang didukung oleh lawan perangnya selama delapan tahun, Iran. Sekitar lima ribu orang tewas akibat serangan itu yang kebanyakan wanita dan anak-anak. Badan pemantau HAM yang berbasis di New York dalam laporannya di awal tahun ini bahkan telah menyerukan penahanan dan penerapan proses hukum bagi Majid. Mereka menyatakan Majid bertanggungjawab untuk pelenyapan sekitar 100 ribu warga Kurdi ketika mereka telah meletakkan senjatanya. Sebagai seorang tangan kanan Saddam Hussein, Majid bertanggung jawab memimpin operasi mempertahankan kawasan sebelah selatan Irak dari serangan pasukan koalisi. Selain berpengaruh dalam lingkungan keluarga, Majid juga diberi peranan dalam Partai Baath. Majid mulai berkuasa di wilayah-wilayah Kurdi di Irak pada akhir masa perang dengan Iran. Dia kemudian memainkan peran kunci dalam invasi ke Kuwait pada 1990-1991 dan penekanan yang dilakukan terhadap Muslim Syiah pasca perang Teluk. (afp/reuters/bbc/wuragil tempo news room)
Berita terkait
IU Makin Melokal Menjelang Konser Hari Kedua, Juluki Fans Indonesia Naga
5 menit lalu
IU Makin Melokal Menjelang Konser Hari Kedua, Juluki Fans Indonesia Naga
Menjelang konser hari kedua di ICE BSD sore nanti, IU menuliskan pesan untuk para penggemarnya dengan Bahasa Indonesia.
PHE Menjamin Kesempatan yang Setara bagi Perempuan
16 menit lalu
PHE Menjamin Kesempatan yang Setara bagi Perempuan
Nicke Widyawati, perempuan Tangguh yang menjadikan Pertamina sebuah perusahaan energi nasional yang mendunia, adalah contoh konkret peranan penting perempuan di industri energi.