Diajak Paus ke Roma Setahun Lalu, Begini Nasib Pengungsi Suriah

Reporter

Sabtu, 15 April 2017 08:43 WIB

Nour (kiri), seorang pengungsi Suriah berjalan bersama anaknya Ria (3) di dekat Santa Maria di Trastevere basilika, Roma, Italia, 5 April 2017. Nour, suami dan anaknya dirawat oleh asosiasi Katolik dari Sant' Egidio setelah dipilih oleh Paus Fransiskus bersama pengungsi lainnya di pulau Yunani Lesbos. AFP PHOTO/FILIPPO MONTEFORTE

TEMPO.CO, ROMA—Setahun lalu Paus Fransiskus mengajak 12 pengungsi Suriah saat berkunjung ke kamp penampungan pengungsi di Pulau Lesbos, Yunani.


Setelah melalui jalan terjal dari konflik berkepanjangan Suriah, kemudian tinggal di kamp kumuh Yunani, lantas bagaimana nasib mereka di Italia?


Baca: Kembali ke Vatikan Paus Francis Bawa 12 Migran


Nour, 32 tahun, mengenang malam yang mengubah nasib mereka ketika Paus Fransiskus menawarkan masa depan baru di Roma.


“Kami tak memiliki banyak waktu untuk berpikir," kata Nour kepada AFP, Jumat 14 April 2017.


Nour meninggalkan konflik Suriah bersama suaminya, Hassan. Pasangan ini sejatinya hendak menuju Prancis karena Nour memiliki gelar pascasarjana bidang mikrobiologi dari Universitas Montepellier.


Tapi ketika tawaran datang dari Paus untuk hijrah ke Italia, mereka segera meraihnya.


Kini Nour bekerja sebagai pakar biologi di Rumah Sakit Bambino Gesu di Roma. Sedangkan Hassan yang dulu bekerja sebagai tukang taman profesional di Suriah, kini bekerja sebagai tenaga pembantu di sebuah toko.


“Memang saya khawatir tentang pekerjaan Hassan. Tapi hal ini juga dialami semua warga Italia,” ujar Nour dalam bahasa Italia.


Kunjungan Paus Fransiskus ke Yunani setahun lalu itu ditujukan untuk memperlihatkan kepada dunia masib ratusan ribu pengungsi Timur Tengah yang terdampar di pesisir Eropa.


Advertising
Advertising

Baca: Paus Fransiskus Menjamu 300 Tunawisma dan Pengungsi


Apalagi, Paus Fransiskus sudah menjadikan masalah pengungsi ini sebagai salah satu program kepausannya.


Saat itu, Vatikan membiayai tiga keluarga Muslim Suriah untuk dititipkan kepada komunitas Katolik Sant'Egidio yang mengelola koridor kemanusiaan dan sudah menampung 700 pengungsi Suriah.


Setibanya di Italia, ke-12 pengungsi itu langsung mendapatkan akomodasi, mendapatkan pelajaran bahasa Italia intensif, dan anak-anak mereka didaftarkan ke sekolah.


Mereka, termasuk keluarga Nour, langsung mendapatkan status pengungsi dalam beberapa bulan di Italia dan mulai menikmati hidup yang damai.


“Saya bahagia anak saya memperoleh kesempatan seperti anak-anak lainnya,” tutur Nour sambil memandangi Rian, 3 tahun, yang tengah menyantap es krim strawberry.


AFP | THE NATION | SITA PLANASARI AQUADINI


Berita terkait

5 Destinasi Wisata yang Jadi Sarang Copet di Eropa Menurut Survei Baru, Turis Harus Hati-hati

1 hari lalu

5 Destinasi Wisata yang Jadi Sarang Copet di Eropa Menurut Survei Baru, Turis Harus Hati-hati

Atraksi terkenal adalah salah satu tempat beraksi bagi pencopet karena perhatian wisatawan cenderung terganggu.

Baca Selengkapnya

Warga Lokal Protes Venesia Mulai Tarik Biaya Masuk, Kenapa?

2 hari lalu

Warga Lokal Protes Venesia Mulai Tarik Biaya Masuk, Kenapa?

Mulai 25 April, wisatawan harian di Venesia harus beli tiket masuk sebesar Rp86.000.

Baca Selengkapnya

Milan Berencana Larang Penjualan Piza dan Es Krim Tengah Malam, Kenapa?

5 hari lalu

Milan Berencana Larang Penjualan Piza dan Es Krim Tengah Malam, Kenapa?

Kebijakan melarang piza dan es krim tengah malam pernah ada satu dekade lalu, tapi ditentang warga Milan sehingga aturan ini ditinggalkan.

Baca Selengkapnya

Pekan ini, Venesia Mulai Menerapkan Biaya Masuk untuk Wisatawan Harian

5 hari lalu

Pekan ini, Venesia Mulai Menerapkan Biaya Masuk untuk Wisatawan Harian

Kamis ini, yang merupakan hari libur di Italia, pengunjung Venesia diharuskan membeli tiket masuk seharga Rp87 ribu. Tidak berlaku untuk tamu hotel.

Baca Selengkapnya

Danau Como Dilanda Overtourism, Tarif Khusus untuk Pengunjung Harian sedang Dipertimbangkan

10 hari lalu

Danau Como Dilanda Overtourism, Tarif Khusus untuk Pengunjung Harian sedang Dipertimbangkan

Pemerintah sekitar Danau Como berencana meniru Venesia, yang menerapkan biaya khusus untuk pengunjung harian

Baca Selengkapnya

Pemandian Kuno Caracella di Roma Kembali Berair setelah 1.000 Tahun, jadi Daya Tarik Turis

12 hari lalu

Pemandian Kuno Caracella di Roma Kembali Berair setelah 1.000 Tahun, jadi Daya Tarik Turis

Reruntuhan pemandian kuno ini menjadi tujuan wisata populer dan menjadi tuan rumah konser-teater di Roma.

Baca Selengkapnya

Kemenhan Teken Kontrak Pengadaan Kapal Perang Fregat dari Italia

13 hari lalu

Kemenhan Teken Kontrak Pengadaan Kapal Perang Fregat dari Italia

Kapal fregat pertama pesanan Kemenhan akan dikirimkan ke Indonesia dari Italia pada Oktober tahun ini.

Baca Selengkapnya

Italia dan Turki Mulai Menerapkan Visa Digital Nomad Bulan Ini

14 hari lalu

Italia dan Turki Mulai Menerapkan Visa Digital Nomad Bulan Ini

Apa saja persyaratan untuk mendapatkan visa digital nomad di Italia atau Turki?

Baca Selengkapnya

Kisah Orang Terkaya di Indonesia Hartono Bersaudara Beli Klub Sepak Bola Italia Como 1907 pada 2019

17 hari lalu

Kisah Orang Terkaya di Indonesia Hartono Bersaudara Beli Klub Sepak Bola Italia Como 1907 pada 2019

Klub Sepak Bola Italia, Como 1907 ternyata milik orang terkaya di Indonesia yakni Hartono Bersaudara. Bagaimana kisah pembeliannya saat itu?

Baca Selengkapnya

Jenis-jenis Restoran di Italia dari Osteria, Trattoria hingga Ristorante

22 hari lalu

Jenis-jenis Restoran di Italia dari Osteria, Trattoria hingga Ristorante

Setiap jenis restoran di Italia terdapat perbedaan dari jenis tempat usaha hingga makanannya

Baca Selengkapnya