Pakistan Hukum Mati Perwira India, Dituding Mata-mata

Reporter

Selasa, 11 April 2017 23:00 WIB

Warga Kashmir memegang bendera nasional Pakistan saat menggelar aksi unjuk rasa yang berakhir bentrok dengan petugas kepolisian usai menggelar salat Idul Adha berjamaah di Srinagar, Kashmir, India, 25 September 2015. AP Photo

TEMPO.CO, Islamabad - Militer Pakistan menjatuhkan hukuman mati terhadap seorang perwira angkatan laut India, Kulbhushan Jadhav, karena dituduh melakukan kegiatan mata-mata dan sabotase.

Dalam sebuah pernyataan, militer mengatakan Jadhav yang ditahan pada Maret 2016, adalah seorang pejabat intelijen India yang memberikan bantuan dan membiayai kegiatan teroris di kawasan sebelah barat Provinsi Balochistan dan selatan kota pelabuhan Karachi. Dia telah diadili oleh Pengadilan Militer.

"Hari ini, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Jenderal Qamer Javed Bajwa membenarkan bahwa Jadhav dijatuhi hukuman mati," bunyi pernyataan militer, Senin, 11 April 2017, tanpa menyebutkan kapan eksekusi itu dilaksanakan.

India menolak tudingan Pakistan bahwa Jadhav adalah seorang mata-mata, seraya mengatakan tuduhan itu sama sekali tidak berdasar.

"Eksekusi terhadap Jadhav adalah sebuah pembunuhan berencana," bunyi bantahan pemerintah India seperti ditulis Al Jazeera.

Pakistan menuduh India membantu gerakan kelompok sparatis di Balochistan. Tetapi tuduhan ini ditolak India.

Sebaliknya, India mengatakan Pakistan memberikan bantuan terhadap kaum sparatis di Kashmir, kawasan yang terletak di antara India dan Pakistan sejak Inggris mengakhiri masa kolonial pada 1847.

AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN




Berita terkait

Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

7 hari lalu

Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

Presiden Iran Ebrahim Raisi akan melakukan kunjungan resmi ke Pakistan mulai pekan ini, meski negara itu baru saja diserang Israel pada Jumat lalu

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Biaya Hidup Termurah di Dunia, Indonesia Masuk?

13 hari lalu

10 Negara dengan Biaya Hidup Termurah di Dunia, Indonesia Masuk?

Negara dengan biaya hidup termurah di dunia pada 2024, Pakistan berada di urutan pertama

Baca Selengkapnya

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

14 hari lalu

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

Warga Australia berduka atas kematian lima perempuan dan seorang pria penjaga keamanan pengungsi asal Pakistan.

Baca Selengkapnya

Jerman Disebut Minta NATO Blokir Embargo Senjata PBB terhadap Israel

24 hari lalu

Jerman Disebut Minta NATO Blokir Embargo Senjata PBB terhadap Israel

Menlu Jerman Annalena Baerbock disebut mendesak NATO untuk memblokir rancangan resolusi PBB yang menyerukan penghentian ekspor senjata ke Israel.

Baca Selengkapnya

Risiko Genosida di Gaza, Dewan HAM PBB Rancang Resolusi Embargo Senjata Israel

25 hari lalu

Risiko Genosida di Gaza, Dewan HAM PBB Rancang Resolusi Embargo Senjata Israel

Dewan HAM PBB akan mempertimbangkan rancangan resolusi pada Jumat 5 April 2024 yang menyerukan embargo senjata terhadap Israel.

Baca Selengkapnya

Asif Ali Zardari Terpilih sebagai Presiden Pakistan, Mengenali Perjalanan Politiknya

48 hari lalu

Asif Ali Zardari Terpilih sebagai Presiden Pakistan, Mengenali Perjalanan Politiknya

Asif Ali Zardari mantan suami Benazir Bhutto yang dua kali menjabat perdana menteri Pakistan

Baca Selengkapnya

Putusan Pengadilan Pakistan: Hukuman Gantung Zulfikar Ali Bhutto Sewenang-wenang

53 hari lalu

Putusan Pengadilan Pakistan: Hukuman Gantung Zulfikar Ali Bhutto Sewenang-wenang

44 tahun lalu, Zulfikar Ali Bhutto, ayah Benazir Bhutto, dihukum gantung dengang sewenang-wenang di bawah rezim militer Pakistan Jenderal Zia-ul-Haq.

Baca Selengkapnya

Partai Sekutu Imran Khan Tak Penuhi Syarat Masuk Parlemen Pakistan

55 hari lalu

Partai Sekutu Imran Khan Tak Penuhi Syarat Masuk Parlemen Pakistan

Kandidat independen dari Dewan Sunni Ittehad (SIC) yang didukung partai Imran Khan, yakni Pakistan Tehreek-e-Insaf tak memenuhi syarat masuk parlemen.

Baca Selengkapnya

Bulog Membeli Beras 300 Ribu Ton dari Thailand dan Pakistan, Tambah Stok Jelang Ramadan

56 hari lalu

Bulog Membeli Beras 300 Ribu Ton dari Thailand dan Pakistan, Tambah Stok Jelang Ramadan

Perum Bulog mengimpor beras sebanyak 300 ribu ton dari Thailand dan Pakistan untuk memperkuat stok pangan nasional menghadapi Ramadan dan Idul Fitri

Baca Selengkapnya

Dua Partai Dinasti Politik Pakistan Berupaya Membentuk Koalisi

19 Februari 2024

Dua Partai Dinasti Politik Pakistan Berupaya Membentuk Koalisi

PML-N dan PPP sedang berupaya membentuk koalisi pemerintahan Pakistan setelah pemilu 2024.

Baca Selengkapnya