Malaysia Desak Penyelidikan Konglomerat Keturunan Korea Utara

Reporter

Selasa, 11 April 2017 18:05 WIB

Suasana depan pintu masuk kedutaan besar Korea Utara di Kuala Lumpur, Malaysia, 7 Maret 2017. AP/Vincent Thian

TEMPO.CO, Kuala Lumpur - Wakil Menteri Dalam Negeri Malaysia Nur Jazlan Mohamed mendesak polisi menyelidiki dugaan konglomerat keturunan Korea Utara yang mengirimkan uang tunai dalam bentuk dolar dan euro ke Pyongyang dari Kuala Lumpur.

Nur Jazlan juga meminta Bank Sentral Malaysia menyelidiki jika ada penyalahgunaan sistem perbankan negara terkait kasus yang melibatkan Han Hun Il, presiden Malaysia Korea Partners (MKP).


Baca: Peringatan Korea Utara: Kami Siap Berperang Melawan Amerika

"Kita harus menyelidiki apakah Korea Utara menggunakan persahabatan dengan Malaysia sebagai saluran untuk kegiatan terlarang," kata Nur Jazlan, seperti dilansir Reuters, Selasa 11 April 2017.

Menurut pengakuan seorang mantan pekerjanya yang membelot, Han dituding selama lebih dari dua dekade telah menyalurkan uang untuk para petinggi Komite Sentral Partai Buruh Korea Utara.

MKP yang merupakan anak perusahaan bank Pyongyang, juga sedang diselidiki oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa terkait dugaan pelanggaran sanksi pembatasan perusahaan asing untuk mendirikan usaha patungan dengan bank-bank Korea Utara.

Jazlan mengatakan bahwa laporan itu berisiko merusak reputasi Kuala Lumpur sebagai pusat keuangan.


Selain kepada Bank Sentral Malaysia, ia juga mendesak polisi Malaysia untuk segera melakukan investigasi trhadap MKP dan Han untuk menentukan apakah kejahatan telah dilakukan.

Bulan lalu, Kepala Kepolisian Malaysia Khalid Abu Bakar mengatakan pihak berwenang akan membantu PBB terkait penyelidikan terhadap MKP.

Pada Februari, Reuters melaporkan bahwa agen mata-mata Korea Utara disinyalir menjalankan operasi ekspor senjata dari Malaysia.

Hubungan antara Malaysia dan Korea Utara berada di bawah pengawasan menyusul pembunuhan Kim Jong-nam, abang tiri penguasa Korea Utara, Kim Jong-un. Jong-nam tewas setelah diserang menggunakan racun VX pada 13 Februari di Bandara Internasional Kuala Lumpur.

REUTERS | YON DEMA

Berita terkait

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

2 jam lalu

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

Sejumlah nelayan dari negara tetangga beberapa kali terlibat pencurian ikan di perairan Indonesia

Baca Selengkapnya

Desain Unik Skywalk Terpanjang di Dunia yang Baru Dibuka di Langkawi

15 jam lalu

Desain Unik Skywalk Terpanjang di Dunia yang Baru Dibuka di Langkawi

Langkawi menyuguhkan objek wisata baru berupa skywalk dengan desain untuk

Baca Selengkapnya

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

1 hari lalu

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

Timnas U-23 Indonesia akan berduel melawan Uzbekistan di semifinal Piala Asia U-23 2024 pada senin malam WIB, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

1 hari lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

Supriyanto mengatakan puluhan pekerja migran tersebut rata-rata berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

2 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

2 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi

Baca Selengkapnya

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

3 hari lalu

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

Presiden Jokowi mengeluhkan hilangnya Rp 180 triliun devisa karena masih banyak masyarakat berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

Mahathir Mohamad Diselidiki KPK Malaysia Atas Tuduhan Korupsi

3 hari lalu

Mahathir Mohamad Diselidiki KPK Malaysia Atas Tuduhan Korupsi

KPK Malaysia menyelidiki Mahathir Mohamad dan anak-anaknya atas dugaan korupsi.

Baca Selengkapnya

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

3 hari lalu

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.

Baca Selengkapnya

Ini Penyebab WNI Berobat ke Luar Negeri, yang Dikeluhkan Jokowi Sedot Devisa Rp180 T

4 hari lalu

Ini Penyebab WNI Berobat ke Luar Negeri, yang Dikeluhkan Jokowi Sedot Devisa Rp180 T

Presiden Jokowi menyoroti kebiasaan sejumlah WNI yang berobat ke luar negeri sehingga berpotensi menyedot devisa Rp 180 triliun, apa sebabnya?

Baca Selengkapnya