Referendum Turki di Australia, Oposisi Erdogan Mengaku Ditekan  

Reporter

Minggu, 9 April 2017 17:38 WIB

Seorang wanita Australia Turki memberikan suara ke dalam kotak suara. Abc.net.au/Danuta Kozaki

TEMPO.CO, Canberra - Selain di Eropa, referendum nasional Turki juga dilaksanakan di Australia, mengingat banyaknya warga Negeri Kanguru yang memiliki paspor Turki.

Seperti dilansir ABC News, Ahad 9 April 2017, sekitar 22 ribu orang Turki yang mempunyai hak pilih, diyakini telah mengikuti referendum perubahan kontitusi di Australia.

Ada yang setuju dan tidak setuju terhadap perubahan undang-undang dasar tersebut.

Baca: Warga Turki Antusias Ikuti Referendum Nasional di Belanda

Namun, sejumlah orang berani menyatakan penolakan terhadap perubahan itu, mengaku memperoleh tekanan dari Ankara. Pemerintah Turki, menurut mereka memaksa agar menyetujui perubahan konstitusi.

Alan Yildiz dari Melbourne yang dikenal sebagai pendukung partai oposisi terkemuka Turki, Partai Rakyat Republik atau CHP, mengatakan ada tekanan melalui media sosial dari beberapa orang yang mendukung perubahan itu.

Menurutnya mereka sengaja mengintimidasi orang-orang yang khawatir tentang perubahan yang diusulkan.

Tapi Ibrahim Gocol juga dari Melbourne, pendukung Partai Keadilan dan Pembangunan atau AKP yang mendukung Recep Tayyip Erdogan mengatakan referendum di Australia berlangsung lancar.

"Dari sudut pandang saya, sekitar dua pertiga penduduk Turki di Australia akan memilih 'ya' dalam referendum," ujar Gocol, seperti yang dilansir ABC.

Baca: Parlemen Golkan Konstitusi Baru, Turki Referendum April Ini

Pendapat serupa juga dikemukan oleh perwakilan pemerintah Turki di Australia.

Dalam hukum Turki, penduduknya diberi kebebasan untuk memiliki dua kewarganegaraan atau kewarganegaraan ganda. Jadi meski telah tinggal di luar negeri, warga Turki tetap memiliki hak politik di negara asalnya.

Konsulat Turki di Melbourne mengatakan ada sekitar 3 juta orang ekspatriat Turki di negara-negara seperti Australia, Amerika Serikat, Jerman dan Belanda, dengan 120 kedutaan besar dan konsulat di seluruh dunia.

Mereka diharapkan akan berpartisipasi dalam referendum dimana akan memberikan kekuasaan yang lebih luas kepada Erdogan. Selain memperpanjang masa kepemimpinan Erdogan hingga 2029.

Referendum di Turki sendiri baru akan berlangsung pada 16 April mendatang.

ABC NEWS | YON DEMA

Berita terkait

Berkunjung ke Optus Stadium Perth Australia yang Megah

1 jam lalu

Berkunjung ke Optus Stadium Perth Australia yang Megah

Optus Stadium Perth bukan hanya tempat untuk acara olahraga, tetapi juga tuan rumah berbagai konser musik, pertunjukan, dan acara khusus lainnya

Baca Selengkapnya

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

18 jam lalu

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

Indonesia dan Australia menghadapi beberapa tantangan yang sama sebagai negara yang secara historis bergantung terhadap batu bara di sektor energi

Baca Selengkapnya

Aktivitas Seru dan Unik di Pulau Rottnest Perth Australia, Selfie dengan Quokka hingga Melihat Singa Laut Berjemur

21 jam lalu

Aktivitas Seru dan Unik di Pulau Rottnest Perth Australia, Selfie dengan Quokka hingga Melihat Singa Laut Berjemur

Pulau Rottnest di sebelah barat Perth, Australia, menawarkan berbagai aktivitas yang seru dan unik.

Baca Selengkapnya

Serunya Menyusuri Jantung Kota Perth Australia dengan Becak

1 hari lalu

Serunya Menyusuri Jantung Kota Perth Australia dengan Becak

Ikuti perjalanan Tempo menyusuri ikon-ikon kota Perth, Australia, dengan peddle

Baca Selengkapnya

Australia dan Indonesia Dukung Perempuan dalam Peradilan

2 hari lalu

Australia dan Indonesia Dukung Perempuan dalam Peradilan

Mahkamah Agung Indonesia saat ini memiliki representasi perempuan tertinggi di antara lembaga penegak hukum di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

6 hari lalu

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

Sekitar 140 paus pilot yang terdampar di perairan dangkal negara bagian Australia Barat. Apakah jenis paus pilot itu?

Baca Selengkapnya

Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

8 hari lalu

Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

Kesepakatan kerja sama ini dirancang untuk meningkatkan deteksi aset yang mungkin memiliki kewajiban pajak di kedua negara.

Baca Selengkapnya

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

8 hari lalu

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

Program Investing in Women adalah inisiatif Pemerintah Australia yang akan fokus pada percepatan pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia

Baca Selengkapnya

PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

9 hari lalu

PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyebut Elon Musk sebagai miliarder sombong karena tak mau menghapus unggahan di media sosial X.

Baca Selengkapnya

Kemendag Dorong Ekspor Buah Manggis ke Australia, Butuh Penyedia Jasa Iradiasi

9 hari lalu

Kemendag Dorong Ekspor Buah Manggis ke Australia, Butuh Penyedia Jasa Iradiasi

Kemendag mendorong ekspor buah sebagai implementasi perjanjian Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).

Baca Selengkapnya