Presiden Duterte Minta Militer Kuasai Pulau di Laut Cina Selatan

Reporter

Jumat, 7 April 2017 06:10 WIB

Presiden Filipina Rodrigo Duterte, dan Presiden Cina Xi Jinping berjabat tangan setelah upacara penandatanganan di Beijing, Cina, 20 Oktober 2016. AP Photo

TEMPO.CO, Manila -Presiden Filipina Rodrigo Duterte memerintahkan militernya untuk menguasai pulau-pulau tak berpenghuni di sekitar Laut Cina Selatan yang dipersengketakan dengan Cina.

"Yang tidak ditempati yang merupakan milik kita, mari kita tempati. Sepertinya setiap orang berusaha menguasai pulau-pulau di sana. Jadi, lebih baik kita tempati. Apa yang kita miliki sekarang, kita klaim, dan memberikan pernyataan penting dari sana," kata Presiden Duterte saat berkunjung ke markas militer di Palawan, yang letaknya berdekata dengan perairan yang diperebutkan dengan Cina.

Baca juga: Tak Tegas Hadapi Cina, Duterte Kembali Terancam Dimakzulkan

Presiden Duterte bahkan menyatakan keinginannya untuk berkunjung ke pulau yang dikuasai Filipina untuk mengibarkan bendera di sana.

Filipina menguasai sembilan pulau karang di kawasan Laut Cina Selatan. Presiden Duterte akan berkunjung ke pulau Thitu atau pulau Pagasa dalam bahasa setempat. Pulau Pagasa merupakan pulau terbesar di gugusan kepulauan Spraty yang dikuasai Filipina. Presiden Duterte akan membangun barak untuk aparat yang bertugas di daerah itu.

"Di hari Kemerdekaan nanti, saya akan ke pulau Pagasa untuk mengibarkan bendera di sana," ujar Presiden Duterte.

Baca juga: Duterte Nyatakan Pisah dari AS dan Bergabung dengan Cina

Pulau Pagasa berada dekat dengan pulau karang Subi, satu dari tujuh pulau buatan di Spratly. Cina dituduh menempatkan rudal militernya di samping perlengkapan militernya di pulau buatan itu.

Filipina memenangkan gugatan tentang sengketa Laut Cina Selatan. Pengadilan Mahkamah Internasional di Den Haag, Belanda menyatakan Cina tidak memiliki hak sejarah di Laut Cina Selatan.

Baca juga: Duterte Utus Fidel Ramos untuk Cairkan Hubungan dengan Cina

Putusan pengadilan di Den Haag membuat hubungan Cina-Filipina yang mesra di awal pemerintahan Presiden Duterte, menjadi panas dan tegang. Padahal presiden Duterte sebelumnya menegaskan keinginannya membangun kerja sama yang lebih erat dengan Cina daripada dengan Amerika Serikat.

Pada Februari lalu, Menteri Pertahanan Filipina Delgin Lorenzana menjelaskan militer akan memperkuat fasilitasnya di Spratly dengan cara membangun pelabuhan baru, dan memperbaiki struktur lainnya.

REUTERS | MARIA RITA

Berita terkait

Sosok Ferdinand Marcos Jr yang Terancam Dimakzulkan Duterte

1 Februari 2024

Sosok Ferdinand Marcos Jr yang Terancam Dimakzulkan Duterte

Menanggapi tuduhan keras Duterte, Marcos hanya tertawa. Dia menyatakan bahwa ia tidak akan memberikan tanggapan serius terhadap pertanyaan tersebut.

Baca Selengkapnya

Begini Konflik Antara Duterte dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr

31 Januari 2024

Begini Konflik Antara Duterte dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr

Marcos bekerja sama dengan putri Duterte, Sara, untuk menjadikannya wakil presiden dalam kemenangan Pemilu 2022. Namun, keretakan dalam aliansi keluarga tersebut muncul ketika petahana telah menyimpang dari kebijakan anti-narkoba dan kebijakan luar negeri pendahulunya.

Baca Selengkapnya

Peraih Nobel Perdamaian, Maria Ressa, Dibebaskan dari Kasus Pajak Filipina

12 September 2023

Peraih Nobel Perdamaian, Maria Ressa, Dibebaskan dari Kasus Pajak Filipina

Maria Ressa, peraih Nobel Perdamaian 2021 bersama jurnalis Rusia, mendapatkan reputasi karena pengawasan terhadap mantan Presiden Rodrigo Duterte.

Baca Selengkapnya

Deretan Negara yang Bersengketa di Laut China Selatan, Indonesia Masuk!

9 Februari 2023

Deretan Negara yang Bersengketa di Laut China Selatan, Indonesia Masuk!

Ada banyak negara yang bersengketa di Laut China Selatan, diantaranya Cina, Filipina, Vietnam, Malaysia, Brunei Darussalam dan Indonesia

Baca Selengkapnya

Prabowo Subianto Temui PM Singapura Bahas Konflik di Laut Cina Selatan

13 Juni 2022

Prabowo Subianto Temui PM Singapura Bahas Konflik di Laut Cina Selatan

Prabowo Subianto membahas konflik di Laut Cina Selatan dengan Perdana Menteri Singapura.

Baca Selengkapnya

Dilarang Tangkap Ikan, Filipina Ajukan Protes Diplomatik ke China

31 Mei 2022

Dilarang Tangkap Ikan, Filipina Ajukan Protes Diplomatik ke China

Kemlu Filipina mengecam pemberlakuan moratorium penangkapan ikan oleh China yang disebut bertujuan untuk meregenerasi cadangan ikan

Baca Selengkapnya

Kembalinya Keluarga Marcos Berkuasa di Filipina Disambut Protes Mahasiswa

10 Mei 2022

Kembalinya Keluarga Marcos Berkuasa di Filipina Disambut Protes Mahasiswa

Sekitar 400 mahasiswa melakukan protes di luar gedung Komisi Pemilihan Filipina menentang kemenangan Ferdinand Marcos Jr dalam pemilihan presiden

Baca Selengkapnya

Pilpres Filipina: Profil Ferdinand Marcos Jr, Si Bongbong Penerus Dinasti Marcos

9 Mei 2022

Pilpres Filipina: Profil Ferdinand Marcos Jr, Si Bongbong Penerus Dinasti Marcos

Calon-calon yang bertarung dalam pilpres Filipina ada 10 kandidat dan terdapat 3 nama yang digadang-gadang menggantikan Presden Duterte.

Baca Selengkapnya

Filipina Hentikan Pemutaran Film Uncharted, Gara-Gara Peta Laut Cina Selatan

27 April 2022

Filipina Hentikan Pemutaran Film Uncharted, Gara-Gara Peta Laut Cina Selatan

Pemerintah Filipina menghentikan semua pemutaran film Hollywood "Uncharted" karena ada peta Laut Cina Selatan dengan klaim Cina yang disengketakan

Baca Selengkapnya

Bakamla Gagalkan Kejahatan Laut yang Berpotensi Rugikan Negara Rp4 T pada 2021

7 Maret 2022

Bakamla Gagalkan Kejahatan Laut yang Berpotensi Rugikan Negara Rp4 T pada 2021

Ada sejumlah isu global yang menjadi perhatian Bakamla, diantaranya konflik Rusia dan Ukraina, Pandemi Covid-19, perubahan iklim, Laut Cina Selatan.

Baca Selengkapnya