Tim SAR mengevakuasi korban luka saat tragedi longsor salju di sebuah resor ski di Nasu, prefektur Tochigi, 27 Maret 2017. Kyodo News via AP
TEMPO.CO, Tokyo - Tim investiasi Jepang menuju ke sebuah gunung, Selasa, 28 Maret 2017, guna menyelidiki kematian delapan orang terdiri murid dan guru akibat dihantam longsoran salju.
Di tengah bencana tersebut, petugas keamanan Jepang mempertanyakan mengapa mereka tetap nekad ke gunung tersebut meskipun sudah diperingatkan.
"Apakah mereka memiliki peralatan memadai."
Salju longsor terjadi di Jepang tengah pada Senin, 27 Maret 2017. Bencana itu turun dari ketinggian 50 meter selanjutnya menghantam kawasan ski es. Akibat longsorang tersebut tujuh siswa dan seorang instruktur ski tewas.
Selain menewaskan delapan orang, bencana longsor salju itu juga mengakibatkan 38 delapan orang cedera. "Dua di antaranya dalam kondisi kritis."
Korban selamat mengatakan kepada media Jepang, mereka sedang berlatih di kawasan hutan kayu Nasu, sebuah kota di pinggiran Tochigi yang terletgak 160 kilometer sebelah utara Tokyo, tiba-tiba ada suara, "Salju longsor, cepat keluar dari sini!" dan suara berteriak agar mereka berlindung.
"Berikutnya, ada hantaman salju kedua dan mengubur dada saya," kata siswa berusia 16 tahun ini. "Muka saya tidak tertutup salju, sehingga saya bisa selamat. Ini benar-benar mengerikan."
Siswa yang tewas berusia 16 dan 17 tahun berasal dari SMA setempat yang dikenal memiliki ketrampilan memanjat gunung. Mereka berada di barisan paling depan ketika terjadi salju longsor.