Soerang pelaku penyerangan dibawa petugas medis saat berada di tempat kejadian di luar Gedung Parlemen London, 22 Maret, 2017. (Stefan Rousseau/PA via AP).
TEMPO.CO, London - Pelaku teror di kawasan Westminster, London, Inggris merupakan pria kelahiran Inggris yang telah lama masuk dalam radar badan intelejen Inggris, MI5. Pelaku diduga memiliki keterkaitan dengan kegiatan ekstrimisme.
Perdana Menteri Inggris, Theresa May menjelaskan fakta tentang pelaku yang sudah lama diselidiki MI5 di hadapan Parlemen pada Kamis, 23 Maret 2017.
Perdana Menteri May mengatakan meski masuk dalam radar MI5, namun pelaku teror London, namun status hukumnya belum ada karena tidak ditemukan bukti dia merencanakan aksi kekerasan.
"Identitasnya telah diketahui polisi dan MI5, dan karena pertimbangan penyelidikan, identitasnya belum dapat dirilis ke publik. Yang saya bisa konfirmasikan bahwa pria itu lahir di Inggris dan beberapa tahun yang lalu ia pernah diselidiki sehubungan dengan ekstremisme," kata May, seperti dilansir Guardian pada 23 Maret 2017.
May yang berada di Westminster saat teror erjadi mengatakan penyerang diduga bertindak sendirian dan polisi tidak menemukan indikasi adanya seragan lanjutan.
Lebih lanjut May menjelaskan aparat berwenang menduga penyerang telah terispirasi oleh ideologi Islam radikal.
May menutup pidatonya dengan memberikan rincian terkait jumlah dan kewarganegaraan korban teror London di Jembatan Westminster dan Gedung Parlemen Inggris tersebut.
"Selain dua belas warga Inggris yang dirawat di rumah sakit, terdapat warga negara asing, termasuk tiga anak-anak Prancis, dua warga Rumania, empat warga Korea Selatan, dua orang Yunani serta masing-masing satu dari Jerman, Polandia, Irlandia, Cina, Italia dan Amerika Serikat," kata May.
May juga menyampaikan belasungkawa terhadap para korban dan mengucapkan terimakasih bagi semua pihak yang telah bekerja pada kasus tersebut.
Sejauh ini polisi telah menangkap delapan tersangka yang diduga terkait dengan tragedi itu dalam operasi yang dilakukan di beberapa wwilayah di Inggris, termasuk London dan Birmingham.