Sejumlah polisi berjaga di depan Gedung Parlemen saat terjadi insiden penembakan di Jembatan Westminster di London, 22 Maret 2017. REUTERS/Toby Melville
TEMPO.CO, London - Kepolisian Inggris mengkonfirmasi empat orang tewas dan 20 orang terluka dalam serangan teror di Jembatan Westminster dan Gedung Parlemen Inggris. Namun polisi belum mempublikasikan identitas mereka.
“Tiga dari korban luka adalah polisi dan kami meyakini satu dari korban tewas adalah pelaku,” ujar Asisten Komisioner Kepolisian Metropolitan London Inggris, Mark Rowley, seperti dilansir dari BBC, Kamis, 23 Maret 2017.
Mark mengatakan akan mengerahkan seluruh upaya untuk menjaga keamanan London dan menuntaskan investigasi insiden ini.
“Sejauh ini, serangan merupakan aksi terorisme sampai polisi memastikan motifnya,” ujar Wali Kota London Sadiq Khan.
Dia berujar telah memerintahkan pihak kepolisian metropolitan London segera menginvestigasi insiden tersebut hingga tuntas. Dia pun menyampaikan rasa duka cita mendalam kepada korban beserta keluarganya.
“Saya berterima kasih kepada polisi dan petugas darurat lain yang telah bekerja keras mengamankan kita semua dan menunjukkan keberanian yang luar biasa di tengah situasi sulit,” kata Sadiq.
Dewan Muslim Inggris mengutuk keras aksi terorisme tersebut. Hingga kini belum ada kelompok atau pihak yang mengklaim bertanggung jawab terhadap aksi terorisme ini. “Kami terkejut dan ikut berduka atas apa yang terjadi di Westminster. Kami mengutuk keras serangan ini walaupun masih terlalu dini berspekulasi mengenai motif serangan,” tulis Dewan Muslim Inggris melalui akun Twitter resminya.
Sementara itu, otoritas Prancis mengungkapkan tiga pelajar Prancis berusia sekitar 15-16 tahun dari Sekolah Menengah Atas Concarneau, Inggris. Ketiganya terluka ketika sedang berjalan di Jembatan Westminster dan dihantam mobil, yang diduga dikendarai pelaku penyerangan.
Bocah 5 Tahun Didenda Rp 2,5 Juta Gara-gara Jualan Minuman
22 Juli 2017
Bocah 5 Tahun Didenda Rp 2,5 Juta Gara-gara Jualan Minuman
Bocah perempuan berusia 5 tahun terisak di hadapan ayahnya, menceritakan dirinya didenda Rp 2,5 juta gara-gara berjualan minuman lemon di dekat rumahnya.