Aparat kepolisian membawa anjing pelacak usai terjadinya ledakan bom amplop surat di kantor Badan Moneter Internasional (IMF) di Paris, Prancis, 16 Maret 2017. Ledakan bom tersebut melukai seseorang yang membuka amplop tersebut. REUTERS
TEMPO.CO, Paris - Teror bom dengan menggunakan media surat di Jerman dan Prancis pada pekan ini mencuatkan nama grup radikal asal Yunani, Conspiracy of Fire Cell. Meski jarang terdengar, tapi Conspiracy of Fire Cell telah berada dalam radar analis teror, terutama setelah krisis keuangan melanda Yunani.
Seperti yang dilansir portal berita Inggris, talkRadio.com pada 16 Maret 2017, kelompok yang mengklaim bagian dari penganut paham anarki itu mengaku bertanggung jawab atas dua insiden yang terjadi pada Selasa dan Rabu pekan ini.
Konsorsium Penelitian dan Analisis Terorisme menjelaskan, Conspiracy of Fire Cell pertama kali muncul pada 2008, pernah mengirim 11 bom ke bank dan dealer mobil mewah di Yunani. Mereka menargetkan orang-orang kaya yang berada di balik penyebab krisis keuangan Yunani.
Teror kelompok itu berlanjut di 2010 dengan menggunakan bom paket menargetkan politisi Eropa di beberapa kedutaan di Athena. Salah satu paket dikatakan ditujukan kepada Presiden Prancis Nicolas Sarkozy dan serangan mengakibatkan Yunani menangguhkan layanan pengiriman pos udara internasional selama 48 jam pada bulan November 2010.
Kelompok itu terbentuk untuk meningkatkan semangat anarkisme. Untuk alasan itu pada September 2016 Conspiracy of Fire Cell menerbitkan manifesto menyanjung tokoh anarkis Amerika kelahiran Italia Nicola Sacco dan Bartholomeo Vanzetti yang mendukung sistem tanpa hirarki.
Sejak kemunculannya, polisi Yunani telah menuduh Conspiracy of Fire Cell terlibat dalam 150 tindak pidana. Tak heran jika Amerika Serikat melabelinya sebagai organisasi teroris. Beberapa pentolan grup itu juga telah ditahan sejak 2011, termasuk enam orang yang dihukum dari 11 hingga 36 tahun penjara.
Sekarang kelompok ini tengah mengkampanyekan gerakan Nemesis Plan, dimana bom surat di Jerman dan Prancis adalah salah satu bagian dari rencana itu. Kelompok itu mengunggah pernyataan di situs sayap kiri Yunani bahwa serangan itu bagian dari kampanye grup anarki internasional.
Kampanye itu menargetkan serangan terhadap beberapa nama dalam daftar orang-orang yang yang memiliki kekuasaan. Serangan ditargetkan di wilayah orang yang berada dalam daftar itu, sehingga membuat mereka merasa tidak aman bahkan di rumah mereka sendiri.
Jerman dan IMF adalah dua nama yang memberikan pinjaman kepada Yunani saat terjadinya krisis. Diduga atas alasan itu keduanya dijadikan sasaran serangan.
Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah
2 hari lalu
Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah
Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.