Donald Trump Diam-Diam Beri Wewenang CIA Gunakan Drone Penyerang

Reporter

Rabu, 15 Maret 2017 09:05 WIB

Ilustrasi drone. AP/Ng Han Guan

TEMPO.CO, Washington—Presiden Amerika Serikat Donald Trump diam-diam memberikan wewenang baru kepada Badan Intelijen Pusat atau CIA untuk melancarkan serangan melalui drone atau pesawat nirawak terhadap milisi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Timur Tengah.


Seperti dilansir New York Daily News pada Selasa 14 Maret 2017, hal ini diungkapkan sejumlah pejabat Amerika Serikat yang menolak disebutkan namanya kepada harian The Wall Street Journal pada Senin lalu.


Baca: Militer Amerika Bangun Pangkalan Drone Penyerang di Korea Selatan


Langkah itu akan mengubah kebijakan Presiden Barack Obama, yang membatasi peran paramiliter CIA. Selama pemerintahan Obama, CIA hanya boleh mengoperasikan drone sebagai pemantau kegiatan kelompok garis keras di Yemen, Somalia, Irak, Suriah, Libya dan Afghanistan.


Sementara untuk melakukan penyerangan, hanya boleh dilakukan oleh Pentagon atau Kementerian Pertahanan.


Advertising
Advertising

Namun hal ini berubah setelah Trump mengunjungi markas besar CIA di Langley, Virginia pada 21 Januari lalu atau sehari setelah pelantikannya sebagai presiden.


“Sudah terlalu banyak masalah dengan program serangan drone. CIA harus dijauhkan dari program ini karena mereka tidak memiliki kewajiban untuk melaporkan aksinya seperti militer Amerika Serikat,” kata Christopher Anders, Wakil Direktur ACLU Wilayah Washington kepada The Journal.


Baca: Teknik Membunuh Terbaru ISIS: Drone Pembawa Bom


Gedung Putih, Kementerian Pertahanan, dan CIA tidak menanggapi permintaan tanggapan oleh wartawan.


Obama berusaha mempengaruhi pedoman global dalam penggunaan serangan pesawat nirawak karena negara lain mulai mengembangkan program pesawat tanpa awak.

Amerika Serikat menjadi negara pertama menggunakan pesawat nirawak dilengkapi peluru kendali untuk membunuh tersangka teroris sesudah peristiwa 11 september 2001 di New York dan Washington.

Serangan pesawat tanpa awak "Predator" dan "Reaper", yang dilengkapi peluru kendali dan membidik negara lain mulai dilakukan pada masa Presiden George W Bush dan diperluas penggunaannya oleh Obama.

Kritik terhadap program serangan tersebut memunculkan pertanyaan apakah serangan ini menghasilkan lebih banyak militan dari yang mereka bunuh. Mereka mengutip bahwa persebaran organisasi Jihadis dan serangan militan di seluruh dunia adalah sebagai bukti bahwa serangan pesawat nirawak justru memperburuk keadaan.

Pada Juli lalu, pemerintah Amerika Serikat menerima tanggung jawab atas kematian 116 warga akibat serangan di negara tidak terlibat perang dengan Amerika Serikat.


NEW YORK DAILY NEWS | REUTERS | SITA PLANASARI AQUADINI

Berita terkait

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

13 jam lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

1 hari lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

1 hari lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

1 hari lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

1 hari lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

1 hari lalu

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

Kementerian Luar Negeri Belgia mengatakan pihaknya "mengutuk segala ancaman dan tindakan intimidasi" terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)

Baca Selengkapnya

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

1 hari lalu

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

Para pejabat Hamas dan CIA dijadwalkan bertemu dengan mediator Mesir di Kairo untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

1 hari lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya