Rohingya Angkat Senjata Hadapi Myanmar  

Reporter

Selasa, 14 Maret 2017 20:41 WIB

Anak-anak pengungsi Rohingya berjalan di pagi hari di kamp pengungsian tidak resmi Kutupalang di Cox Bazar, Bangladesh, 4 Februari 2017. REUTERS/Mohammad Ponir Hossain

TEMPO.CO, Sittwe- Kaum minoritas muslim Rohingya tak lagi berdiam diri. Lewat kelompok bernama Harakah al-Yaqin, sebagian dari mereka kini memilih berdiri dan angkat senjata melawan pemerintah Myanmar, yang telah berpuluh tahun menindas penduduk Rohingya.

"Orang-orang kami telah dianiaya selama 50–60 tahun. Ini membuat para gerilyawan mendulang dukungan," kata Rahim, seorang guru dari Desa Dar Gyi Zar di utara Maungdaw, Rakhine, seperti dikutip Reuters kemarin. Rahim termasuk di antara 70 ribu orang Rohingya yang terpaksa kabur ke Bangladesh selepas insiden berdarah Oktober lalu.

Rahim bukan anggota Harakah al-Yaqin-istilah Arab untuk Gerakan Orang-orang yang Berkeyakinan. Begitu pula Muhammad Shah, 26 tahun, warga Rohingya dari Desa Yae Khat Chaung Gwa Son di Rakhine, barat laut Myanmar. Namun Shah mengklaim bahwa ia menyadari aktivitas kelompok itu sekitar enam bulan sebelum serangan Oktober meletus.

Berita terkait: PBB: Myanmar Berniat Usir Seluruh Rohingya

Dalam sejumlah kesempatan, Shah melihat sekitar 30 pemuda lokal, yang diyakininya menjadi anggota Harakah, tengah berlatih militer di sebuah lahan bekas hutan di dekat desanya. Mereka berlatih dengan senjata kayu. "Saya mendukung mereka," kata dia.

Harakah al-Yaqin mendalangi tiga serangan pada 9 Oktober 2016. Saat itu kelompok gerilyawan ini diduga menyerang pos-pos perbatasan dekat Bangladesh, menewaskan sembilan polisi Myanmar. Tentara Myanmar melancarkan serangan balik. Rumah-rumah di desa-desa Rohingya diserbu dan dibakar. Ratusan orang tewas dalam aksi balasan itu, memicu gelombang besar pengungsi Rohingya ke Bangladesh.

Seorang anggota senior Harakah, Mohammed Noor, yang ditangkap bersama 13 anak buahnya, bulan lalu divonis mati karena terbukti memimpin salah satu serangan itu. "Mereka melatih (penduduk lokal) karate dan menembakkan senjata," kata Kapten Polisi Yan Naing Latt, penyelidik yang memeriksa para tersangka di penjara Sittwe.

Berita terkait: Myanmar Akhiri Operasi Militer terhadap Rohingya

Laporan International Crisis Group menyebutkan bahwa Harakah al-Yaqin dipimpin oleh Ata Ullah, seorang Rohingya yang lahir di Pakistan dan tumbuh di Arab Saudi. Ata pernah muncul dalam sebuah rekaman video di Internet. Ia mengutip ayat Al-Quran dan menyerukan "jihad" di Rakhine, tempat bagi 1,1 juta warga minoritas muslim Rohingya.

Beberapa warga desa Rohingya membenarkan bahwa pria dalam video itu salah seorang dari mereka yang pernah memimpin perekrutan dan pelatihan di desa-desa. "Dia sering ke sini. Dia berkata ke penduduk desa bahwa ia akan memperjuangkan hak-hak kami," kata seorang guru sekolah dari Desa Kyar Gaung Taung.

Pemerintah Myanmar mengklaim Ata dan pentolan Harakah lainnya, seorang warga Pakistan, pernah ikut pelatihan teroris dengan Taliban. Tapi belum ada bukti kuat yang mengaitkan Harakah dengan sejumlah kelompok ekstremis global, seperti faksi Al-Qaidah di India, Tehreek-e-Taliban di Pakistan, hingga Negara Islam Irak dan Suriah.

Seorang perwira intelijen senior militer Myanmar mengatakan Harakah telah merancang perlawanan sejak 2013. Namun mereka baru dapat menghimpun kekuatan dan dana mulai 2015. "Mereka merekrut ratusan pemuda muslim dan berpendidikan," kata dia.

Sejumlah anggota kelompok itu adalah para pelajar madrasah dan penjaga masjid yang frustrasi setelah pemerintah Myanmar menutup sekolah dan tempat ibadah kaum muslim Rohingya selepas kerusuhan hebat 2012. "Kami meraup dukungan anak sekolah hingga orang tua," kata seorang pentolan Harakah kepada jurnalis Dhaka Tribune, Adil Sakhawat.

Kebangkitan Milisi Rohingya
Sekitar selusin orang Rohingya telah berbicara kepada Reuters mengenai aktivitas Harakah al-Yaqin. Kelompok militan itu diketahui melancarkan serangan mematikan terhadap pos-pos polisi perbatasan pada Oktober tahun lalu. Konflik komunal telah lama berlangsung di Rakhine, negara bagian di barat laut Myanmar, tempat bagi 1,1 juta warga muslim Rohingya. Mereka kerap diperlakukan diskriminatif oleh penduduk mayoritas Buddha.

Penduduk desa menggambarkan kelompok kecil pemberontak yang dipimpin seorang keturunan asing merekrut ratusan anak muda, melatih mereka secara sembunyi-sembunyi selama berbulan-bulan di ladang dan hutan.

REUTERS | ASIA TIMES | CRISIS GROUP | DHAKA TRIBUNE | MAHARDIKA SATRIA HADI

Berita terkait

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

20 jam lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

2 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

6 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

8 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

8 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

11 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

11 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

12 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

14 hari lalu

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.

Baca Selengkapnya

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

15 hari lalu

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.

Baca Selengkapnya