Perepilichnyy Sempat Memicu Ketegangan Rusia dan Inggris

Reporter

Editor

Pruwanto

Selasa, 14 Maret 2017 04:50 WIB

Ilustrasi.

TEMPO.CO, Jakarta -Komunikasi antara pengusaha Rusia, Alexander Perepilichnyy, dengan agen rahasia otoritas Inggris sempat menimbulkan ketegangan antara kedua negara. Perepilichnyy diduga membocorkan kasus dugaan pencucian uang yang terbesar di Rusia kepada seseorang di Inggris. Perepilichnyy sempat tinggal di Inggris lantaran merasa tak aman di Rusia.

“Kami telah memiliki bukti setidaknya ada 60 orang di Rusia yang diduga terlibat,” kata Kepala perusahaan investasi berbasis di London, Inggris, Hermitage Capital, Bill Browder pada tahun 2016 lalu.

Bukti dokumen itu didapat Sergei Magnitsky, seorang pengacara yang bekerja di Hermitage Capital. Sergei tewas dalam tahanan Moskow, Rusia. Sekretaris Kementerian Luar Negeri Inggris, William Hague kala itu meminta Rusia bertanggung jawab menjelaskan kematian Sergei dan mencegah hal seperti itu terulang kembali.

Kematian Perepilichnyy memunculkan kecurigaan bahwa dia dibunuh. Empat hari setelah kematiannya, otoritas setempat sempat mengumumkan Alexander tewas akibat serangan jantung. Namun, kepolisian kemudian menerima informasi indikasi kemungkinan lain sehingga membutuhkan investigasi lengkap. Hasil otopsi Alexander yang dirilis Senin kemarin menyatakan penyebab kematian Perepilichnyy adalah racun dalam sup menu makan siang.

Bill Browder sebelumnya telah mengirim surat kepada otoritas Rusia bahwa Perepilichnyy tengah bekerja sama dalam penyelidikan sebuah kejahatan besar berskala trans nasional. “Kami katakan bahwa dia merupakan pria berusia 44 tahun yang sehat, yang kemudian tewas setelah menyerahkan sejumlah dokumen kepada kami,” kata Browder.

Menurut Browder, dokumen itu kunci investigasi kasus dugaan penyalahgunaan pajak terbesar dalam sejarah Rusia. Bill menuduh pemerintah Rusia, bersama pihak kepolisian dan kelompok kriminal Rusia mengendalikan praktik yang menimbulkan kerugian hingga US$ 230 juta. Sejumlah nama tertuduh di otoritas Rusia mentransfer atau memindahbukuan uang senilai 7 juta euro atau 6,2 juta poundsterling kepada sebuah akun bank di Swiss dan menggunakan sebagian uang dari penyalahgunaan pajak itu untuk membeli sejumlah properti mewah.

Pemerintah dan kepolisian Rusia menutup rapat seluruh sistem dan datanya. Pencairan bukti harus dilakukan di luar Rusia. Dokumen itu menjadi bukti penting investigasi kasus pencucian uang yang dilakukan oleh kepolisian dan kejaksaan Swiss. Kejaksaan Swiss mengonfirmasi menerima data tersebut.


BBC NEWS | GHOIDA RAHMAH

Berita terkait

Ayah di Bekasi Hantam Anak dengan Linggis Hingga Tewas Gara-gara Cekcok Urusan Menantu

48 menit lalu

Ayah di Bekasi Hantam Anak dengan Linggis Hingga Tewas Gara-gara Cekcok Urusan Menantu

Keributan antara bapak dan anak di Bekasi ini dipicu urusan menantu, atau istri dari korban. Si anak minta ayannya mencari keberadaan sang istri.

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

4 jam lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

5 jam lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

Mayat Perempuan dalam Koper, Pelaku Pembunuhan dan Korban Telah Dua Kali Berhubungan Intim

18 jam lalu

Mayat Perempuan dalam Koper, Pelaku Pembunuhan dan Korban Telah Dua Kali Berhubungan Intim

Pelaku pembunuhan dan korban telah dua kali berhubungan intim. Permintaan korban untuk segera dinikahi membuat pelaku marah.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku dan Korban Sempat Bertemu di Kantor Sebelum ke Hotel

18 jam lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku dan Korban Sempat Bertemu di Kantor Sebelum ke Hotel

Polisi menyatakan kronologi kasus mayat dalam koper bermula ketika pelaku bertemu korban di kantor.

Baca Selengkapnya

Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Depan Rumah Warga

19 jam lalu

Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Depan Rumah Warga

Seorang suami memutilasi istrinya. Pelaku diduga mengalami gangguan jiwa.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku Pakai Uang Kantor Sebesar Rp 7 Juta

21 jam lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku Pakai Uang Kantor Sebesar Rp 7 Juta

Pelaku kasus mayat dalam koper gunakan uang kantornya sebesar Rp 7 juta untuk kabur.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

22 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Polisi Sebut Korban Sempat Minta Dinikahi Pelaku

22 jam lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Polisi Sebut Korban Sempat Minta Dinikahi Pelaku

Polisi mengungkap motif pembunuhan kasus mayat dalam koper.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan Wanita Mayat dalam Koper di Bekasi, Polisi Ungkap Peran Adik Kandung Pelaku

23 jam lalu

Pembunuhan Wanita Mayat dalam Koper di Bekasi, Polisi Ungkap Peran Adik Kandung Pelaku

Adik tersangka pembunuhan wanita di kasus mayat dalam koper itu sempat melarikan diri usai membantu kakaknya.

Baca Selengkapnya