Lima Negara Bagian Gugat Larangan Muslim Terbaru Trump

Reporter

Jumat, 10 Maret 2017 08:26 WIB

Ratusan ribu massa berkumpul di Terminal 4 Bandara Internasional JFK saat menggelar aksi protes, di New York, AS, 28 Januari 2017. Mereka juga menuntut 12 pengungsi yang baru saja mendarat di Amerika Serikat dan ditahan selama belasan jam oleh otoritas bandara, segera dibebaskan. REUTERS/Joe Penney

TEMPO.CO, New York—Massachusetts, New York, Washington dan Oregon mengikuti jejak Hawaii sebagai lima negara bagian yang menggugat larangan Muslim terbaru Trump.


Seperti dilansir USA Today, Jumat 10 Maret 2017, para jaksa negara bagian Amerika Serikat tersebut menegaskan bahwa gugatan dilayangkan karena kebijakan imigrasi terbaru Presiden Donald Trump tetap tidak konstitusional, karena secara spesifik menyasar warga Muslim.


Baca: Teken Larangan Muslim Baru, Donald Trump Menuai Kecaman


“Kami ingin menunjukkan bahwa presiden tidak bisa sewenang-wenang menyatakan diri lebih tinggi dari hukum,” kata Bob Ferguon, Jaksa Negara Bagian Washington dalam jumpa pers pada Kamis waktu setempat.


“Ini bukan gugatan, melainkan penegasan bahwa pembekuan terhadap larangan Muslim pertama Trump tetap berlaku juga untuk aturan yang terbaru. Pemerintah federal kini harus menjelaskan mengapa mereka tetap berkukuh melakukannya.”


Advertising
Advertising

Ferguson bahkan menyindir Trump dengan mengatakan bahwa kebijakan tidak dapat hanya dikicaukan melalui Twitter. “Cara seperti itu tidak berlaku di ruang sidang.”


Baca: Hawaii Akan Gugat Larangan Muslim Terbaru Donald Trump


Aksi serentak ini dimulai oleh Hawaii sehari sebelumnya. Jaksa Negara Bagian Hawaii Douglas Chin memulai gugatan terhadap larangan terbaru Trump dengan menyebut aturan ini mempersulit warga Muslim, pelajar dan turis asing serta bertolak belakang dengan identitas dan semangat Hawaii.


“Bagi penduduk Hawaii, aturan ini mengingatkan pada diskriminasi terhadap warga Cina dan keturunan Jepang setelah pengeboman kapal Pearl Harbor,” ujar Chin.


Chin menegaskan bahwa Hawaii terdiri atas 20 persen penduduk yang lahir di luar negeri dan 100 ribu lainnya merupakan penduduk luar Amerika Serikat.


Hakim pengadilan federal Hawaii, Derrick Watson, mengabulkan permohonan jaksa dan menyiapkan sidang dengar pendapat pada 15 Maret, sehari sebelum aturan imigrasi terbaru Trump berlaku di seluruh negeri.


Pemerintah Trump kembali menuai kotroversi karena melanjutkan larangan Muslim meski larangan sebelumnya telah dibekukan oleh hakim federal di Seattle dan diperkuat oleh hakim pengadilan banding di San Fransisco.


Dalam revisi keputusan eksekutif ini, Trump mengurangi daftar larangan masuk menjadi enam negara mayoritas Muslim yakni Iran, Suriah, Somalia, Sudan, Yaman dan Libya. Irak, negara yang sebelumnya masuk dalam daftar hitam, dikeluarkan dari larangan dengan dalih sudah memperbaiki aturan imigrasinya.


Larangan terbaru ini juga menunda sementara program pengungsi AS terutama dari Suriah. Namun dalam aturan terbaru, larangan tidak berlaku bagi pemegang kartu penduduk permanen dan mereka yang sudah memegang visa.


Larangan Muslim pertama Trump yang diteken pada 27 Januari atau sepekan setelah ia dilantik, menimbulkan kekacauan dan kemarahan banyak pihak. Ratusan ribu orang yang berasal dari daftar hitam, ditahan selama berjam-jam bahkan dideportasi meski mereka memegang visa maupun memiliki kartu penduduk permanen.


USA TODAY | AP | POLITICO | SITA PLANASARI AQUADINI



Berita terkait

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

10 jam lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

22 jam lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

1 hari lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

1 hari lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

1 hari lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

1 hari lalu

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

Kementerian Luar Negeri Belgia mengatakan pihaknya "mengutuk segala ancaman dan tindakan intimidasi" terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)

Baca Selengkapnya

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

1 hari lalu

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

Para pejabat Hamas dan CIA dijadwalkan bertemu dengan mediator Mesir di Kairo untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

1 hari lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya