Hamas Bertekad Hindarkan Perang Saudara

Reporter

Editor

Kamis, 5 Oktober 2006 02:35 WIB

TEMPO Interaktif, Kota Gaza: Perdana Menteri Palestina Ismail Haniyah bertekad pemerintah yang dipimpinnya tidak akan membiarkan rakyat tergelincir ke perang saudara. "Kita menentang bentrokan internal," kata Haniyah dalam sidang kabinet Selasa lalu, setelah bentrokan antara pendukung gerakan Hamas dan pendukung partai rivalnya, Fatah.Sekitar 100 anggota pasukan keamanan yang loyal terhadap Fatah, Selasa lalu, memblokade jalan utama Jalur Gaza dengan kendaraan-kendaraan dan pembakaran ban. Pasukan paramiliter pro-Hamas tidak terpancing melakukan intervensi.Haniyah menyatakan perang saudara tak bisa dibiarkan meletus. Namun, dia menambahkan, masalah ini menjadi tanggung jawab semua pihak.Sepuluh orang tewas dan lebih dari 100 lainnya terluka dalam dua hari bentrokan di Jalur Gaza dan Tepi Barat. Bentrokan meletup Minggu lalu, saat pasukan paramiliter Hamas berusaha menghentikan blokade jalan di Gaza oleh para personel pasukan keamanan sebagai protes atas tidak dibayarnya gaji mereka. Di Desa Azzun, Tepi barat, sebuah mobil milik seorang anggota Hamas dan rumah milik pejabat partai dibakar. Di Nablus, para loyalis Fatah membakar dua bus yang dioperasikan untuk sekolah Hamas. Mereka juga membakar mobil seorang dosen yang dekat dengan partai pemerintah.Ini bentrokan paling sengit sejak Hamas naik ke tampuk pemerintah melalui pemilihan umum Januari lalu. Pemerintah Hamas tak mampu membayar gaji pegawai negeri sejak berkuasa Maret lalu karena boikot internasional.Ketegangan kian memanas setelah kelompok bersenjata pro-Fatah Brigade Syuhada Al-Aqsa mengumumkan ancaman membunuh para pemimpin Hamas. Kelompok itu secara spesifik menyebut pemimpin politik Hamas di pengasingan, Khaled Mashaal, Menteri Dalam Negeri Said Siam, dan Kepala Pasukan Paramiliter Hamas di Gaza, Yussef al-Zahar."Brigade Syuhada Al-Aqsa mendeklarasikan dengan keras dan tegas keputusan rakyat dan revolusi untuk menghukum mati pemimpin perpecahan Khaled Mashaal dan Said Siam serta Yussef al-Zahar," demikian pernyataan Brigade. Mereka dituduh sebagai biang keladi tertumpahnya darah rakyat Palestina. Di sidang kabinet, Haniyah juga mencela tur regional Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Condoleezza Rice, termasuk ke Israel dan Tepi Barat, yang dimulai kemarin. "Jelas Condolezza Rice bertumpu pada kebijakan lama untuk memecah belah dan berkuasa," kata Haniyah. Dia mendesak agar negara-negara Arab tidak tunduk pada rencana-rencana Amerika dan aspirasi pemerintah Amerika untuk memotong-motong wilayah. | AFP | AP | YANTO MUSTHOFA

Berita terkait

Yahya Al-Sinwar Kembali Terpilih Jadi Ketua Hamas di Jalur Gaza

11 Maret 2021

Yahya Al-Sinwar Kembali Terpilih Jadi Ketua Hamas di Jalur Gaza

Yahya Al-Sinwar terpilih kembali untuk memimpin Hamas di Jalur Gaza untuk masa jabatan kedua. Sinwar adalah tokoh Hamas yang dikenal keras ke Israel.

Baca Selengkapnya

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya