Seorang pejalan kaki berjalan melewati kedutaan besar Amerika Serikat di Tel Aviv, Israel, Senin (5/8). Penutupan kantor kedutaan AS di Timur Tengah dan Afrika diperpanjang seminggu sebagai tindakan pencegahan setelah al Qaeda mengeluarkan ancaman pada hari Minggu (4/6). REUTERS/ Nir Elias
TEMPO.CO, Washington - Delegasi Amerika Serikat dipimpin Ron DeSantis, anggota Kongres dari Republik, berada di Israel mulai siap-siap memindahkan kedutaan besar di Tel Aviv ke Yerusalem. Jika benar pindah, Palestina mengecam keras.
"Delegasi berada di Yerusalem untuk belajar dari tangan pertama soal pemindahan kedutaan AS di Tel Aviv ke Yerusalem," kata Ruth Lieberman, rekan DeSantis yang juga penasehat politik di Israel.
Selama kampanye menjelang pemilu, Presiden Donald Trump berkali-kali berjanji memindahkan kantor kedutaan dan mengungkapkan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Janji Trump itu mendapatkan kritik pedas dari Palestina, sebab Yerusalem Timur adalah ibu kota negara Palestina yang akan datang dan mendapatkan persetujuan dunia internasional.
Kritik itu disampaikan oleh sejumlah kalangan Palestina termasuk dari Presiden Mahmoud Abbas, Hamas dan Nabila Shaath, bekas Menteri Luar Negeri Palestina.
Shatth mengatakan kepada Al Jazeera pada Februari lalu, "Memindahkan kedutaan besar sama dengan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota negara kesatuan Israel. Itu adalah sebuah kejahatan perang."
Saat ini, AS telah memiliki dua gedung konsulat di Yerusalem Barat. Satu gedung difungsikan untuk urusan diplomasi dengan Palestina, sedangkan gedung lainnya untuk urusan visa bagi warga yang tinggal di Yerusalem dan Palestina di Tepi Barat dan Gaza.