Kim Jong-nam, putra tertua Kim Jong-Il, melambaikan tangan seusai diwawancarai media Korea Selatan di Macau (4/6/2010). Menurut Dailymail, Jong-nam dikabarkan hidup berpindah-pindah untuk menghindari upaya pembunuhan yang ditujukan kepadanya. (JoongAng Sunday/AFP/Getty Images)
TEMPO.CO, Seoul - Korea Selatan menggunakan pengeras suara raksasa di perbatasan Korea Utara untuk memberi tahu rakyat Korea Utara tentang berita-berita dramatis seputar tewasnya Kim Jong-nam, abang tiri Kim Jong-un, pemimpin Korea Utara.
Berita-berita tentang kematian Kim Jong-nam diputar dengan volume suara yang kencang dengan harapan terdengar hingga telinga warga Korea Utara.
"Kim Jong-nam tewas setelah diserang dua perempuan yang tidak dikenal di Bandara Internasional Kuala Lumpur di Malaysia. Aparat Malaysia mengatakan empat tersangka warga Korea Utara, termasuk satu di antaranya telah ditangkap," bunyi berita media satu televisi yang dihubungkan dengan pengeras suara, seperti dilansir The Star, Kamis, 23 Februari 2017.
Berita tentang kematian Kim Jong-nam tidak diberitakan media di Korea Utara. Sedangkan berita-berita media asing dilarang dan disensor ketat oleh Korea Utara.
Kantor berita Korea Utara, KCNA, memecah kesunyian setelah sepuluh hari mendiamkan berita kematian Kim Jong-nam. KCNA menyalahkan Malaysia atas kematian Kim Jong-nam dan menuduh negara itu bermain politik dengan kematiannya.
Selama bertahun-tahun, tentara Korea Selatan yang ditugaskan di perbatasan menyuarakan berita-berita dunia, pesan-pesan propaganda, dan lagu-lagu K-Pop untuk didengarkan tentara Korea Utara menggunakan pengeras suara di beberapa tempat di sepanjang perbatasan yang panjangnya sekitar 10 kilometer.