Duh, Ratusan Tersangka Pemburu Badak Dibunuh di Sini

Reporter

Jumat, 10 Februari 2017 13:51 WIB

Istri Pangeran William, Kate Middletone memberikan susu kepada bayi badak saat mengunjungi Pusat Rehabilitasi Margasatwa dan Konservasi (CWRC) di hutan Panbari di Kaziranga, India, 13 April 2016. REUTERS

TEMPO.CO, Assam –Taman Nasional Kaziranga merupakan kisah sukses konservasi badak yang sangat dibanggakan India.

Seperti dilansir BBC, Jumat 10 Februari 2017, saat taman nasional ini didirikan di Negara Bagian Assam seabad lalu, hanya segelintir badak bercula satu India yang masih tersisa.

Kini, lebih dari 2.400 badak bercula satu, atau dua per tiga dari seluruh populasi dunia, hidup di Kaziranga.

Baca: Unik, Foto Keluarga 500 Orang di Cina Ini Gunakan Drone

Kesuksesan ini membuat William dan Catherine, calon penguasa Kerajaan Inggris, mengunjungi taman nasional ini pada tahun lalu.

Namun, keberhasilan ini dibayar sangat mahal.

Sejak didirikan, penjaga taman nasional telah menembak mati ratusan orang yang diduga akan berburu badak.

Cula dari badak berharga lebih mahal dibandingkan emas. Penjual di Vietnam dan Cina menjual 100 gram obat dari cula badak seharga US$ 6.000 atau lebih dari Rp 50 juta.

Obat dari cula badak dipercaya dapat menyembuhkan banyak penyakit mulai dari kanker hingga gangguan disfungsi ereksi.

Tak heran jika banyak orang memilih berburu badak untuk memperoleh keuntungan besar.

Agar upaya konservasi badak berhasil, pengelola taman nasional menerapkan aturan kontroversial: menembak mati siapa saja yang berusaha berburu di Kaziranga.

Selama dua dekade terakhir, ada 106 tersangka pemburu atau warga setempat yang tewas karena ditembak penjaga hutan.

Ini adalah nasihat dari politikus setempat, MK Yadava. “Semua orang yang masuk ke dalam taman nasional harus mematuhi aturan atau dibunuh.”

Catatan BBC menunjukkan penjaga taman nasional menembak sedikitnya dua orang setiap bulan, atau lebih dari 20 orang setiap tahun.

Bahkan pada 2015, jumlah orang yang tewas ditembak penjaga lebih banyak daripada badak yang dibunuh pemburu binatang. Sebanyak 23 orang tewas dibanding 17 badak yang mati.

“Perintah yang diberikan adalah tembak semua pemburu atau pun orang yang memasuki taman nasional pada malam hari,” kata Avdesh, salah satu penjaga taman nasional kepada BBC.

Avdesh mengaku telah menembak dua orang selama empat tahun bekerja. Tapi ia menyebut tidak membunuh mereka.

Aksinya ini legal karena dilindungi oleh pemerintah. Kementerian Kehutanan yang membawahi taman nasional ini menyebut tidak ada angka pasti korban tewas dalam upaya konservasi badak.

Pemimpin Taman Nasional Kaziranga, Dr Satyendra Singh, menyebut aksi tembak tidak dilakukan begitu saja.

Para pemburu menurut Singh menyewa warga lokal untuk membantu mencari badak. Tapi pelakunya adalah orang-orang dari negara bagian lain.

“Kami selalu memberi peringatan. Tapi jika melawan, mereka kami tembak. Sebisa mungkin dalam kondisi hidup agar diketahui lingkaran kelompok mereka,” ujar Singh.

Dr Singh mengakui dalam tiga tahun terakhir ada 50 pemburu yang tewas ditembak petugas taman nasional.

Bagi warga yang hidup di sekitar Kaziranga, banyaknya korban jiwa menjadi masalah besar.

Kaziranga merupakan daerah padat penduduk seperti wilayah lain di India. Banyak warga merupakan penduduk asli yang hidup dari hutan selama berabad-abad. Mereka juga mengumpulkan kayu bakar dan obat-obatan dari dalam hutan.

Sejak aturan tembak di tempat diterapkan, banyak penduduk tak berdosa tewas.

Kachu Kealing kehilangan putranya, Goanburah, yang tewas ditembak petugas pada Desember 2013. Yang ia miliki saat ini adalah selembar foto buram wajah anaknya.

Goanburah, penyandang tunagrahita, disuruh sang ayah mencari sapi mereka yang masuk ke dalam taman nasional. Petugas menembak Goanburah karena tidak menanggapi peringatan mereka. "Semua orang di desa tahu ia anak cacat.”

Namun Kachu Kealing tak menggugat pemerintah. “Saya hanya orang miskin. Saya tidak mampu menggugat mereka.”

Akash Orang, tujuh tahun, mungkin masih bisa disebut beruntung. Bocah cilik itu ditembak petugas taman nasional saat hendak pulang ke rumah dari toko tapi tetap selamat.

Meski begitu, kakinya terluka parah. Ia terpaksa dilarikan ke rumah sakit di ibu kota Assam yang berjarak lima jam perjalanan.

Ia dirawat di sana selama lima bulan dan melalui selusin operasi. Tapi Akash masih sulit berjalan.

Pihak taman nasional mengakui kesalahan dan membayar seluruh biaya pengobatan serta kompensasi sekitar 200 ribu rupee atau sekitar Rp 40 juta.

Organisasi pelindung satwa internasional, WWF di India, pun berusaha agar pelestarian binatang sejalan dengan penghormatan terhadap nyawa manusia.

Mereka pun mengucurkan dana untuk memberi pelatihan bagi petugas taman nasional dan membelikan kaca mata malam hari.

"Tak ada yang suka dengan pembunuhan," kata Dr Dipankar Ghose, dari program konservasi WWF India.

BBC | SITA PLANASARI AQUADINI


Berita terkait

3.300 Video Seks Sekutu PM Modi Menggegerkan Pemilu India

16 jam lalu

3.300 Video Seks Sekutu PM Modi Menggegerkan Pemilu India

India digegerkan oleh beredarnya video seks oleh seorang politisi yang merupakan sekutu PM Narendra Modi.

Baca Selengkapnya

10 Rute Road Trip Terbaik di Amerika Serikat dengan Pemandangan Alam Menakjubkan

1 hari lalu

10 Rute Road Trip Terbaik di Amerika Serikat dengan Pemandangan Alam Menakjubkan

Menikmati keindahan alam di Amerika Serikat dengan road trip merupakan pengalaman yang harus dicoba setidaknya sekali seumur hidup

Baca Selengkapnya

7 Destinasi Wisata India Favorit Wisatawan Asing

2 hari lalu

7 Destinasi Wisata India Favorit Wisatawan Asing

Menariknya tidak hanya ibu kota India yang megah tapi juga beberapa daerah terpencil yang memikat hati wisatawan mancanegara

Baca Selengkapnya

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

2 hari lalu

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

Pameran sekaligus seminar Industri Pertahanan ini dalam rangka peringatan 75 tahun hubungan diplomatik India-Indonesia.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

2 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Ancaman Bom, Lebih dari 50 Sekolah di Ibu Kota India Dievakuasi

2 hari lalu

Ancaman Bom, Lebih dari 50 Sekolah di Ibu Kota India Dievakuasi

Puluhan sekolah di wilayah ibu kota negara India dievakuasi pada Rabu 1 Mei 2024 setelah menerima ancaman bom melalui email

Baca Selengkapnya

Turis Pose Telanjang di Big Daddy Dune, Pemerintah Namibia Marah

2 hari lalu

Turis Pose Telanjang di Big Daddy Dune, Pemerintah Namibia Marah

Big Daddy Dune menjadi simbol keindahan alam Namibia dan menjadi tujuan populer bagi para wisatawan yang mencari petualangan.

Baca Selengkapnya

Berapa Jumlah Penduduk Bumi Saat Ini? Berikut Penjelasannya

4 hari lalu

Berapa Jumlah Penduduk Bumi Saat Ini? Berikut Penjelasannya

Berapa jumlah penduduk bumi saat ini? Hingga tahun 2024, penduduk bumi mencapai hampir 10 miliar. Berikut ini daftar negara dengan populasi terbanyak.

Baca Selengkapnya

Bukan di Arab, Ini Negara yang 100 Persen Penduduknya Muslim

4 hari lalu

Bukan di Arab, Ini Negara yang 100 Persen Penduduknya Muslim

Negara yang 100 persen penduduknya muslim ternyata bukan di Arab. Lokasinya ada sebelah selatan-barat daya India. Ini ulasannya.

Baca Selengkapnya

Timnas Tajikistan Lolos 8 Besar Piala Asia U-23 2024, Berikut 8 Rekomendasi Destinasi wisata di Negara Asia Tengah Itu

8 hari lalu

Timnas Tajikistan Lolos 8 Besar Piala Asia U-23 2024, Berikut 8 Rekomendasi Destinasi wisata di Negara Asia Tengah Itu

Timnas Tajikistan berhasil lolos 8 besar Piala Asia U-23 2024. Di manakah letak negara ini, destinasi wisata apa saja yang ditawarkannya?

Baca Selengkapnya