TEMPO.CO, Kuala Lumpur—Sebanyak 12 orang diduga tenaga kerja Indonesia hilang setelah perahu motor yang mereka tumpangi tenggelam di perairan Malaysia, Selasa lalu.
Adapun satu korban lainnya ditemukan oleh Tim SAR Indonesia di perairan Sae Taewan, Sebatik, Indonesia, dalam kondisi sudah meninggal dunia.
Seperti dilansir Channel Newsasia, Kamis 9 Februari 2017, penjaga perbatasan Malaysia kini melakukan pencarian terhadap para penumpang yang diduga telah tewas dalam pejalanan dari Tinagat, Tawau, menuju Sungai Nyamuk, Indonesia.
Zubil Mat Som dari polisi perbatasan Malaysia tetapi khawatir korban tidak akan ditemukan karena kecelakaan ini baru dilaporkan 24 jam setelah kejadian.
Berdasarkan rilis yang diterima Tempo dari Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia Kementerian Luar Negeri, Lalu Iqbal, pada Kamis, Konsul RI Tawau memperoleh informasi dari otoritas Malaysia mengenai ditemukannya 2 orang pasangan suami istri yang terdampar di Pantai Batu Payung, Tinagat, Tawau.
Keduanya adalah bagian dari penumpang perahu motor yang membawa 15 penumpang dalam pejalanan dari Tinagat, Tawau, menuju Sungai Nyamuk, Indonesia.
Keduanya ditemukan oleh seorang nelayan pada Rabu sekitar pukul 18.00, dalam keadaan tidak sadarkan diri. Saat ini keduanya berada di Rumah Sakit Tawau untuk mendapatkan perawatan.
Kapal terbalik pada Selasa petang sekitar pukul 18.00. Kedua korban selamat belum dapat dimintai keterangan lebih lanjut karena masih mengalami trauma.
Sementara, 12 korban lainnya masih dalam pencarian. Pihak Malaysia maupun Indonesia telah mengerahkan Tim SAR ke lokasi untuk melakukan pencarian.
Jalur Tinagat-Sungai Nyamuk adalah salah satu jalur yang kerap digunakan oleh TKI ilegal antara Indonesia - Malaysia.
Insiden serupa terjadi pada Januari lalu saat sejumlah penumpang tewas terdampar di pantai Johor, Malaysia. Mereka adalah sebagian dari 40 imigran ilegal asal Indonesia yang berada dalam kapal tenggelam di perairan Malaysia.
