TEMPO Interaktif, Dili:Sekitar dua ribu senjata api Selasa (19/9) kemarin disita dari sejumlah tempat di Timor Leste. Komandan Pasukan Internasional Brigadir Jenderal Mick Slater mengungkapkan hal itu dalam sebuah pernyataan yang dilansir Perserikatan Bangsa Bangsa. "Proses pengumpulan senjata api masih akan terus berjalan," kata Slater. Senjata-senjata itu---sebagian besar senjata api tradisional---disita guna menutup kemungkinan bentrokan antara pihak kepolisian dan militer menyusul dipecatnya 600 serdadu Angkatan Bersenjata Timor Leste yang berasal dari etnis Loro Manu, atau wilayah sebelah barat Kota Dili oleh Perdana Menteri Mari Alkatiri Mei lalu. Secara bersamaan kemarin Komandan Kepolisian Nasional Timor Leste Paulo de Fatima Martins dan Deputi Operasional Ismail da Costa meletakkan jabatan untuk sementara waktu. "Keduanya akan menjalani pemeriksaan," kata Menteri Dalam Negeri Alcino Barris. Keduanya diduga terkait dalam insiden berdarah di Timor Leste. Semua anggota kepolisi yang diduga terlibat, kata Barris, juga diminta untuk bebas tugas. "Agar proses pemeriksaan berjalan secara transparan," tutur Barris. "Mereka yang terbukti bersalah akan kami pecat." Sejauh ini, katanya, sudah seribu anggota polisi yang diminta mengisi formulir pemeriksaan. Di Dili kemarin Wakil Perdana Menteri Rui Maria de Araujo mengadakan pertemuan dengan perwakilan Forum Nasional Keadilan dan Perdamaian Timor Leste di Kantor Pemerintah. Pertemuan digelar menyusul adanya tuntutan dari Forum Nasional agar pemerintah segera bertindak mengakhiri krisis. Namun menurut De Araujo pertemuan belum sampai pada pembahasan mencari solusi untuk menyelesaikan krisis lantaran Perdana Menteri Jose Ramos Horta sedang melawat ke luar negeri. Sejauh ini pemerintah, kata De Araujo, terbuka bagi siapapun yang ingin menyampaikan tuntutan dan memberikan masukan. "Asalkan dilakukan secara damai," kata De Araujo. Hal itu ditanggapai positif Sekretaris Jenderal Forum Nasional Vital dos Santos. Keinginan pemerintah berdialog membuat mereka membatalkan niatnya menggelar demo besar-besaran di Dili hari ini. "Tapi kami akan datang lagi guna menyampaikan tuntutan secara langsung pada Perdana Menteri Horta," kata praktisi hukum ini. Sejak itu negeri muda usia ini dilanda kerusuhan akibat bentrokan kelompok pro timur dan barat yang menewaskan 21 orang. Bentrokan antar geng tak kunjung mereda juga meski sebanyak 3.200 pasukan internasioanl ditempatkan di sana. Sebanyak lebih 10 ribu jiwa mengungsi ke kamp-kamp pengungsian di luar Dili. afp/andree priyanto/jose sarito amaral (dili)