TEMPO Interaktif, Vatikan: Kemarahan sebagian besar umat Muslim dunia kepada Paus Benediktus XVI kemarin berangsur mereda setelah Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad menyatakan "respek" kepada Paus dan sejumlah pemimpin agama yang bertemu di Roma. "Kami menaruh rasa hormat pada Paus dan siapapun yang mengusung semangat perdamaian dan keadilan," kata Ahmadinejad disela-sela kunjungannya ke negeri dengan mayoritas penganut Katolik Roma, Venezuela. Hal senada juga dilontarkan Perdana Menteri Malaysia Abdullah Ahmad Badawi. Namun ia berharap di masa datang Sri Paus tak mengulangi kesalahan yang sama. "Saya amat berharap tak ada lagi pernyataan yang akan menyulut kemarahan umat Muslim," kata pemimpin Organisasi Konferensi Islam, perkumpulan yang beranggotakan 57 negara dengan penduduk mayoritas Muslim ini. Di Roma, Italia, kemarin para pemimpin lintas agama bertemu guna membahas upaya meredam kekerasan akibat pernyataan pemimpin lebih dari 1,1 miliar umat Katolik di dunia itu di Jerman yang mengaitkan Islam dengan kekerasan. "Ini saatnya bagi kita membuka dialog dengan sesama umat beragama," kata Sami Salim, Imam Masjid Agung Roma, sebelum mengikuti pertemuan dengan Kardinal Vatikan Paul Poupard dan Rabi Riccardo Di Segni. Takhta Suci Gereja Katolik Roma juga meminta para diplomatnya yang tersebar di sejumlah negara untuk proaktif menemui pemimpin umat Islam di sana. Kardinal Italia Camilio Ruini mengatakan para diplomat Vatikan itu diminta menjelaskan padangan Paus dan memperlihatkan naskah pidato Paus secara utuh. Tak seperti biasanya, naskah pidato Paus itu pun diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. "Teman-teman Muslim yang baik tolong baca keseluruhan naskah Sri Paus yang kontroversial itu sebelum bereaksi," kata Kardinal Poupard. Sementara itu "harian" Vatikan "L'Osservatore Romano" kemarin terbit dengan halaman muka soal ungkapan maaf Paus yang disalin ke dalam bahasa Arab. Harian berbahasa Italia itu juga terbit dalam bahasa Inggris. | ap/afp/ihs/nytimes/andree priyanto