Efek Kebijakan Imigrasi Donald Trump, 60 Ribu Visa Dicabut

Reporter

Minggu, 5 Februari 2017 07:24 WIB

Sejumlah warga melakukan unjuk rasa menentang kebijaksanaan presiden Donald Trump yang melarang warga beberapa negara muslim masuk ke Amerika Serikat, di depan Islamic Center di Los Angeles, pada saat sholat Jumat berlangsung, 3 Februari 2017. REUTERS/Kevork Djansezian

TEMPO.CO, Jakarta - Departemen Luar Negeri Amerika Serikat melaporkan penolakan terhadap puluhan ribu visa wisatawan asing menyusul kebijakan Presiden AS Donald Trump yang melarang masuknya masyarakat muslim dari tujuh negara berpenduduk mayoritas muslim. Ketujuh negara itu Suriah, Iran, Irak, Libya, Somalia, Sudan, dan Yaman dianggap berbahaya karena diduga menjadi lokasi koordinasi dan operasi kelompok teroris.

"Kurang lebih sebanyak 60.000 visa dicabut sementara, untuk mematuhi perintah eksekutif," ujar juru bicara urusan kekonsuleran Departemen Luar Negeri AS, Will Cocks dikutip dari laman Al Jazeera, Sabtu, 4 Februari 2017.

Baca Juga: ISIS Rayakan Kebijakan Donald Trump, Ini yang Akan Terjadi

Cocks menyebutkan bahwa penolakan visa wisata itu bersamaan dengan pelarangan masuknya pengungsi dari seluruh dunia ke negeri Paman Sam, selama 120 hari

Cocks mengakui pihaknya menerima keluhan selama pemberlakukan kebijakan eksekutif baru AS tersebut, "Kami menyadari bahwa individu yang bersangkutan merasa tak nyaman selama kami melakukan review sesuai arahan eksekutif," katanya.

Para pejabat AS diketahui sempat membantah prosedur baru imigrasi tersebut sebagai gerakan anti-muslim. Trump mengatakan langkah itu diperlukan AS untuk memperketat keamanan terhadap ancaman radikal.

Kebijakan imigrasi Trump ini memicu protes dan unjuk rasa di sejumlah ruas jalan dan bandara lintas negara. Penolakan terhadap kebijakan tersebut datang dari para warga AS.

Simak: Bahas Pengungsi, Trump Mengamuk Tutup Telepon PM Australia

Saat ini perintah eksekutif terkait imigrasi tersebut ditangguhkan oleh Pengadilan Federal di Seattle, yaitu di bawah keputusan Hakim James Robart. Keputusan Robart itu muncul tak lama setelah jaksa dari empat negara bagian AS mengajukan tuntutan.

Kebijakan Trump mereka nilai tak sesuai konstitusi karena memilah individu hanya berdasarkan kepercayaan.

AL JAZEERA | CNN | YOHANES PASKALIS

Berita terkait

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

1 hari lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

1 hari lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

1 hari lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

1 hari lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

2 hari lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

2 hari lalu

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

Kementerian Luar Negeri Belgia mengatakan pihaknya "mengutuk segala ancaman dan tindakan intimidasi" terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)

Baca Selengkapnya

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

2 hari lalu

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

Para pejabat Hamas dan CIA dijadwalkan bertemu dengan mediator Mesir di Kairo untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

2 hari lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya