TEMPO Interaktif, New York: Ribuan orang kemarin serentak menggelar pertemuan dan demonstrasi di berbagai kota di dunia dalam Hari Dunia untuk Darfur. Mereka memprotes kekerasan di Darfur, kawasan yang kini tengah bergejolak di Sudan, dan meminta para pemimpin dunia turun tangan menyelesaikan konflik berkepanjangan di daerah miskin di Afrika itu.Sedikitnya 200 ribu orang telah meninggal di Darfur dan lebih dari dua juta penduduk mengungsi dari rumah-rumahnya sejak kerusuhan pecah pada 2003, kala sejumlah suku Afrika memberontak melawan pemerintah Sudan yang dipimpin orang Arab.Unjuk rasa bagi Darfur ini direncanakan digelar di sekitar empat lusin kota di dunia untuk menunjukkan dukungan bagi rakyat Darfur dan menekan pemerintah Sudan agar melindungi warganya dan mengakhiri perang sipil di sana.Amnesty International dan Human Rights Watch termasuk di antara sekitar 30 kelompok hak-hak asasi manusia di belakang gerakan Hari Dunia untuk Darfur.Puluhan ribu aktivis perdamaian, misalnya, berpawai di Kota New York pada Ahad waktu setempat, sementara para pemimpin agama berhimpun di luar Downing Street, London, Inggris, untuk memanjatkan doa bagi kedamaian di Darfur. Sedangkan orang-orang Kamboja menyalakan lilin untuk mengenang para korban yang berjatuhan di Darfur.Acara ini berlangsung bersamaan dengan dimulainya debat Sidang Umum PBB dan ulang tahun pertama penandatanganan Dokumen Hasil Pertemuan Tingkat Tinggi Dunia PBB 2005.Menurut penyelenggara acara, dokumen itu berjanji "untuk mengambil tindakan bersama jika pemerintah nasional menunjukkan kegagalan dalam melindungi penduduknya dari genocide, kejahatan perang, pembersihan etnis dan kejahatan melawan kemanusiaan."Mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Madeleine Albright tampil di panggung orasi di Central Park Kota New York. Albright menyatakan bahwa Presiden Amerika Serikat George W. Bush dan pemimpin dunia lain harus menyampaikan pesan kepada pemerintah Sudan bahwa negeri itu akan sepenuhnya terasing jika terus menolak masuknya pasukan baret biru PBB."Mereka (pemerintah Sudan) harus mengerti bahwa, jika mereka tak dapat melindungi rakyatnya, masyarakat internasional akan melakukannya," kata Albright.AP | AFP | IWANK