Ramai-Ramai Menentang Amerika

Reporter

Editor

Senin, 18 September 2006 05:27 WIB

TEMPO Interaktif, Havana:Musuh-musuh besar kebijakan Washington, yang tersebar dari Havana hingga Pyongyang, Ahad (17/9) kemarin melalui Konferensi Tingkat Tinggi Negara Non Blok menyerukan upaya menentang dominasi Amerika di panggung dunia internasional. Lebih 50 kepala negara dan pemimpin dunia dari seratusan negara berkembang itu juga menolak penggunaan cap "poros setan" dan mendukung program nuklir Iran guna kemaslahatan rakyat di sana. "Imperialisme ala Amerika menurun. Kini dwi kutub Dunia tercipta," kata Presiden Venezuela Hugo Chavez dalam wawancara dengan televisi Venezuela. "Gerakan Non-Blok terlahir kembali guna menyatukan Selatan." Tetapi sejumlah negara yang punya hubungan dekat dengan Washington, seperti India, Pakistan, Malaysia, Chile, Peru, dan Kolombia mencoba untuk menghindari konfrontasi dan aksi mencela Amerika. "KTT ini tak ditujukan untuk menggalang semangat anti-Amerika, kok," kata Perdana Menteri Malaysia Abdullah Ahmad Badawi yang selama tiga tahun belakangan ini memimpin gerakan ini. Tapi kenyataannya, beberapa pemimpin dunia memakai podium untuk menyentil Amerika dan sekutunya. Diantaranya, yang paling vokal, adalah Korea Utara. Ketua Parlemen Korea Utara Kim Yong-nam menuding Gedung Putih melancarkan aksi-aksi sepihak menindas negeri-negeri kecil. "Amerika memakai isu-isu hak asasi manusia untuk mencampuri urusan dalam negeri negara lain," tutur Kim seraya menambahkan Amerika mengingkari kebebasan negara-negara yang ingin maju dan berkembang sesuai keinginan mereka sendiri. "Cara-cara seperti itu hanya akan menciptakan ketidakstabilan politik dan mengancam keamanan dunia!" Menteri Luar Negeri Kuba Filipe Perez Roque mendesak agar para pemimpin KTT Non-Blok tak sekadar bicara. "Kita (anggota Non-Blok) harus bertindak di pelbagai forum internasional. Dan membuktikan kekuatan kita," katanya. Maklum, jumlah negara anggota Gerakan Non-Blok dua pertiga jumlah anggota Perserikatan Bangsa Bangsa. Sementara itu tuan rumah Raul Castro, yang mewakili kakaknya Fidel Castro, menyatakan gerakan nonblok tengah terlahir kembali. Tak seperti abangnya, Fidel, yang sorang orator sejati dan penuh kharisma, Raul yang menanggalkan seragam militernya di pertemuan itu tak banyak bicara. Pidato pembukaan yang disampaikannya pun singkat. Dalam pertemuan puncak gerakan yang terlahir dari perang dingin Amerika dan Uni Soviet pada 1961 itu para anggota bersepakat mendukung program nuklir Iran. Mereka memandang Iran berhak mengembangkan, meneliti, dan memproduksi energi nuklir. Di sisi lain mereka mengajurkan agar Teheran bersedia bekerja sama dengan Badan Energi Atom Dunia. Sedangkan India dan Pakistan sepakat untuk mencairkan perundingan damai mereka yang sempat membeku lantaran teror bom kereta Mumbai. Pertemuan itu dihadiri Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan, sedang Amerika menolak hadir. scotsman/cbc/andree priyanto

Berita terkait

Hari-hari Terakhir Ikon Revolusi Che Guevara

10 Oktober 2017

Hari-hari Terakhir Ikon Revolusi Che Guevara

Gagal memimpin revolusi di Kongo, Che Guevara beralih ke Bolivia. Ia mati dieksekusi militer negara itu yang sudah dilatih Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Bolivia Peringati 50 Tahun Kematian Che Guevara

10 Oktober 2017

Bolivia Peringati 50 Tahun Kematian Che Guevara

"Setiap orang akan mati. Tapi pemikirannya, tidak," kata Presiden Bolivia, Evo Morales.

Baca Selengkapnya

Obama Cabut Bebas Visa bagi Imigran Kuba  

13 Januari 2017

Obama Cabut Bebas Visa bagi Imigran Kuba  

Presiden Amerika Serikat Barack Obama resmi mencabut kebijakan bebas visa bagi imigran asal Kuba.

Baca Selengkapnya

UU Ini Larang Pemakaian Nama Fidel Castro di Tempat Umum

29 Desember 2016

UU Ini Larang Pemakaian Nama Fidel Castro di Tempat Umum

Majelis Nasional Kuba (parlemen) menyetujui undang-undang yang melarang penggunaan nama ataupun patung Fidel Castro di tempat-tempat publik.

Baca Selengkapnya

Wasiat Fidel Castro: Namanya Tak Boleh Jadi Nama Jalan  

5 Desember 2016

Wasiat Fidel Castro: Namanya Tak Boleh Jadi Nama Jalan  

Tak boleh juga ada patung, monumen, atau taman yang dibangun untuk menghormatinya.

Baca Selengkapnya

Abu Fidel Castro Dikubur Dekat Pahlawan Kuba  

4 Desember 2016

Abu Fidel Castro Dikubur Dekat Pahlawan Kuba  

Tembakan salvo 21 kali mengiringi abu Fidel Castro memasuki tempat peristirahatan terakhirnya.

Baca Selengkapnya

Intel Amerika Berkali-kali Mencoba Membunuh Fidel Castro

28 November 2016

Intel Amerika Berkali-kali Mencoba Membunuh Fidel Castro

CIA pernah mengirim Marita Lorenz, mantan kekasih Castro,
untuk

membunuhnya. Bukannya menghabisi Castro, Lorenz malah bercinta


dengannya.

Baca Selengkapnya

Hormati Castro, Palestina Kibarkan Bendera Setengah Tiang  

28 November 2016

Hormati Castro, Palestina Kibarkan Bendera Setengah Tiang  

Presiden Palestina Mahmoud Abbas memerintahkan agar bendera Palestina dikibarkan setengah tiang untuk menghormati mantan Presiden Kuba Fidel Castro.

Baca Selengkapnya

Kenangan Gorbachev Tentang Fidel Castro

26 November 2016

Kenangan Gorbachev Tentang Fidel Castro

Gorbachev mengatakan peran Fidel sebagai penguat bangsa masih besar dalam beberapa tahun terakhir.

Baca Selengkapnya

Castro Meninggal, Kalla: Dia Pejuang Luar Biasa  

26 November 2016

Castro Meninggal, Kalla: Dia Pejuang Luar Biasa  

Kalla mengatakan Castro adalah sahabat Indonesia yang baik pada masa Bung Karno.

Baca Selengkapnya